04. Rumah Pohon

29 4 0
                                    

From: Gisel
  Drey, gue dapet info besok anak basket kumpul di lapangan basket, pulang sekolah.

     Satu pesan masuk dari Gisel membuat Audrey mengalihkan perhatiannya dari buku ke smartphonenya. 'Ada apa ya kok besok kumpul?' Tanya Audrey dalam hati. Audrey hanya mengangkat bahu tanda tak mengerti, lalu ia melanjutkan belajarnya yang sempat terganggu.

                             ***
      "Kok baksonya nggak seenak kemarin sih?" komentar Gisel tidak terima.
      "Ssssttt...jangan keras-keras, entar Bu Shinta ngamuk baru tau rasa lo" Audrey mengingatkan. Memang Bu Shinta yang merupakan penjaga kantin di SMA Monograph ini terkenal galak.
      "Iyaa iya" Gisel memasang muka cemberut dan dengan terpaksa melanjutkan makan baksonya itu.
      "Eh Sel, btw kok hari ini kita kumpul sih? Kan bukan hari ini jadwalnya?" tanya Audrey.
      "Gue juga kagak tau, tapi kaya'nya ada something yang mau dibahas" tebak Gisel.
      "Kak Aswin dateng nggak ya?"
      "Ciyeee...nyariin nih?"
      "Enggak, cuma nanya aja"
      "Tapi feeling gue, dia bakalan dateng deh. Secara dia kan kapten basket"
      "Iya juga sih"
      "Kenapa? Jangan bilang lo baper gegara kemarin dia nolong lo waktu lo pingsan"
      "Baper apaan coba?"
      "Andai gue kaya lo, trus yang nolongin gue itu Kak Joshua, hmmm senangnya...."
      "Yeee ni bocah"

                          ***

     Jarum jam terus berdetak, jam pelajaran terakhir. PKN, yang jelas- jelas membuat para siswa menguap selebar-lebarnya alias mengantuk ditambah dengan gurunya siapa lagi kalo bukan Pak Kardimin yang menerangkan materi seperti sedang mendongengkan anak-anak. Audrey yang duduk di bangku paling belakang seperti dininabobokkan ditambah angin sepoi-sepoi dari balik jendela, hmmm inilah saat tepat untuk pergi ke pulau kapuk.

     "AUDREY NADIA JASMINE...!! KENAPA KAMU TIDUR?!" bentak Pak Kardimin pada Audrey yang ketahuan tidur.
     "Ngantuk Pak" jawab Audrey setengah sadar, tampaknya nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.
     BRAAAAKK...!! Hantaman penggaris kayu membuat semua siswa terkejut.
      "KELUAR SEKARANG..!!"
      "Iya Pak. Maaf"

     Berbeda dengan siswa siswa lain yang kalau dihukum mereka akan bersedih, itu tidak berlaku untuk Audrey. Ia menerima hukuman itu dengan senang hati, dengan keluar kelas ia lebih leluasa untuk tidur. Ia memutuskan menuju perpustakaan yang jarang terjamah oleh manusia itu, untuk melanjutkan tidurnya.

     "Di sini aja deh. Hmm nyamannya" gumam Audrey sembari meletakkan kepalanya diatas meja ruang baca. Hanya sekejap saja, Audrey pun tertidur. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba seseorang menganggu tidur Audrey. Seseorang itu memainkan bulu kemoceng di hidung Audrey.
      "Ssstt...eh..ssstt" bisik seseorang itu sembari terus mengelitiki Audrey. Gadis itu hanya sedikit bergerak tanpa membuka matanya. Seseorang itu hanya geleng-geleng kepala sambil terus menganggu Audrey. Lama-lama Audrey risi dengan sesuatu di hidungnya.
     "Apaan sih?! Ganggu orang lagi tidur aja" gumamnya dengan mata tertutup. Bulu kemoceng itu malah semakin membuat risi.

     "APAAAN SIIIHH...!" Kali ini Audrey berteriak dan membuka matanya.
      "Kak Tristan?!" ujarnya terkejut nengetahui seseorang itu adalah Tristan.
     "Tidur aja kerjaan lo" sindir Tristan.
      "Ooooh jadi yang ganguin aku dari tadi itu Kak Tristan ya?" balas Audrey.
      "Kalo iya emang kenapa?" tantang Tristan. Sejurus kemudian Audrey mencubiti lengan Trista tanpa ampun.
     "Nyebelin" Audrey memasang wajah cemberut.
     "Sakit tauuu"
     "Rasain"
     "Lo ngapain juga, ini kan pelajaran kok malah tiduran di perpus?"
     "Kakak sendiri ngapain disini?"
     "Baca buku lah. Kebetulan pelajarannya kosong, jadi gue kesini."
      "Oh"
      "Lo sendiri ngapain kesini? Pasti lagi kena hukuman kan?"
      "Eh nggak kok enggak, lagi pengen kesini aja"
      "Bohong"
      "Kak Tristan nggak percaya?"
      "Nggak tuh. Weekk" Tristan menjulurkan lidahnya, mengejek Audrey dan berlalu tanpa pamit. Audrey hanya menghela napas kesal.

Dream KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang