THIRD

3.6K 178 10
                                    

UNIVERSITAS TOKYO, KANTIN.

Siang hari di musim panas, matahari dengan teriknya bersinar tepat di atas kepala. Membuat perut kosong gadis bersurai indigo itu melilit dibuatnya. "Ah, ini karna bangun kesiangan tadi aku jadi lupa sarapan. Sebaiknya makan di kantin saja hari ini", Hinata berjalan dengan lemas menuju kantin kampus nya. Yah semenjak "insiden bersama dosen" seminggu lalu, Hinata jadi sering bangun terlambat. Setiap malam dia belum bisa melupakan dosen nya itu, maka jadilah dia berusaha menghilangkan pikiran itu dengan bermain game hingga larut, menonton dorama, pokonya apapun kegiatan yang membuatnya lupa untuk mengingat lelaki itu. Sudah hampir seminggu dan dia sudah sedikit lupa dengan yang terjadi malam itu. Namun sepertinya Tuhan belum mengijinkan nya tidur nyenyak malam ini.

"Boleh duduk disini", sapa suara baritone yang dikenalnya. Hinata menoleh dan matahari terpancar dari wajah si pemilik suara, membuat efek silau. Tidak ada jawaban dari mulut Hinata, tapi lelaki itu kini telah duduk di kursi kosong di meja nya. Tepat berhadapan dengan nya, tersenyum miring dengan penuh percaya diri.

"Oh, Naruto sensei, yah tentu silahkan, kosong kok", setelah mengerjap dan menyadarkan diri Hinata akhirnya bisa menjawab nya.

"Terimakasih, kebetulan sekali aku juga sedang lapar tapi terlalu malas untuk duduk sendirian", Naruto menjawab. Bohong sebenarnya jika dia sedang lapar, dia baru saja makan siang di luar dengan teman nya sesama Dosen dan sedang berjalan kembali menuju ruangan nya. Tapi langkahnya terhenti ketika melewati kantin. Pemandangan indah, gadis itu lagi. Duduk di sudut kantin, dengan sebelah tangan nya memangku dagu, mata indah nya menatap pepohonan, helai rambutnya menari tertiup angin. Cahaya matahari yang hangat seakan menyinari layaknya lampu utama di sebuah panggung. Dan Naruto tidak bisa menghentikan langkah nya yang berbelok menuju kantin, sekali lagi, sepertinya gadis ini punya magnet.

Hinata mengamati Dosen yang duduk di depan nya ini. Dia tetap tampan, tetap keren dan menggoda. Tapi ada apa sebenarnya, kenapa dia menghampiri nya, bahkan duduk satu meja. Bukankah mereka sudah sepakat untuk tidak saling kenal. Dan lagi disini banyak meja kosong, juga banyak pula gadis lain yang duduk sendiri. Lalu bukan kan dosen itu jarang sekali makan di kantin, mereka lebih suka makan di ruangan nya atau di luar kampus. Dia bilang lapar tapi hanya memesan nachos n cheese, berbeda dengan dirinya yang memesan bento lengkap dengan juice alpukat yang bisa membuatnya kenyang hingga sore nanti. Apa dia sedang diet, atau dia berasalasan untuk duduk dengan nya, entah kenapa alasan terakhir itu membuat pipi nya panas.

"Ehm, sensei..", Hinata tidak tahan untuk tidak bertanya.

"ya, ?", Naruto menjawab sambil tetap mengunyah nachos nya. "Ada apa ?",

"Sebenarnya ada apa kemari, apa ada yang salah , ? bukan kah kita sudah sepakat untuk tidak saling mengenal ?", Hinata mengeluarkan fikiran nya.

Naruto terkekeh melihat ekpresi gadis di depan nya ini, ketika dia bertanya alisnya berkerut menyatu, ekpresi wajahnya benar-benar lucu. Tepat rupanya dia berjalan ke kantin , hiburan kecil seperti ini yang disukai nya.

"Kurasa kita sepakat untuk tidak menceritakan malam itu Hinata, bukan sepakat untuk tidak saling mengenal dan tidak ada larangan untuk makan bersama kan". Naruto menjawab dengan enteng.

Alis Hinata semakin berkerut, apa maksudnya lelaki ini. Bukan kah dengan begini sama saja akan tersebar berita tidak enak tentang mereka. Tapi dia suka ketika namanya keluar dari mulut lelaki ini. Ah , fokus Hinata , Fokus.

"Tapi kan tetap saja sensei, kita..

"Memangnya dosen tidak boleh makan siang di kantin dengan salah satu mahasiswi nya?", Naruto memotong Hinata.

"Bukan begitu, tidak salah, hanya saja.. nanti fans mu.. " Hinata tidak jadi meneruskan.

"Fans ?? ,jadi karna itu ?,hahahahahaha ", Naruto terbahak kencang.

FALL WITH MY SENSEI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang