VIII

14 1 0
                                    

Satu kisah, satu kejadian, dan satu pembelajaran. Pertama, aku belajar bagaimana persahabatan Isha dan ketiga sahabatnya begitu erat dengan berbagai perbedaan didalamnya. Sering kali bertengkar, tanpa ada perpisahan. Mereka menyikapi Isha dengan sangat baik. Kedua, aku belajar bagaimana saat aku meninggalkan Isha, ia begitu tegar dalam rapuhnya, aku sadar bahwa tak seharusnya perbedaan disikapi dengan perpisahan. Ketiga, aku belajar bagaimana ibunya Isha menyikapi permasalahan anaknya, ia bertutur layaknya orang dewasa dan remaja. Tiap tuturnya begitu meresap dalam hati, seakan beliau merasakan pula sakitnya tanpa memandang adanya perbedaan bahwa ia ibunya dan Isha anaknya. Pelajaran utamanya adalah bukan bagaimana cara kita untuk menyatukan perbedaan, tapi bagaimana kita berbahagia dalam sebuah perbedaan. Perbedaan bukan alasan perpisahan.

Terkadang saat kita ingin memahami seseorang, kita harus dalam posisinya. Saat bersama anak kecil, bukankah kita patut jika bertingkah layaknya anak kecil. Saat bersama remaja, kita juga patut seperti remaja. Saat bersama orang dewasa, kita hanya layak bertingkah yang sesuai. Tutur kata, tingkah laku, semuanya harus dalam porsi yang tepat.

Bukan berarti kekanak-kanakan, saat kita bersama seorang anak kecil dan bertingkah sepertinya, bukankah maksud kita hanya untuk memahami? Bukan berarti pula saat kita bersama remaja wanita kita bertingkah sepertinya, sedang posisi kita lawan jenisnya. Bertingkah yang sewajarnya saja, pahami ia dengan kondisinya. Jika salah benarkan, bukan menghardiknya dengan sesuatu yang akan menggores tipis hatinya. Semua makhluk tercipta dengan hati yang dapat sekuat baja dan selembut sutera.

Thor?!  Pengen banget dah ketemu sama kamu, pengen nimpuk, nonjok, dan njorokin ke jurang, dasar author laknat!! Udah cerita setiap part gantung, partnya pun gantung, ending juga, aish cerita apaan ini!!

Maafkan author ini yaa :3

Berpisah Tuk BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang