SIX

3.8K 195 29
                                    


Holla, apdett baru nih. Betewe, cuma mau warning aja, chapt kali ini aga nyerempet sedikit menuju rate M. hehehe.

Disclaimer : all this chara is belong to Mashasi Kishimoto





GEDUNG UTAMA UNIVERSITAS TOKYO, lift Lorong 3.

Hinata sendiri tau dengan jelas apa yang akan terjadi ketika wajah Naruto mendekat, tapi anehnya dia tidak tidak tahu kenapa tubuhnya ikut tak bergerak dan matanya kembali terpejam. Ciuman nya sangat berbeda, hangat dan memabukan. Rasanya wajah Hinata meleleh seperti mentega yang bertemu wajan.

Naruto lalu mengakhiri ciuman singkatnya, dan mengusap bibir Hinata.

"Kau berani sekali Hinata, terimakasih.." Naruto menatap hangat Hinata.

"emm, berani mencium mu ??? Hinata yang masih mabuk malah bertanya konyol.

"bukan, berani keluar sana, padahal gelap sekali. Kalau ciuman yang barusan, itu hadiahku". Naruto tersenyum miring.

Apa?? Hadiah katanya. Apa dia kira aku ini anak balita yang harus dihadiahi ciuman. Dengan cepat Hinata melepaskan pelukan Naruto.

"aku tak butuh hadiah". Ucap Hinata dingin.

"eh, kenapa kau marah ??

"aku tidak marah, menyebalkan sekali. Ah sudahlah, sekarang lebih baik kita menunggu saja. Dua jam lagi jam 10.00 petugas keamanan akan lewat sini". Dengan keras kepala Hinata duduk bersila di lantai , kepalanya di sandarkan ke dinding lift.

Naruto benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sifat Hinata, tadi sepertinya dia juga menikmati ciumanku. Sambil menggaruk kepala Naruto lalu ikut duduk disamping Naruto, tapi aura Hinata sudah berbeda dari yang tadi. Aura nya menjadi sedikit dingin.

"aku hanya kesal kau menganggapnya sebagai hal yang sepele seperti itu". Hinata menjelaskan, walaupun wajahnya masih berpaling.

"tentu saja tidak Hinata, mana mungkin aku menganggap mencium mu adalah hal sepele??, selama 2 bulan ini aku sudah berusaha mati-matian menahan diri untuk tidak mendekatimu. Aku....


"menahan .. diri ... ??? Hinata memotong penjelasan Naruto yang terkesan panik...

"ahhhh.... sudahlah lupakan.. ". Sekarang giliran Naruto yang memalingkan wajahnya.

Naruto memalingkan wajah karna tidak tahu harus menjelaskan apa pada Hinata, didepan gadis ini control dirinya selalu saja berantakan. Bahkan baru saja dia panik dan menjelaskan hal yang tidak perlu hanya karna Hinata merajuk seperti itu. Gadis ini memang berbeda, dia bukan gadis yang akan tersipu dengan rayuan Naruto seperti barusan, bukan juga mahasiswi yang akan memainkan rambutnya saat berbicara dengan Naruto.

Hinata yang sudah terlanjur mendengar penjelasan Naruto yang ambigu itu tentu saja tidak akan menyerah. jadi benar selama ini dia menghindariku ?? menahan diri untuk tidak mendekatiku?? Semua sikap acuh nya, semua sikap dingin nya. Dengan cepat Hinata berpindah posisi duduk di hadapan Naruto.

"Apa maksud sensei menahan diri untuk tidak mendekatiku ?. Memangnya ada yang salah denganku ? apa salahku ? atau memang sensei seperti itu, mendekati wanita lalu menjuhi nya, datang dan pergi seenaknya. Mengganggap kami ini kaum wanita mudah didekati dan mudah ditinggalkan?"

Naruto tidak mengira Hinata akan menyerangnya seperti ini, dia duduk dekat sekali di depan Naruto, wajahnya menatap Naruto dengan ekpresi menuntut. Sepertinya gadis ini sedang mempraktekan "sikap seorang jaksa di pengadilan", karna Naruto merasa jadi seorang terdakwa saat ini.

FALL WITH MY SENSEI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang