2. How Troia Begin Her Stories

6.6K 753 73
                                    


2. How Troia Begin Her Stories



Dasar utama buat nulis itu sebenarnya cuma dua buat gue: konsisten dan persisten (gigih).

Dan formula utamanya itu simpel: lo rajin baca, lo rajin nulis, dan lo suka mengamati.

Makanya, ketika ada yang bertanya:

1. Gimana cara memulai cerita?

2. Gimana cara bikin tulisan yang quotable?

3. Gimana cara bikin cerita antimainstream?

4. Gimana cara bikin tokoh yang mudah diingat?

5. Gimana cara menulis chapter pembuka?

dsb.

Jawaban yang gue kasih bakal balik ke formula utama: lo harus rajin baca, rajin nulis, dan mengamati.

Lo mau bikin cerita yang antimainstream? Yaudah bacalah novel yang menurut lo antimainstream, trus notice poin-poin apa aja yang bikin lo mikir cerita tersebut antimainstream, abis itu coba nulis dengan ide lo sendiri. Lo mau bikin tokoh yang dikenang? Bacalah cerita yang tokohnya selalu dikenang buat lo, trus lo pelajari apa aja yang bikin lo bisa mengenang tokoh tersebut, abis itu coba tulis dengan ide lo sendiri.

Inilah kenapa gue pernah bilang kalau meresensi novel itu baik buat kalian. Itu 'mempertajam' indra-indra kalian buat menulis. Lo suka suatu novel? Then point out what makes you love that novel. Lo suka karakternya? Notice hal-hal apa yang membuat lo suka banget sama karakter tersebut.

Sebenarnya, formula dasaaaar banget dalam membuat karya (bukan cuma novel, bisa desain visual, karya ilmiah, lagu, dsb) itu adalah ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Dan lo HARUS ngelakuin sampai modifikasi. JANGAN PERNAH berhenti di 'tiru' doang. Sebagian penulis (dan creator pada umumnya sih) ada yang berhenti di meniru aja. Yaudah, suatu saat mungkin bakal ada fans dari karya yang ditiru protes ke elo. And worse, pengarang dari karya yang ditiru itu juga ikut protes.

'Meniru 'yang gue maksud itu adalah mengambil ide dari karya lain (satu karya) dan lo tulis dengan gaya nulis lo sendiri. Kalau kayak gini sih, bahasa bakunya adalah lo sudah melakukan tindak penyaduran. Mau lo ubah nama tokoh dari karya utama yang lo sadur kek, mau lo ubah setting-nya kek, mau lo ubah jalan ceritanya kayak novel Cinder by Merissa Meyer (yang menyadur dari folktale Cinderella), tetap aja itu disebut menyadur (atau istilah buat novel Cinder: fairytale retelling). Menyadur cerita itu legal selama lo udah dapat izin dari pengarangnya untuk menyadur cerita dia. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa buka part yang berjudul 3. "Plagiasi?" di work ini.

Nah, kalau lo udah kasih modifikasi, tetap aja gue belum bisa bilang karya lo aman. Karena kalau lo cuma membedakan di nama tokoh, jalan cerita, dan setting, itu jatohnya lo masih menyadur karya orang.

Makanya, modifikasi itu jangan cuma dikit aja. Misal, lo terinspirasi dari novel Critical Eleven buat bikin cerita yang konfliknya tentang pernikahan dan anak. Ya lo jangan nyontek ciri khas dari dalam novel itu untuk dimasukkin ke dalam cerita lo. Tokoh utamanya, Ale, berasal dari kalangan berada dan baik-baik. Dia punya adik perempuan dan adik lelaki yang troublemaker. Ale anaknya nggak macem-macem dan mapan. Trus akhirnya dia sama Anya, istrinya, pindah ke New York karena pekerjaan. Dan dari situ, konflik sebenarnya baru dimulai, baik itu dari pertikaian suami-istri dan lain sebagainya.

Trus, lo bikin cerita lo dengan nama tokoh berbeda, tetapi punya ciri khas kayak yang ada di dalam novel Critical Eleven; tokoh utama lelaki pria baik-baik yang kalem dengan pekerjaan mapan dan punya adik lelaki troublemaker. Trus ntar dia ketemu wanita karier yang mandiri dan sukses, trus ntar mereka nikah dan pindah ke luar negeri. Cukup sampai sini aja ya, tanpa lo masukin konflik anak yang ada di pertengahan novel Critical Eleven (gue gamau spoiler), tetep aja jatohnya lo sudah menyadur karya Ika Natassa.

Troia's Writing 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang