“Mas sedang apa? Melamun dan tersenyum sendiri samapai tak sadar bahwa aku disini” suara lembut seorang wanita terdengar setelah kubuyarkan lamunanku.“Ah kamu, ndak papa kok, kenapa tidak menyadarkan Mas tadi?”
“Aku lebih baik menunggu daripada mengganggu Mas, ini Adek bawakan makan siang, sebenarnya ingin menunggu di bawah, tapi sekalian ingin menengok ruang kerja Mas sekarang”
“Alhamdulillah, Mas sebenarnya lapar dan ingin menghubungi Adek tadi, tapi Mas asik ngelamun, maaf ya sayang”
“Ndak papa kok Mas, ngelamunin apa sih?”
“Itu, ngelamunin waktu kita terpisah sama keputusannya Mas yang bodoh waktu itu, aku ingat detailnya kamu bercerita saat kita bersatu lagi, maafkan Mas ya”
“Masyaallah Mas, itu sudah beberapa tahun lalu, kenapa tiba-toba mengingatnya?” bibir tipisnya tertawa ringan
“Ingin saja, Mas benar-benar merasakan bahwa ucapan adalah doa, ibu berkata kalau kita berpisah untuk bertemu dengan keadaan sama-sama pantas dan terjadi semuanya”
“Sudahlah Mas, ayo makan” ia kembali tertawa ringan
Tepat. Gadis yang kulamunkan kisahnya adalah isteriku, Huwaida Aisha dan aku lah malaikat maut itu, Fikri Herlambang. Butuh waktu yang cukup lama untuk menyadari bahwa perbedaan bukan alasan untuk berpisah. Waktu itu aku memang tak berpikir panjang dan memutuskannya dengan alasan gila yang terlintas dibenakku. Aku memang bodoh waktu itu.
Pengen banget rasanya manjangin *eh manjangin?! Maksudnya jadiin long story buat cerita ini, tapiii.. aku pikirin lagi deh
Kalo kalian mau aku buat long story-nya komen aja yaa, jangan sungkan, malu, ato apalah, sama author gila ini :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah Tuk Bertemu
Short StoryTrue story but no curhatan, just short story, lagi pengen nulis aja, typo dkk itu khilaf, read!!