chapter 7.2 [Room 1]

226 30 9
                                    

DUAR!!

Marry langsung tutup mata dan menggenggam kuat lengan Daniel. Daniel pun refleks mengalihkan pandangannya pada Marry

"a-ah mi-mianhae" Marry melepaskan genggamannya

"Kau bilang kau tidak takut"

Marry hanya diam.

Daniel pov

Yeoja ini. Dia bilang tidak takut, tapi hanya karna suara tembakan saja ia langsung menggenggam lenganku.

Genggamannya kuat sekali. Sepertinya ia benar benar ketakutan.

Ah, ia benci horror. Aku lupa yang Jihoon bilang tadi. Aku menghela nafas, sepertinya kami akan lama berada disini.

---

Daniel akhirnya menggenggam tangan Marry pelan dan membawanya ke arah rak buku yang ada di depannya. Marry terkejut tangannya digenggam Daniel, "a-apa yang kau lakukan?". Daniel berhenti dan menatap Marry malas "kau takut bukan? Sudahlah tak usah banyak bicara, sekarang kau bantu aku memindahkan buku buku ini" Daniel mulai mengambil buku paling atas dan mengopernya kepada Marry. Dan setelah selesai dengan rak paling atas, Daniel melihat huruf yang tertera didepannya.

"Kau menemukan sesuatu?" tanya Marry.

Daniel mengangguk "Huruf P, dan C. Sepertinya kita harus memindahkan semua buku yang ada di rak ini" Daniel mulai memindahkan buku buku yang masih ada di rak tersebut dan Marry ikut membantu memindahkan buku yang ada dibawah rak hingga akhirnya mereka selesai memindahkan semua buku, "29, 1, 35, 2. Apa maksudnya ini Daniel ssi? " tanya Marry penasaran. Daniel melihat nomor nomor yang tertera, dan ia menyadari sesuatu. Daniel kembali menggenggam tangan Marry, membawanya agak jauh dari rak itu.

"Kau lihat? Sepertinya ini sebuah petunjuk ada tulisan P dan C dan dibawahnya ada angka. Sepertinya kita harus membuka sebuah buku" jelas Daniel

"Tapi disini tidak ada buku" gumam Marry sambil melihat sekelilingnya dan berhenti tepat dibawah kakinya, "eo? Mungkinkah dibawah sini? Pola garis lantainya aneh" Marry berjongkok dan meraba raba lantai tersebut. Merasa ada celah, ia langsung membuka lantai itu dan terdapat sebuah buku dongeng "Ah, ada!" seru Marry. Daniel menoleh kearah Marry "Jinjja? Coba kita lihat" Marry mengangguk dan memberikan buku itu kepada Daniel.

Daniel mulai mebuka buku itu. Membolak balik halaman dan mencari sesuatu, "Firasatku mengatakan yang dimaksud huruf P itu adalah Page dan C itu Column" ucapnya masih fokus pada buku tersebut. Marry mengangguk mengerti lalu ikut mencari.

Mereka tidak menyadari bahwa jarak keduanya sangatlah dekat.

"Ketemu! 'Tekan'. Baris pertama mengatakan dari rak itu berbunyi tekan" seru Daniel. Marry juga mendapatkan sesuatu "Baris kedua berbunyi tombol" Daniel mengangguk "Baiklah tinggal dua baris terakhir"

Mereka bersama sama mencari kata yang dimaksud dan akhirnya mereka menemukannya, tertulis 'Foto' dan 'Buku'. Mereka saling berpandangan bingung. Daniel mendapatkan ide

"Coba kita satukan kata kata itu. Pertama, tekan"

"tombol, foto, buku"

"Tekan tombol foto buku" jelas Daniel, "kita haru menekan tombol yang ada di foto bergambar buku"

Mereka mengedarkan pandangan keseliling ruangan itu dan akhirnya menemukan foto buku itu, "Daniel ssi, itu disana gambar bukunya" tunjuk Marry, Daniel mengangguk dan langsung menuju ketempat foto tersebut, tidak lupa ia mengandeng Marry agar tidak tersesat. Sesudah berada di hadapan foto tersebut Daniel memencet tombol yang ada dibawah figura tersebut.

DUAR!! KREEEKK!!

"KYAA" teriak Marry yang langsung menenggelamkan mukanya di lengan Daniel. Daniel juga sedikit kaget dengan efek suaranya, ia hanya menutup kupingnya karena efek suara yang kencang. Setelah suara itu berhenti ia langsung menepuk pundak Marry "ehm, suaranya sudah berhenti" Marry langsung mengangkat wajahnya dan segera menjauhkan dirinya dari Daniel. "Lihat, rak itu bergeser dan ada sebuah lorong rahasia. Sepertinya itu jalan menuju tempat selanjutnya" tunjuk Daniel. Marry hanya bisa mengangguk pasrah melihat lorong yang sangat gelap ditemani cahaya kuning kecil dari lampu yang tersedia,"A-aku takut" gumam Marry tapi masih bisa di dengar Daniel, "Tidak usah takut. Ada aku" ucap Daniel langsung mengenggam erat Marry dan berjalan menuju lorong. Mendengar itu ada perasaan hangat yang menjalar pada tubuh Marry, ia merasakan sedikit tenang dari sebelumnya. Akhirnya mereka berdua memasuki lorong gelap itu memasuki ruangan kedua permainan ini.


Tbc

Halo chingu..
Ini chap room pertama yaa..

Kritik dan saran sangat diperlukan :)

Gomawo~^^

Why you? [Produce 101 Fanfiction] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang