Mar menggeret kopernya dengan santai.Suasana ini ia rasakan lagi.Tiga tahun berlalu setelah ia memilih meninggalkan kota ini.Ia disambut dengan cuaca yang cukup baik di Amsterdam not too cold but not too hot just a perfect weather.Hari ini summer di Amsterdam.Sama persis seperti cuaca saat ia tinggalkan.
"Marissa!" Suara itu mengalihkan perhatianya.
Itu sepupunya,Dimas.
"Kenapa harus di jemput sih Dim,"
"Iya dong,kan lo adik sepupu gue paling baik.Gue takut lo ilang"
"Hmm sombong udah berapa puluh tahun sih pak,tinggal di sini? Haha"
"Eh gimana rumah? Semua sehat kan ya?"
"Sehat,alhamdulillah cuman si Rangga aja yang sakit"
"Sakit apaan?"
"Sakit hati,sakit jiwa ah,gapaham gua"
Dimas hanya tertawa ngakak.Si dua bersaudara itu masih sulit di diplomasi.
Dimas adalah sepupu paling dekat denganya.Karena Dimas lah yang paling sering di titipin ke rumahnya sejak kecil ketika bude Retno dan pakde Zai sibuk bekerja.Disamping itu,Dimas juga anak tunggal.Pada akhirnya,dia tumbuh besar bersama Dimas dan abangnya- Mas Rangga walaupun usia Mar terpaut dua tahun lebih muda dari Dimas dan Rangga yang sepantaran.
"Eh Mar,lo yakin mau tinggal di Leiden? Dan langsung ke sana? Gak mau stay sebentar"
"Emang kenapa? Letter of Acceptance gue udah keluar di Leiden"
"Yah, lo ga mau nengokin keponakan lo dulu?"
"Keponakan?" Mar masih bingung dengan pernyataan Dimas
Apa mbak Aysha..?
"Astaga! Mbak Aysha hamil?"
Dimas hanya tersenyum
"Selamat,Dimski! Ikut seneng deh semoga anak lo kayak mbak Aysha baiknya"
"Kayak gue juga lah" Protes Dimas
"Gak usah"
"Lha gue kan juga turut berkontribusi dalam terjadinya kehamilan Aysha kalau itu sebuah kasus sih gue tersangkanya haha"
Gaya bicara Dimas masih norak seperti dulu.
"Haha iya juga sih,kalau gitu gue stay di flat lo aja ya?"
"Of course my little marimar"
Dimas masih suka memanggilnya marimar.Kata Dimas namanya hampir sama dengan judul film lawas yang soundtracknya mendunia-Marimar Aw!
Padahal nama marissa dan marimar hanya sama sama mar.*****
"Mbak ayshaa!"Mar,memeluk erat si bawel yang menjadi sepupu iparnya itu membuat nya rindu.
"Mar,akhirnya gimana jet lag nggak?"
"Dikit," Flat ini sebenarnya menyampan banyak kenangan.Di ruangan ini,tiga tahun lalu,menjadi tempat berkeluh kesah selama menjadi mahasiswa undergraduate dulu.Dimas dan Aysha sengaja memilih tempat ini karena ini masih atas nama Mar saat pertama kali mereka datang.
"Mbak rapi banget,mau keluar?" Mar menyadari pakaian Aysha yang terlihat casual namun rapi
"Baru aja pulang,baru kumpul kumpul sama temen indo"
"Yaampun kamu jadi ngumpul sama kupret yang?" Sahut Dimas dari pantry.Pernyataan itu dijawab Aysha dengan ketawa ringan
"Mereka heboh tau yang,nanyain kamu.Mana tadi Bara lagi baik banget ngasih traktiran haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello,Ams!
RomanceDan langit di Amsterdam masih tetap begitu cantik walau salju membekukan jalanan kota. ini kisah ttg Barata Sena,laki laki yang begitu mencintai kota Amsterdam semenjak dipertemukan dengan impianya menjadi Arsitek dan juga cintanya. Ini sudah winter...