Sebelum itu..,
"Pemirsa, kami melaporkan bahwa, retakan di bendungan komodo kembali terlihat, retakan tersebut sepertinya memanjang dari kilometer 10 hingga kilometer 13. Retakan ini muncul sekitar pukul setengah 6 pagi tadi. Dan juga kami kembali melihat retakan di kilometer 30, tepat di samping pintu gerbang 30, ya! benar sekali pemirsa, gerbang yang sebelumnya sudah penyok karena tertabrak bongkahan bendungan anoa kemarin, meskipun penyok itu sudah tak terlihat akibat terendam air, sebelum ini sama sekali tak terlihat bahwa daerah itu akan mengalami retakan seperti sekarang... Sementara itu juga, kami masih belum melihat tanda-tanda akan diadakannya konferensi pers terkait hal ini..."
...
"Hah?!"
"Lohh?"
"Apa?"
Respon mereka semua terkejut, Semua mata tertuju pada Afifah, dengan lirikan heran.
Afifah sendiri terkejut dan terlihat panik
"E-Eh.. Ngg-, Gak.. Gak gitu maksudnya" Ucap Afifah kikuk sambil sedikit melambaikan tangannya ke depan mereka
Semuanya semakin heran dengan Afifah. Apa yang terjadi padanya?
"Ehm.. Itu, maksud gue apa kita gak bisa langsung buka gerbangnya aja gitu?, jadi kita gak perlu ngasih tau semua warga soal ini" Jawab Afifah terlihat ragu sekaligus sedikit panik
Mereka semua semakin heran dan sedikit curiga pada Afifah
"Ya, terus kalo kita buka gerbannya gitu aja, terus evakuasi warganya gimana? Kita biarin aja tenggelam gitu?" Respon Rasyid menyangkal jawaban afifah
"Ya.. Kan bisa kita suruh semua warga buat evakuasi lewat teks aja gitu, gak usah di jelasin kalo sebenernya ini salah pemerintah. Ram lu bisa ngirim pesan teks gitu keseluruh orang kan?, lewat apa aja deh yang lu bisa" Elak Afifah seperti tak mau kalah
"E-Eh.. Ehm.. Kayaknya sih bisa, tapikan kit..."
"Nah, yaudah gitu aja, terus kita langsung kesana buat buka gerbangnya" Sahut Afifah memotong pembicaraan Rama
Sejenak suasana menjadi aneh, mereka mulai menaruh curiga pada Afifah.
"Bukannya rencana kita itu setelah kita kasih tau warga soal ini, kita harus nunggu mereka evakuasi dulu beberapa hari ya? Kok mau langsung dibuka?" Respon Rama
Afifah sedikit terkejut, terlihat dari sikapnya, mungkin situasinya tidak sesuai dengan harapannya
"Iya.. Emang sih, hitung mundurnya makin tipis, tapi kan tetep aja kita perlu nunggu sampe semua warganya keluar dari jakarta" Sambung Rama
"E-Eh... Ya... Gak gitu sih..." Respon Afifah kembali kikuk
"Lu kenapa sih? Kok kaya gak setuju gitu?" Tanya Rasyid curiga
"Iya.. Aneh gitu jadinya" Respon Arsya
Mereka semakin curiga dengan Afifah, apa yang dia rencanakan? Padahal sebelum ini dia setuju dengan rencana Rama, Tapi kenapa sekarang ia malah terlihat seperti menolak rencana milik Rama?
"Kalo lu khawatir kita bakalan di amanin sama pihak berwajib, tenang aja, Gue udah atur biar mereka gak bisa nemuin kita, Nanti di live-pun kita gak bakalan ngeliatin muka kita kok, gue cuma ngeliatin papan tulis sambil jelasin lewat gambar skecth gitu, terus gue juga bakalan live lewat server di China, kebetulan servernya gampang di akses, nanti kalo mereka ngelacak kita bakalan butuh waktu agak lama setidaknya, kalo lumasih takut kita pindah dari sini deh, gue ada tempat lain yang aman" Ucap Rama seperti mencoba meyakinkan Afifah, karena dia pikir Afifah ketakutan akan hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta
Science FictionDi Tahun 2020 perkembangan teknologi semakin pesat, banyak hal positif yang dirasakan manusia. Namun mereka tak menyadari akibat ulah mereka, manusia membuat polusi dimana-mana, asap kendaraan, limbah pabrik, dan zat kimia berbahaya lainnya membuat...