DUA : Amarah Ratu

2.1K 138 23
                                    

●○●○●

Ratu duduk di kantin dengan kedua sahabatnya Tasya dan Mela. Ia melamuni sepiring nasi goreng dihadapannya.

"Lo kenapa Rat?" Tanya Mela dengan permen kaki di tangan kanannya.

"Dia masih kesel sama Farel gara-gara sepatunya diambil." Jelas Tasya.

"Terus sekarang lo nyeker?" Tanya Mela lagi.

"Ya enggak lah, untung gue bawa sendal." Gerutu Ratu sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya dengan kesal.

"Lagian lo sih!" Kata Tasya.

"Itu cuma bisa diambil pas kenaikan kelas ya? Ya ampun, barang-barang gue di sana semua."

"Emang apa aja yang udah di sita sama Farel?" Tanya Mela.

"Topi gue ada lima di sana, kepala charger-nya dua, lipstick gue yang warnanya kece badai ada tiga, bedak mahal gue ada dua, cat kuku gue satu, sepatu gue udah ada tiga pasang di sana, terus--"

"Banyak banget sumpah! Lo mau sekolah tau mau konser?" Tanya Tasya sambil menggeleng pelan.

Ratu berdecak kemudian menatap ke sekitarnya. Seketika ia mendelik saat melihat Farel, tanpa basa-basi ia langsung bangun dari duduknya untuk menghampiri Farel.

"Rat, Rat, mau kemana lo?!" Teriak Mela dan Tasya bersamaan.

Ratu tak menggubris omongan mereka. Baru saja Farel duduk, Ratu langsung menggebrak meja di hadapannya.

"Astaghfirullah, selow aja sih neng!" Sungut Farel pada Ratu yang menatapnya tajam.

"Lo mau marah kan? Oke silahkan, tapi gue makan dulu. Jadi, di tahan dulu aja ya marahnya." Jelas Farel sambil menyendokkan bakso ke dalam mulutnya.

Terpaksa Ratu diam menunggu Farel selesai makan. Ia duduk di hadapan Farel dengan tatapan benci.

Farel yang merasa risi langsung berhenti sejenak. "Lo bisa gak ngeliatinnya biasa aja? Atau lo mau bakso? Tapi beli sendiri."

Ratu berdecak, kepalanya sudah mulai nyut-nyutan mendengar ocehan Farel.

"Cepet abisin makan lo, abis itu gue langsung buat perhitungan!"

"Ngitung sin, cos, tan?"

Rahang Ratu mengeras. "Stop bullshit-nya ya Rel, gue muak."

Lima menit kemudian Farel selesai makan, Ratu daritadi hanya bertopang dagu sambil menatap sekitarnya.

"Udah selesaikan?!"

"Gue belum minum, Rat." Farel menyambar es teh manis dihadapannya.

Ratu menepuk dahinya pelan. "Makan waktu gue lama-lama di sini."

"Kok makan waktu, bukannya makan hati?" Farel terkikik. "Gak usah baper! Gue tau gue ganteng."

Ratu mendengus.

"Eh liat ada cicak terbang!" Kata Farel sambil menunjuk-nunjuk belakang Ratu.

Ratu pun langsung menoleh ke belakangnya sedangkan Farel diam-diam melarikan diri dari hadapan Ratu.

"Ngaco lo, mana ada cicak ter--"

Ratu mendelik saat Farel tak ada dihadapannya. "Farel kempret!!"

●○●○●

Farel mengambil buku paket Sejarah dari rak buku, kemudian beralih ke rak yang lain mencari buku paket Biologi.

Namun saat ditikungan rak yang terletak paling kanan ini, tiba-tiba Ratu sudah berdiri di sana. Farel sempat terkejut dan mengelus dadanya.

"Kaya setan lo, Rat! Datang tak di undang, pulang tak--"

"Stop Rel!" Ratu maju beberapa langkah hingga tepat berdiri di hadapan Farel.

Ratu mengambil buku paket Sejarah yang terkenal tebalnya dari tangan Farel, Farel sendiri sampai bingung dengan apa yang dilakukan Ratu. Mungkin kah ia akan membaca buku itu?

Plak!

Salah dugaan, good job. Batin Farel.

Satu tamparan buku paket Sejarah meluncur mulus di pipi kiri Farel.

"Buku itu buat di baca bukan--"

Ratu menarik dasi Farel hingga ia menunduk di hadapan Ratu. Mata mereka pun sampai sejajar.

Farel meringis. "Rat, lepasin Rat!"

"Lo gak kapok-kapok ya sama gue?! Bisa gak sih lo gak ngurusin gue."

"Ya emang kenapa? Gue kan berhak buat nyita barang-barang yang dilanggar oleh sekolah, lo lupa kalo gue ketua osis?"

Ratu melepas tarikan pada dasi Farel yang membuat Farel mendesah lega.

"Gue heran, bisa-bisanya cowok kaya lo dipilih jadi ketua osis." Ratu melipat tangan di dada.

"Ya bisa dong, secara gue keren." Kata Farel sembari merapihkan dasinya yang acak-acakan. "Lo juga milih gue kan pas pemilihan waktu itu."

Ratu mendelik, ya Gusti, kenapa dulu gue ikut-ikutan milih si tompel biawak! Khilaf gue khilaf, batinnya.

"Iya kan?" Tanya Farel yang menyunggingkan senyum khasnya.

Ratu mendecih. "Bodo ah, gak ada gunanya juga gue ngomong sama lo. Bye!" Sebelum pergi ia sempat mengibaskan rambutnya hingga mengenai lengan Farel.

"Gue gunting juga tuh rambut nenek-nenek." Gerutu Farel.

●○●○●

TBC

Ratu vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang