bagian 02: Lampu Merah

366 25 0
                                    

    Terik matahari seakan menyengat kulitku. Asap asap kendaraan tidak membuatku letih dengan apa yang aku kerjakan sekarang aku masih setia dengan kerincingan- dari tutup botol- di tangan. Aku mengusap peluh keringat di dahiku,

   "Namun semangat nya tak'kan pernah pudar hingga tuhan kan berikan jalanan....ooooo...."

Aku terus bernyanyi di samping mobil mewah yang berhenti ketika lampu merah.

     "Makasih kak" aku mengucapkan terima kasih ketika penumpang di mobil mewah itu memberikan uang 5000 rupiah padaku walaupun menurut mereka kecil tapi setidaknya ini besar buatku.

     Aku segera menyingkir ke tepi jalan ketika lampu kembali hijau. Dan mobil serta motor bergerak melanjutkan perjalanan mereka.

***

   "Kakak dapet berapa hari ini?" Tanya gadis kecil--temanku-- ketika aku sampai di kolong jembatan tempat kami istirahat sebentar dari mengamen atau mengemis.

      "Baru dikit kok, kau dapat berapa? Udah banyak?" Aku bertanya padanya sambil mengusap rambut pendeknya.

      "Cuma dua puluh ribu, kak" jawabnya sedih, aku tahu betul bahwa uang dua puluh ribu itu cukup besar buatku tapi tidak dengan monster -itu orang tua angkat ku.

       "Lebih baik kita cari lagi, kau ingin ikut denganku?"  perlahan senyum yang aku tunggu tunggu akhirnya terbit.

     

***

     Ketika aku sampai di tempat terkutuk hari sudah menjelang malam dan baru saja aku ingin bernafas lega telah sampai suara jeritan gadis kecilku terdengar. Bergegas aku berlari dan membelak kan mata,

     "Hei apa yang kau lakukan?"

#Wattys2017
*****

Thanks guys udah nge-vote sama baca cerita ini. Doain cerita ini menang ya.

Jangan lupa baca terus ini cerita, sorry kalau suka lama ngepost.

Mom And Dad (?) #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang