1

55 6 3
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kantin, banyak siswa yang memperhatikan Claudya dengan tatapan memuja, bahkan dengan tatapan iri sekalipun akan kesempurnaan fisik yang dimiliki oleh gadis tersebut.

“eh Rel, liat deh cewek yang lagi jalan disana.” ucapa Dave sambil menunjuk ke arah cewek yang dimaksudnya.
“waduh, cakep amat ya, gue kok nggak pernah liat dia pas MOS ya?” tambah Alvian

“iya ya,  apa mungkin dia nggak ikut MOS.” sambar Elvin

“waduh, kok bidadari nya baru nongol sih, kalau gue liat dia pas MOS, mungkin udah gue gebet. Eh Rel, lo kan ketua OSIS, lo nggak tau apa, ada bidadari disekolah kita? Apa lo nggak liat dia pas MOS rel?” tanya Givan.

“kalian apaan sih, segitu lebay nya liat cewek, udah ah, gue mau kekantin.” ucap Farrel sambil beranjak menuju kantin.

“ rel, tungguin.” pinta Givan.
***



“dy, lo mau pesen apa?” tanya Namira.

“hmmm gue mau pesen bakso aja deh, sama jus jeruk ya Nami.”

“oke dy, gue pesan, lo cari tempat duduk ya.”

“oke.” ucap Audy sambil mencari bangku yang kosong.

Suasana di kantin belum terlalu ramai,  mungkin masih banyak kelas yang belum di bubarkan oleh guru yang mengajar. Mata Claudya langsung menuju ke Meja paling pojok di kantin. Ia pun mengeluarkan Handphone sambil menunggu Namira membawa pesanan. Ia mengecek pesan pada akun Line nya, dan menggerakkan jemari di atas layar handphone nya.

“eh lo, siapa suruh duduk disini.”
Claudya pun mendongakkan wajah nya untuk melihat  siapa yang tengah berbicara.

“maaf, ada perlu apa ya tanya nya?”

“disini tu tempat tongkrongan gue, enak aja lo duduk disini.” ucap Farrel sambil menahan amarah.

Kejadian tersebut sontak membuat mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin.

“eh buset, cewek cakep yang tadi, lo galak amat Rel, sama bidadari tu gak boleh galak,” ucap Alvian yang baru datang.

“hai cantik nama lo siapa?” tanya Elvin sambil mengulurkan tangan ke arah Claudya.

Claudya pun mematung di tempat, ia ragu apakah menerima uluran tangan dari laki laki yang ada di depannya ini atau tidak.

“dy, lo ngapain duduk disini, kita gak boleh duduk disini tau, maaf ya kak temen saya lancang, dia gak ikut MOS  soal nya.” ucap Namira sambil menarik tangan Claudya.

“eh tunggu, dia nggak ikut MOS kata lo tadi?” tanya Farrel.

“iya kak.” jawab Namira gugur.
“ Nama lo siapa.” tanya Farrel pada Claudya.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Farrel, Claudya pun malah menarik Namira untuk menjauh dari tempat tersebut dan berjalan keluar kantin.

“aduh dy, ini gimana jadinya?, kita bakalan kena bahaya dy, aduh gue takut kena masalah,” ucap Namira, cemas.

“bahaya gimana maksud lo?”

“ akibat lo nggak ikut MOS, jadi gini, gue ceritain ke elo ya, yang tadi tu kak Farrel ,dia ketua OSIS, orang nya tampan banget pastinya, tapi sikapnya dingin banget, cuek, ketus banget orang nya, dia tu idola para siswi di sini, banyak yang ngejar dia, cool Abis, tajir banget lo dy, gimana enggak, bokap nya aja pemilik perusahaan minyak terbesar no 1 di Arab , cowok Most Wanted disekolah ini, blasteran indo-arab, bukan dia doang sih, temennya yang 4 lagi juga, tapi dia idola nomor 1 disini, jadi siapa pun yang berurusan dengan 5 cowok tadi, bakalan abis sama mereka, mereka Trouble Maker, tapi mereka semua tampan, tempat tongkrongan mereka di kantin paling pojok tempat lo duduk tadi, siapun yang berani ganggu mereka bakal abis dy.” jelas Namira panjang lebar dan sedikit gaje.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang