IV

10 0 0
                                    

Fikri Herlambang, malaikat maut penggores hati suci seorang Isha. Ia berkata bahwa Isha kekanak-kanakan, tidak bisa diajak keluar malam, dan tidak suka dengan perlakuan para sahabatnya. Masalah sepele bukan? Tidak jika menurut Fikri. Jalan yang tepat hanyalah berpisah dan memulai hubungan dengan wanita lainnya, yang menurutnya dewasa dan bisa diajak keluar malam. Entahlah siapa yang bodoh, Isha yang bodoh dengan cinta tulusnya mencintai malaikat maut, ataukah Fikri yang bodoh dengan keputusannya meninggalkan bidadari.

Isak tangis tak kuasa terbendung saat komitmen itu terputus. Bisa apa gadis itu selain menangis dan mengadu pada yang kuasa. Tangisannya habis di masjid dekat rumahnya, waktu sholat maghrib hingga isya’ dihabiskannya dengan tangisan memohon ampun.

“Ya Allah ampuni segala dosaku semasa hamba bersama Mas Fikri, ampuni hamba Ya Allah, selama bersama Mas Fikri aku melupakanmu, hamba mencintainya lebih dari cinta hamba untuk-Mu, sungguh tak pantas hamba-Mu ini, buatlah hamba dan Mas Fikri sama-sama bahagia dengan keputusan yang telah terbuat, astaughfirullah” kurang lebih seperti inilah aduan Isha pada Tuhannya.

Maafkan author laknat satu ini yaa :'))

Berpisah Tuk BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang