Hari ini rasanya matahari sedang jatuh cinta pada Amsterdam.Summer begitu hangat hari ini.Setelah melewati winter dan spring yang berangin finally winter taught him how precious the sun is.
yeah this is a rocky Summer.Bara masih suka berjalan di daerah pertokoan Barenstraat sambil menghirup aroma keju lezat dari pedagang disana.
Teman teman di dalam grup chat bernamakan The Kupret menunggunya di starbucks untuk menikmati segelas ice frappucino dan kehangatan pertemanan ala Indonesia.Yah,walaupun dia harus berkorban uang hanya untuk mengumpulkan mereka semua.
"Bos Bara!" Suara yang tak asing menyerukan namanya.Putera sudah duduk manis di meja sudut ruangan
"Kok kosongan meja lo?"
"Nunggu bendahara gue dateng" Bara tahu yang di maksud adalah dirinya.
"Hai guys hhh" Brenda menyapa mereka denhan nada ngos ngosan
"Diuber maling?"
"Sekarang udah jam lima tapi baru tiga biji doang yang dateng? Yang empat mana? Gue belai belain lari takut telat" Brenda kesal
"Biasa,mau di Belanda pun,indonesian is indonesian masalah ngaret mah nomor satu" Ujar Bara
Tak berapa lama satu persatu temanya mulai datang dan meramaikan suasana.
Beberapa gelas frape sudah tersaji diatas meja.Beberapa sudah habis setengah gelas.Ice Americano masih jadi favoritnya.Bersama tegukan dan candaan ia merasa seperti dirumah.
"Jadi ada yang butuh hiburan karena ditinggalin mantan kawin?" Tanya Hardian
Shit!,kenapa Hardian memperjelas masalahnya
"Udah Bar,santai bro belanda dan indonesia masih luas." Ujar Brenda
"Apaan sih,gue udah biasa aja.Toh Scha juga bahagia sama pilihanya"
"Gue sedih harus gomong gini Bar,tapi gue harus jujur" Putera mulai serius
"Apaan sih put serius bener" Sahut Viena
"Lu kalau sedih baik banget ama temen.Lu sedih terus aja ya Bar"
"Wah!!! Minta dower nih mulut Putera"
Yah,begitulah putera.Becandanya masih receh.
Mereka masih menikmati hangatnya pertemanan ala indonesia.Maklum,jika dengan si bule mereka jokes nya ga nyampe ke otak mereka.Paling lucu juga ngomongin tentang orang asing yang menahan mual saat pertams kali makan Herring
***
'Masak sih anak s2 kayak anak s1 bikin maket segala haha.Anak MBA di VU hidupnya masih diribetin thesis and presentation"
(VU: Vrije Universitat)
"Ribet ya s2 disini.Dosenya bawel" Tanggap Putera
"Hmmm mangakanya put hawa hawa males dari indo jangan dibawa."Sahut Viena
"Gue ga males kok, ya nunda nunda dikit lah hehe"
"Lo aja tuh bersihin dorm aja males" Sahut Brenda tak kalah ketus
Putera hanya menyengir tanpa dosa.
"Pasangan pasutri kemana?" Tanya Bara
Lalu salah satu temanya tiba tiba datang.Dia Aysha.Perempuan yang selalu bercerita tentang riuhnya rumah tangganya bersama suaminya yang sedang mentut ilmu s2 disini bersamanya. Dari semua anggota grup Kupret,hanya Aysha dan Dimas yang sudah menikah.Yang lainya hanya bisa berdoa agar tak lapuk dimakan usia.
"Sorry telat"
"Yaelah nambah lagi nih pesenanya" Ujar Bara
"Pelit amat sih Bar nambah satu doang"
"Ya ya.. Sudah sana pesen.keburu berubah pikiran nih gue"
"Thank you,btw you look so handsome today hehe."
"Bukanya gue gantengnya as always ya?",Ujar Bara
"Geer abis hehehe.eh put pesenin dong s'mores frapp tanpa whipecream ya"
"Gue? Ya allah gue mah jauh jauh sekolah ke Belanda menuntut ilmu mbak,bukan jadi pelayan"
Teman yang lainya hanya menahan tawa.
"Pleaseee bantuin bumil yayaya"
Mendengar kata bumil,teman temanya sontak terkejut.
"Lo hamil Sha?" tanya Brenda
"Widiih syukurlaah" Viena tak kalah antusias
Aysha hanya tersenyum senang.
"Et dah siapa yang berani ngehamilin preman pasar?" Goda Bara
"Gila gila gila kupret udah mau punya ponakan aja" Sahut Hardian
"So? Mau pesenin gue gak put?" Sindir Aysha
"Iya iya.ini demi ponakan gue aja ya"
"Uuuh dank je putera"
"Eh kok si isteri sendirian suami mana? Debat lagi ama profesor?" Tanya Brenda
"Mas Dimas lagi nyusul sepupunya di Bandara."
"Oh cewek atau cowok? Single gak?" Tanya Hardian
"Cewek,dia lanjut s2 juga di Leiden."
"Kenapa tanya single yan? Udah bosen ngelewatin empat musim di Amsterdam sendirian hahaha" sindir Viena
"Haha iya nih,ternyata Amsterdam terlalu indah buat dinikmati sendiri hahah" Jawab Hardian
"Nih frappucino nya!" Putera datang dengan menyodorkan frappucino milik Aysha. " Thank you uncle putra hehe" Jawab Aysha
"Kenapa di Leiden sha? Kenapa gak ambil di Amsterdam or big city like Rotterdam?" Tanya Brenda
"Yah terserah dia lah Bren,emang yang biayain s2 nya elu?" Seru Hardian
"Mati lo! Kena skak sama Hardi haha"
"Ish,emang lo disini masih doyan makan sambel ya yan? Pedes banget omonganya"
"Hahaha nggak,dia emang ga mau tinggal di Amsterdam.Awalnya dia mau ambil di Groningen malah.Tapi nggak di bolehin sama mamanya karena mas Dimas kan disini,Jadi cari yang deket sama Amsterdam"
"Eh btw ngomongin Leiden,Rotterdam,Groningen jadi pingin europe trip" Ujar Viena
"Lha itu kan nama kota di Belanda ngapain jadi Europe trip? Harusnya holland trip" Tanggap Putera.
"Lo masih terobsesi bgt ke Vienna?"
Yah,Viena masih ingin pergi ke Austria dan mengunjungi kota yang memiliki kesamaan nama denganya.Vienna
"Gue pingin tahu seberapa indahnya Vienna sampe sampe mama gue namain gue nama kota"
"Harusnya kalo lo sekarang di Belanda,nama lo ganti jadi Amsterdam kek or Eindhoven or Tilburg maybe?" Canda Bara
"Crunchy deh becandanya"
Crunchy adalah sebutan untuk candaan yang gagal atau jayus.Candaan garing yang sangking garingnya sampai Crunchy.
"So,Should we have to go holiday this summer?"
"Trip holland gue ikut.Tapi kalau europe kayaknya nggak.Kandungan gue masih terlalu muda" Jawab Aysha
"Ah gue tau ke Lisse aja"
"Ngapain? Sambang desa?"
"Ke keukenhof.Tulip tulip pada mekar"
Entah perjalanan kemana yang teman temanya rencanakan yang pasti,Bara hanya ingin satu
Ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello,Ams!
RomanceDan langit di Amsterdam masih tetap begitu cantik walau salju membekukan jalanan kota. ini kisah ttg Barata Sena,laki laki yang begitu mencintai kota Amsterdam semenjak dipertemukan dengan impianya menjadi Arsitek dan juga cintanya. Ini sudah winter...