SATU : Farel Kampret!

2.4K 147 51
                                    

●○●○●

Farel mengetuk pintu ruang BK dua kali kemudian ia masuk ke dalam, di sana terlihat ada seorang guru berkacamata tebal sedang menulis.

Setelah mengucapkan salam, guru itupun mendongak. "Gimana Rel?"

Farel menghampiri guru itu kemudian memperlihatkan hasilnya. "Saya cuma dapat ini, Bu."

Guru itu tersenyum. "Letakkan di rak sana ya." Katanya sambil menunjuk rak paling kanan.

Farel tercengang saat melihat rak yang ia yakin milik Ratu semuanya. Ini punya Ratu semua? Banyak juga yang gue ambil, batinnya.

"Makasih Farel, kamu udah mau ngadepin manusia kaya Ratu."

Farel terkekeh. "Gapapa Bu, saya permisi mau ke kelas lagi."

Farel menyalami guru itu kemudian pergi menuju kelasnya. Namun saat sampai di koridor tempat ia mengambil sepatu Ratu tadi, tak sengaja ia melihat Ratu yang sedang duduk di depan kelas sambil menatap tajam ke arahnya.

Farel tersenyum saat hendak melewati Ratu, tetapi saat melewatinya Ratu langsung menarik dasi Farel yang membuatnya terhuyung ke belakang.

"Mana sepatu gue?!"

"Lepasin dulu peak!" Farel meringis kemudian melonggarkan dasinya yang mencong akibat di tarik Ratu.

"Mana sepatu gue?!" Ulang Ratu.

"B aja dong nanyanya," Farel mendengus. "Coba minta baik-baik."

Ratu memutar bola mata malas. "Kasih tau aja sih, susah amat. Bilang aja lo mau ngobrol sama gue."

Farel menutup mulut dengan kedua tangannya menahan tawa. "Heh, pede amat lo. Jangan menghayal ketinggian, ntar jatuh sakit."

"Kasih tau cepet!"

"Ih galak banget lo! Pantesan aja jomblo." Ejek Farel yang terkikik geli.

Ratu menginjak kaki Farel tetapi yang diinjak malah tidak merasa kesakitan.

"Aduh mbak! Mikir dong, gue ini pake sepatu sedangkan lo enggak."

"Dasar Farel kampret!! Gue benci banget sama lo sumpah!"

Tawa Farel semakin menjadi, pasalnya wajah Ratu yang mulai berubah menjadi merah padam akibat ejekan yang ia ucapkan tadi.

Farel berusaha mereda tawanya tetapi ia masih saja tertawa. "Ya, gue kasih tau."

"Dimana? Cepet, masa iya cewek kece kaya gue sekolah gak pake sepatu. Apa kata dunia?!"

"Lo bisa berhenti nyerocos gak?"

Ratu menatap Farel jengkel kemudian membuang muka. "Sepatu lo... Ada di ruang BK lah, gitu aja nanya."

Setelah mengetahui dimana sepatu kesayangannya itu, Ratu langsung nyelonong pergi tanpa berkata sepatah kata pun pada Farel.

"Eh, bisul kuda nil! Gak bilang makasih lo sama gue? Main nyelonong pergi aja."

●○●○●

Ratu menatap pintu dengan papan nama di atasnya yang bertuliskan ruang BK. Entah sudah berapa puluh kali ia memasuki ruang itu dan menghadapi guru dengan kacamata tebalnya.

Ratu masuk. Saat ia melihat guru yang biasa di panggil Bu Ana itu, Ratu langsung menyeringai lebar.

"Siang Iguana," sapa Ratu di hadapan Bu Ana.

Sontak guru itu melotot ke arahnya. "Eh salah Bu, maaf. Saya ulang oke? Siang Bu Ana."

"Ya, siang Ratu. Mau apa kamu di sini?" Tanya Bu Ana dengan tatapan jenuh, karena ia sudah bosan bertemu siswi langganan BK ini.

"Saya mau ambil sepatu saya, Bu. Oke, boleh kan?"

Bu Ana berdehem. "Ratu... Tentu saja--"

"Boleh?! Hiyeees!!" Seru Ratu antusias.

Bu Ana mengambil pulpennya kemudian melemparnya ke kepala Ratu. Ratu meringis pelan.

"Tadi kan Ibu bilang boleh," Ratu cemberut.

"Yang bilang boleh tuh siapa? Saya belum selesai ngomong Ratu!" Bu Ana melotot lagi ke arah Ratu.

Ratu meringis, bukan karena takut dimarahi melainkan takut bola mata Bu Ana copot dari tempatnya.

"Boleh lah Bu," Ratu memasang wajah andalannya.

"Jangan tatap saya seperti itu, saya gak akan luluh lagi kali ini."

"Ibu mau apa, nanti saya kasih deh."

"Saya gak--"

"Oh, Ibu mau pulpen? Buku? Kacamata? Baju? Sisir? Lipstick? Atau handphone?"

"Saya gak--"

"Oh iya Bu, nanti Ratu beliin handphone deh. Masa iya Ibu pake handphone esi* hidayah mulu, sekarang kan udah modern--"

Brak!

Mampus lo Rat! Batin Ratu.

"Ratu, tolong kondisikan ucapanmu." Bu Ana yang sudah dilanda emosi yang berlebihan langsung menatap Ratu tajam.

"Eh iya, maaf Bu." Ratu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sekarang kamu keluar."

"Tapi Bu, sepatu saya kan--"

"Keluar Ratu!"

Ratu keluar dari ruang BK dengan keadaan kecewa, kecewa karena sepatu kesayangannya tidak bisa ia ambil dari neraka.

Tiba-tiba ia teringat Farel, laki-laki itu lah yang membuat semua ini terjadi. Tangannya menggepal dan rahangnya mengeras, ia harus menemuinya. Sekarang.

●○●○●

TBC

Ratu vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang