4

27 3 7
                                    

“ Terima kasih pak. ” ucap Claudya dan Alzana bersamaan.

***

“ Hai nama lo Claudya ya?”tanya Alzana.

“Iya kak, panggil Audy Aja.” Jawabnya.

“Kakak, Alzana ya?” Tambahnya.

“Iya.”

“Oh iya, gue denger semasa SMP lo meraih medali perunggu ya?” Tanyanya dengan mata berbicara.

“Alhamdulillah kak, tapi palingan Cuma kebetulan.” Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mereka berjalan menyusuri koridor menuju kelas masing masing. Dan kelas Claudya searah dengan kelas Alzana, sehingga mereka berjalan beriringan.

Sekarang di tengah koridor masih sepi, karena sekarang masih dalam proses belajar mengajar. Suasana pun hening seketika, sehingga tawa terdengar dari mulut Alzana memecah keheningan di antara mereka.

“Loh kok ketawa sih kak?” tanya Claudya bingung.

“Lo lucu ya, mana ada di dunia ini yang cuma kebetulan, itu semua sudah tergaris dalam takdir lo, aneh aneh aja kebetulan.” Ucapnya diselingi tawanya.

Claudya hanya tersenyum tipis tidak tau harus bagaimana, hingga akhirnya dia sampai di depan kelas nya dan meminta izin pada Alzana untuk masuk terlebih dahulu.

Pintar juga dia milih.Batin Alzana dalam hati sambil tersenyum miring

***

Saat ini Claudya tengah bersama ke 4 temannya duduk di kantin seperti biasa. Menikmati makanan sambil mengobrol ringan dan sesekali tertawa. Terlebih ketika Kiesya bercerita tentang orang tua nya yang berniat menjodohkannya dengan teman mamanya, hal tersebut sontak mengundang tawa para temannya, entah dari mana lucunya cerita tersebut.

Mereka lima sekawan, semakin hari semakin akrab, padahal baru tiga hari mereka kenal, tapi mereka sudah seperti orang yang sudah lama bersahabat, saling terbuka satu sama lain, sampai pembicaraan serius keluar dari mulut Claudya yang menghentikan tawa mereka.

“Gue punya masalah serius.” Ucap nya dengan wajah lesu.

“Lebih serius dari masalah gue Dy?”Tanya Kiesya.

“Hmmm, bukan juga sih.”

“Lha terus?” tanya Sheza sambil mendesak Claudya untuk bercerita.

“Gue tadi di panggil Kepsek, nah gue di kasih kesempatan buat jadi perwakilan sekolah dibidang Olimpiade Biologi, gue seneng banget, tapi nenek gue ga ngeizinin gue buat ikut lomba lomba lagi, gue ga bisa ngebantah, beliau udah lebih dari ibu kandung gue sendiri, sejak umur 40 hari gue udah ditinggal sama ibu gue, dan beliau yang ngerawat gue sampai gue kaya gini, gue sayang banget, tapi gue juga mau ngebanggain orang orang yang gue sayang.”
Suara Claudya terdengar sendu, bahkan gadis cantik tersebut hampir mengeluarkan air mata.

Claudya sudah banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada teman temannya, sehingga mereka semua tau apa saja yang sudah terjadi di hidup Claudya, dia yang meraih medali perunggu bahkan emas sekalipun, dan tekad nya untuk merain medali emas tahun ini.

“Dy, coba lo yakinin nenek lo, gue yakin nenek lo kaya gitu, mungkin karena over protektif nya sama lo, gegara ngga mau cucu kesayangannya kenapa napa, tapi gue yakin dari lubuk hatinya yang palinga dalam, nenek lo pasti ingin lo sukses dan bakalan seneng liat apa yang lo inginkan, coba bicara baik baik sama nenek lo Dy.” ucap Alin tulus.

“Iya Dy, nenek mana yang nggak bakalan bangga liat cucunya sukses? Gue yakin, mungkin nenek lo ngga bermaksud buat ngelarang lo ikut lomba, mungkin ada maksud lain, tapi coba lo yakinin, gue yakin nenek lo ga bakalan tega ngelarang lo ikut lomba.” Tambah Sheza.

“Kita bakalan bantuin lo Dy.” Ucap Sheza sambil menepuk bahu Claudya.

Baru saja Claudya ingin beranjak memeluk teman temannya, tiba tiba sebuah tangan telah menarik nya dan membisikkan sesuatu tepat di telinganya.

“Nanti gue tunggu lo di parkiran. ”
Claudya pun berbalik untuk melihat orang tega mengancurkan suasana melankolisnya.

“Ada apa ya kak?” Tanya nya polos.

“Inget kata gue tadi.” Bukan nya menjawab Farrel malah berlalu meninggalkan Claudya dan teman temannya.

Tanpa mereka sadari, banyak pasang mata yang tengah memperhatikan mereka, bahkan tatapan iri di tujukan pada Claudya bagi para fans Farrel.

Di tempat lain seseorang telah memperhatikan mereka dengan tatapan “perang dimulai.” Untuk Claudya.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang