Dicuaca yang mendukung itu, mereka pun saling menatapkan mata mereka. Tampak berbinar-binar wajah dan mata mereka. Mereka pun mulai berkhayal tentang akan yang terjadi pada hubungan mereka yang akan mereka jalani. Sepertinya sofia tak percaya tentang perasaannya, lalu sofia mengalihkan pandangan mata pethra ke pemandangan di depannya. Sofia pun mulai mempertanyakan pertanyaan besar yang selalu menghantuinya selama ini. Yaitu, apa hubungan yang sebenarnya di antara pethra dan sahabatnya grace.
"Pethra.. "panggil sofia setelah beberada menit terdiam
Pethra pun langsung melihat ke arah sofia yang sedari tadi terdiam itu.
"Iya sofia. Ada apa?" lalu memegang kedua pundak sofia dengan tatapan hangat
"Aku ingin bertanya ke kamu. Tapi apa kamu mau menjawabnya dengan jujur?" pertanyaan yang terlontar dari bibir sofia yang terlihat pucat itu karena kedinginan.
"Jika ada yang kamu ingin tanyakan dan ketahui, bertanyalah kepadaku. Aku janji akan menjawabnya dengan jujur sesuai dengan kemauanmu" lalu kembali menatap mata sofia dengan hangat, kemudian mengeluarkan senyuman yang terlihat mempesona itu
"Sebenarnya, apa yang ada di balik semuanya di antara kamu dan juga sahabatku, grace?"lajut sofia sambil menatap ke arah pethra dengan tatapan mata yang serius.
"Kenapa kamu menanyakan ini?" jawab pethra yang sedikit kebingungan terhadap pertanyaan sofia
"Ya.. Aku ingin tahu aja tentang hubungan kalian selaman ini" memberikan sedikit senyuman, lalu menambahkan sebuah pertanyaan kebali. "Apakah kamu dan sofia sudah berpacaran?"
Mendengar pertanyaan itu yang terlontar dari bibir sofia yang memucat karena kedinginan itu, membuat pethra tertawa terbahak-bahak.
"Ohhh.. Ternyata kamu ingin mengetahui tentang ini ya.. " Akhirnya pethra pun menceritkan semuanya kepada sofia, bahwa dia hanya menganggap grace seperti adiknya sendiri. Tetapi, sofia tidak percaya dengan ucapan pria tampan tersebut, sofia mulai melontarkan pertanyaan lagi.
"Kamu ingat saat kamu kerumahku malam itu, yang kamu mencari grace. Kulihat kamu memberikan sebuah cincin dan kamu memakaikan di jari manisnya tersebut. Dan kulihat wajah kalian sangat bahagia" sofia langsung menundukan kepalanya ke bawah sambil menahan bibinya untuk bergetar karena udara di sana semakin mendingin.
Akhirnya pethra pun menceritakan semuanya, semuanya... Tentang cincin itu dan perasaan yang selama ini di pendamnya.
"Kamu ingin tahu tentang cincin itu? akan aku ceritakan ke kamu mengenai cincin itu."
"Cincin itu tidak aku berikan kepada grace. Aku hanya meminta dia memberikan srannya kepadaku. Cincin itu akan aku berikan kepada perempuan yang aku cintai, dan cincin itu akan aku pakaikan kepada jari manis pasangan ku nanti. Jadi kamu jangan berfikir aku memberikan cincin itu kepada grace." memberikan senyuman hangat kepada sofia, lalu melanjutkan ucapannya kembali. " Aku mau jujur kekamu sofia tentang perasaan ku ke kamu. Dari awal aku melihatmu, hatiku berkata bahwa kamulah yang tepat bagiku. Aku mencintai dirimu. Oh iya, kamu tahu aku tak sengaja melihat surat ini di atas meja mu saat kamu tertidur" sambil menunjukan kertasnya. " Aku sudah membaca isi suratnya, dan kamu tahu, aku senyum-senyum sendii saat membaca surat ini"
Setelah mendengar semua ucapan pethra, pipi sofia berubah menjadi warna merah merona, yang membuat pethra menjadi gemas terhadapnya.
Setelah itu, pethra mengambil sebuah kotak kecil yang tersimpan di dalam saku jaketnya tersebut. Lalu secara perlahan membuka kotak itu. Pethra pun menundukan dirinya di hadapan sofia, sambil memegang kotak kecil yang berisi cincin itu
Aku tak percaya dengan yang aku lihat ini. Beberapa kali aku mengucek matanya agar aku terbangun dari mimpi indahku. Yang sebenarnya itu adalah NYATA. Pethra pun mengeluarkan kata-kata romantis dari bibirnya itu yang membuatku sangat bahagia, dan membuatku sangat-sangat merasa di cintai.
"Aku mencintai dirimu, itulah yang terjadi pada saat ini. Sudah lama aku memendam rasa ini ke kamu sofia. Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk aku mengungkapkan perasaan ke kamu. I LOVE YOU SO MUCHH SOFIA. Jika kamu menerima cintaku, peluklah aku dengan erat" ucapan yang terlontar dari bibir pria tampan itu, lalu dia berdiri di hadapan ku
Aku tak ragu untuk menerima cintanya itu, karena aku juga memiliki rasa yang sama terhadapnya. Aku langsung memeluknya dengan erat sesuai dengan keinginnya. Kemudian pethra melepaskan pelan-pelan pelukannya terhadapku, lalu memberikan cincin itu indah itu kepada jari manis ku.
Tepat saat matahari terbenam kedua tangan pethra memegang kedua pipiku, kemudian bibinya didekatkan pada bibirku yang mulai memucat ini karena kedinginan. Sentuhan lembut dan hangat itu terasa sekali di bibirku dengan lamanya. Pelukan pun terjadi di antara kami.
Aku dan Pethra mengikrarkan sebuah janji kita. Jembatan cinta dan Tuhan yang menjadi saksi atas kisah percintaan aku dan juga pethra.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Sofia
Romance"Aku tak pernah merasakan apa yang namanya cinta. Aku bingung kenapa aku tak bisa memiliki cintaku itu. Rasanya sakit jika aku mencintai seseorang tetapi seseorang itu selalu mencintai sahabatku." "Aku mencintai mu.. Tapi kenapa kamu mencintai orang...