Farrel pun menarik Claudya untuk masuk ke Restaurant dan menyuruh menjalankan perintah nya. Claudya pun hanya berjalan pasrah mengikuti Farrel.
Setelah selesai makan, Claudya langsung diantar Farrel menuju rumahnya tanpa ada pembicaraan selama di perjalanan. Begitu sampai didepan rumah, Claudya turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada Farrel dengan tatapan datarnya.
“Lo nggak nawarin gue masuk dulu?” tanya Farrel.
“Nggak ah, males gue, gue masuk dulu kak.” Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Farrel.
Farrel hanya menatap punggung Claudya yang mulai menghilang.
***
“Nek, Mama sama Papa jadi berangkat ke Jerman?" Claudya berjalan menghampiri nenek nya yang tengah asik berkutat dengan wajan dan spatulanya.
“Iya sayang, kata mama kamu, mereka berangkat lusa, uhuhuhuk.” Kata nenek nya sambil terbatuk.
“Nenek kalau nggak kuat nggak usah masak, biar Audy beli makanan aja.”
“Tuh makanya, kamu harus belajar masak, kalau nenek sakit siapa yang bakal masakin buat kamu, nggak mungkin kita beli makanan terus Dy.” Ucap wanita yang masih terlihat gurat kecantikan diwajahnya meski sudah berusia kepala enam.
Claudya hanya menunjukkan cengirannya pada sang nenek, sambil berlalu menuju kamarnya tanpa meninggalkan sepatah katapun.
Ting
Sebuah notifikasi masuk ke hp nya.
Kiesya Sahanaya invited you join the grup
Setelah menekan join Claudya langsung merebahkan badannya di kasur.
Ting sebuah notifikasi pesan Masuk.
Grup nya para manusia kece (5)
Kiesya Sahanaya : Hallo gengs ku cemuwaaa
Sheza Issyiya : Ih lebay banget deh Kie
Kiesya Sahanya : Biarin, uka uka dedeq dunkz
Ih Kiesya Alay deh
Kiesya Sahanaya: Haiii Audy
Kisya Sahanaya: Eh Dy, lo jadi nemuin kak Farrel ga?? Ga kena amuk lo kan dy? Lo ga ngeindar kan?
Namira Salsabila: Ih Kie, lo kepo deh, Btw Dy, gue ketularan kepo nya si kunyuk Kiesya nih, cerita dong
Sheza issysiya : Ah iya Dy, cerita dongg
Alina Zein : Ayoo cerita Dy
Giliran bahas ini, lo semua pada muncul males gue dah
Alina Zein : Pelit deh, cerita Dy, kalau ngga, besok pagi lo bakal abis sama gue Audy
Kiesya Sahanaya: Cerita Dy, kalau ngga, gue bakal nyebarin berita ini di grup kelas
Sheza issyiya: Cerita kek Dy
Alina Zein : Yo Dyy, udah ga sabar nih gue
Iya deh iya
Tadi gue di suruh bayarin dia makan, gegara ga ikut MOS
Itu doang, receh banget Ancamannya
Dia ngancam, kalo gue ga mau, dia bakal ngeMOS gue sendiri
Lebih kejam dari MOS kemaren kata tu senior
Namira Salsabila : ih, itu mah modus dyy
Kaya nya kak Farrel naksir sama lo deh dy
Kiesya Sahanaya: iya dy, Cuma ga ikut MOS malah di permasalahin
Mana Cuma lo doang yang di gituin
Alina Zein: pasti kak Farrel ada apa apanya deh dy
Siap siap kena amukan Fans kak Farrel dy
Dan kite kite bakal siap siap buat ngelindungin lo
Gue ngedukung lo sama kak farrel dy
Sheza issyiya: paan sih lo lin, Gaje Amat
Jangan di tanggapi serius kali She
Udah ya, gue mau tidur, ngantuk byeClaudya pun mulai memejam kan matanya, tapi perkataan nenek nya beberapa hari lalu masih terngiang dikepalanya. Wanita yang disayanginya itu melarang nya untuk mengikuti berbagai macam perlombaan mulai saat ini. Tetapi inilah masa masa yang sangat dia nanti, masa mengukir berbagai macam presatasi di masa putih abu abunya. Apalagi dia sudah mempersiapkan dirinya untuk meraih medali yang sangat diinginkannya, akibat memikirkan itu, lama kelamaan dia tertidur dan berlanjut di bunga tidurnya
***
Tok tok tok
“permisi bu.” ucap seseorang yang sudah tidak asing lagi bagi Claudya berjalan memasuki kelas nya
“ saya di suruh kepala sekolah untuk memanggil siswi yang bernama Claudya Amiesha bu.” ucapnya
“oh, ya silahkan.” kata bu Rina sambil memberi izin Claudya
Farrel pun berjalan keluar kelas sambil diikuti Claudya
Tidak ada percakapan selama berjalan di koridor, kedua nya sibuk pada pikiran masing masing
“eh lo.” ucap Farrel membuka percakapan
“apa kak?” tanya Claudya
“ngapain lo di panggil kepala sekolah?”
“ya mana gue tau.” jawabnya acuh
“pasti lo udah buat rusuh ya, baru sekolah udah langsung buat rusuh.”
“enak aja lo ngomong, gue siswi teladan tau.”
“bodo amat, gue ga peduli, gue mau balik ke kelas, lo tau kan ruang KEPSEK?” Farrel berlalu meninggalkan Claudya.
Claudya pun berdecak sebal melihat tingkah Farrel yang rada aneh menurutnya.
“ah bodo ah.” monolognya sambil berjalan menuju ruang kepala sekolah
Setiba nya di depan ruang kepala sekolah, Claudya langsung mengetuk pintu ruang Kepsek
“masuk.” terdengar suara dari dalam
“bapak manggil saya pak?” tanya Claudya sambil berdiri di depan kepala sekolah
“silahkan duduk.”
Claudya pun menarik kursi yang ada didepannya dan duduk dihadapan kepala sekolah nya yang terkenal akan kesuksesannya dalam memimpin disamping nya telah ada seorang siswi yang tengah tersenyum pada nya, yang diyakini kalau siwsi tersebut adalah siswi kelas 11 dilihat dari lambang di lengan kirinya
“ langsung ke inti nya saja, saya mau kamu mewakili sekolah kita di bidang olimpiade Biologi tingkat kota tahun ini, untuk tahun sekarang masing masing sekolah mengirim 2 perwakilan perbidang. Untuk perwakilan Biologi saya menugaskan kepada kalian berdua, kamu Claudya Amiesha kelas 10 IPA 1 dan Alzana Shakira kelas 11 IPA 1. Alzana merupakan perwakilan tahun kemaren tapi belum berkesempatan untuk membawa medali dan saya harap kalian akan saling berkoordinasi untuk meraih medali tahun ini. Dan saya ingin kalian benar bersungguh-sungguh, saya ingin kalian mengharumkan Provinsi kita. Mulai bulan depan saya akan mengirimkan kalian ke salah satu Universitas dengan jurusan Biologi terbaik di negara ini. Saya akan memberi surat ini pada orang tua kalian.” ucap kepala sekolah sambil menyodorkan masing masing satu amplop ke arah Claudya dan Alzana.
“didalam nya juga terdapat surat yang berisi izin dari orang tua kalian, tolong di tanda tangani, sekarang kalian boleh kembali ke kelas, nanti kalian akan di bimbing bu Lita, tunggu saja informasi dari beliau.” tambah kepala sekolah sambil beranjak dari kursi beliau.
“ terima kasih pak.” ucap Claudya dan Alzana bersamaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting
Teen Fiction"Gue nggak seperti yang lo liat, lo boleh ambil apa aja dari gue, tapi jangan ambil dia saat dunia mengucilkan gue. " Pada akhirnya, semua hanya tinggal janji tanpa sebuah bukti.