"Dengar, kalian harus cepat masuk kedalam, tidak baik jika terlihat banyak orang" Ucap Rito-san sedikit berbisik sesaat setelah berhenti di depan lobby gedung pusat pengendalian bendungan.
"Ayo, semuanya cepat masuk kedalam" Perintah Rito-san sambil memegangi pintu mobil
"Pak Edi.. tolong parkirkan mobil saya, ini kuncinya" Ucap Rito-san pada Pak Edi selaku satpam yang bertugas di gedung itu sambil memberikan kunci mobilnya
"Ayo cepat masuk kedalam"
Didepan gerbang gedung pengendalian bendungan terlihat banyak sekali wartawan yang berdesak-desakan meminta kejelasan informasi, tapi untungnya keamanan disana cukup untuk menahan para wartawan
...
"Baiklah, kalian tunggu dulu disini, aku akan mengurus sesuatu dulu.." Ucap Rito-san sembari meninggalkan mereka di tempat yang terlihat seperti ruang tunggu dengan meja dan sofa panjang membentuk kotak mengelilingi mejanya
"Eh, ini seriusan pusat pengendaliannya?" Bisik Arsya yang kemudian duduk diruang tunggu
"Iya kali, dia yang ngebawa kita kesini" Jawab Rava ikut duduk dan disusul dengan lainnya
"Tadi kan Rito-san bilang dia mau bawa kita ke pusat pengendaliannya, ya berarti ini tempatnya" Jawab Hilda
"Kok dari luar gedungnya keliatan kecil banget dah, gak keliatan kaya gedung sama sekali" Lanjut Arsya
"Yehh... gedung tingkat 7 kayak gini dibilang kecil? Jawab Hilda
"Dih.. Kok lu tau ini gedung tingkat 7?" Tanya Arsya
"Tadi dari depan sempet gue itungin belahannya dari luar" Jawab Hilda
"Waduhh iya dah belahan yakan :v" Respon Rava
Rama malah sibuk celingak-celinguk kesana kemari, entah apa yang dia cari atau memang dia tidak terbiasa di tempat seperti ini. Lain halnya dengan Afifah yang malah keliatan murung, sepertinya dia masih belum melupakan kejadian tadi
"Af... Lu ngapa sih? Diem.. Aja dari tadi" Tanya Hilda mulai penasaran
Hilda diacuhkan begitu saja
"AFIFAH!!!!" Teriak Hilda sembari menepuk pundaknya
"Udah yang tadi lupain aja, orang kita juga gak begitu peduli" Ucap Arsya ikut membantu Hilda menenangkan Afifah..
"Iya... Noh, liat yang laki, emang ada yang peduli sama yang tadi?" Tanya Hilda
Afifah melirik semuanya perlahan, satu persatu, kemudian ia sepertinya merasa lebih lega
*Menghela nafas*
"Makasih ya... Gue udah gak apa-apa kok" Jawab Afifah tersenyum tipis
"Nah gitu dong" Ucap Hilda
"Ini baru namanya Afifah yang kita kenal" Ucap Arsya
Mereka bertiga saling berpelukan layaknya seorang gadis biasa
"Woy, udah selesai dramanya?" Tanya Rasyid
"Diliatin sama penjaganya noh.." Sahut Rava
Mereka bertiga berhenti berpelukan
"Haduhh... Tadikan Rito-san bilang jangan sampe diliatin banyak orang" Ucap Rama
"Kalian malah pada rusuh sendiri, pake teriak-teriakan segala lagi.." Sambung Rasyid
Rito-san keluar dari sebuah ruangan yang tadi ia masuki sembari mengamati Hp-nya dan berjalan menuju arah ke enam sekawan tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta
Science FictionDi Tahun 2020 perkembangan teknologi semakin pesat, banyak hal positif yang dirasakan manusia. Namun mereka tak menyadari akibat ulah mereka, manusia membuat polusi dimana-mana, asap kendaraan, limbah pabrik, dan zat kimia berbahaya lainnya membuat...