ENAM

552 13 0
                                    

Malam pun telah berlalu begitu saja. Aktifitas akan aku lanjutkan seperti biasanya. Bangun tidur ku langsung sarapan, setelah sarapan aku mandi , dan terakhir menggosok gigi, langsung berangkat menuju kampus ku itu, Universitas korea. Ya, itulah nama kampus ku itu.

Seperti biasanya juga, aku berangkat bersama sahabat ku, grace. Saat kami berangkat bersama menggunakan mobil pribadiku, tak ada percakapan yang terjadi antara aku dan juga grace, yang terdengar hanyalah suara kendaraan yang sedang lewat. Aku juga memperhatikan grace yang sedari tadi memegang hp yang selalu di genggamnya itu. 

"Hmmm.. Asik banget sih dengan hp lo itu" ucapku dalam keheningan 

Grace pun mengabaikan ucapan ku. Yaaa, seperti biasanya aku bersikap biasa aja menganggapinya. Lagi pula kita juga biasa aja kalau saling tak menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir kami ini. 

Sesampainya di kampus, aku melihat ada pria yang berdiri di depan pintu masuk kampus di sana. Aku pun memperhatikannya dengan jelas sambil mengerutkan keningku dan menyipitkan kedua mataku.

"Sepertinya itu pethra" ucapku

"Ya. itu memang pethra" sahut grace secara cepat. "Ternyata dia menunggu gue".

Aku melihat grace sangat senang saat melihat pethra dari kejauhan. Ya wajar aja kalau grace senang. Karena dia sudah di tungguin oleh pria tampan itu sejak tadi. Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, setelah aku memakirkan mobilku, pria tampan itu menghampiri aku dan juga sahabat ku, grace. Tak tahu kenapa, sepertinya mata ini tak bisa menatap mata indah berwana coklat milik pria tampan tersebut. Aku pun langsung pergi dari hadapannya tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibir ini. 

Pethra pun bingung dengan sikap ku ini. Seketika pethra menarik lengan ku dengan tangan kekarnya itu. Aku berhenti dari hentakan kaki ku, wajahku pun tak berpaling untuk melihatnya.

"Kamu kenapa sofia?" tanya pethra dengan sedikit rasa bingung

Aku terdiam sejenak, dan tak lagi menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir pria tampan tersebut. 

"Kamu marah sama aku?" lanjut pethra dengan raut wajah yang kebingungan

"Enggak kok. Biasa aja" kemudian aku memutarkan kedua mataku, lalu melepaskan tangannya dari lengan ku dan pergi begitu saja tanpa melihat lagi ke arah pria tampan tersebut.

Tiba-tiba sakit kepala pethra kembali kambuh, jeritannya seakan menahan langkah kaki ku yang ingin melaju ke dalam kampus. Pethra pun terjatuh ke bawah sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Seketika aku berpaling ke arah pethra, dan aku langsung menghampirinya, aku berlari ke arah pethra dan langsung membantunya untuk berdiri.

"APA YANG TERJADI SAMA KAMU PETHRA" ujar ku dengan keadaan panik

Tapi tiba-tiba..... Pethra terdiam sejenak, dan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajahku yang sangat khawatir begitupun grace, sahabat ku. Aku pun terdiam dan bingung. Tak ada kata yang keluar dari bibirku ini, selain terdiam.

"Cieee yang panik melikat aku seperti ini?" lontaran ucapan pethra yang membuat ku sedikit tak bisa berkata apa apa

"MAKSUD KAMU APA? KAMU PIKIR INI SEBUAH LELUCON SEMATA? KAMU PIKIR BERCANDAAN KAMU INI LUCU? ENGGAK SAMA SEKALI...!!! " jawab ku dalam keadaan marah, kemudian aku berpaling dan langsung meninggalkannya.

Sepertinya, kali ini pethra tidak bercanda. Kali ini dia serius, kepala pethra terasa sangat sakit dan dia pun terjatuh untuk kedua kalinya. Aku melihat itu tidak memperdulikannya. Tiba-tiba...

"SOFIAA...!!!" teriak grace dengan sangat kecang hingga membuat kaki ku berhenti dari jalanku.

"ENGGAK USAH BERCANDA LAGI!! BERCANDAAN KALIAN ENGGAK LUCU!" jawab ku dengan cepat

Stay With Me SofiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang