BAB 7

1.7K 96 9
                                    

Gita dan Ify berjalan menaiki tangga agak sedikit terburu-buru karena bel sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Mereka lupa bahwa Aga menunggu mereka berdua pulang sekolah serangkan bel sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu.

Ponsel Gita bergetar menandakan ada pesan masuk saat ia sudah berada didepan pintu kelas membuat dirinya berhenti untuk mengeluarkan ponselnya dan mengecek siapa yang mengirim pesan. Sedangkan Ify langsung berjalan masuk dan membereskan barang-barangnya juga barang-barang milik Gita.

From: Agatha

Aku tunggu diparkiran timur ya. Jangan lama:)

To: Agatha

Maaf kalo telat beberapa menit. Aku segera kesana:)

Setelah membalas pesan tersebut Gita langsung menyusul Ify masuk kedalam kelas. Ia membantu Ify membereskan barang-barang miliknya setelah menggumamkan kata terimakasih kepada sahabatnya itu.

"Wait! Aku gak bawa baju ganti. Gak betah kan kalo jalan-jalan pake seragam sekolah gini." ucap Ify saat Gita menyelempangkan tasnya dibahu.

Gita terlihat berfikir sejenak lalu tersenyum kearah Ify. "Kalo gak salah dimobilnya Aga masih ada baju aku deh. Masih ada beberapa pasang, emang sengaja cadangan kalo misalnya jalan sama dia pulang sekolah. Pake baju aku aja, gimana?" ucap Gita memberi saran.

Ify cemberut saat mendengar perkataan sahabatnya itu. "Badan lo sama badan gue beda, Anggisaf!" ucap Ify sambil mendengus kesal. Gita yang mendengar panggilan khususnya disebut hanya menyengir.

Anggisaf adalah panggilan khusus dari Ify jika Gita sudah berkata yang aneh-aneh seperti tadi. Badan Gita dan Ify memang berbeda. Ify lebih tinggi dari Gita dan lebih berisi. Jika ia memakai baju Gita yang sudah pasti kecil, pastilah dirinya terlihat aneh memakai pakaian super ketat.

"Kan beda dikit doang, Fy. Aku gak kurus-kurus amat kok." ucapan polos Gita membuat Ify mendengus menatapnya tajam.

Hazza mendengus geli mendengar ucapan Gita. Apanya yang gak kurus-kurus amat? Badan segede gitu dibilang gak kurus-kurus amat. Ck, aneh. Batin Hazza membuatnya menggeleng.

Reyhan, Vano, dan Bimo menahan tawa mereka saat mendengar ucapan polos Gita. Menurut Reyhan, gadis itu memang kurus. Bahkan saat tadi ia menggendong Gita, seperti menggendong anak kecil. Tidak berat. Payudaranya juga kecil, hanya karena bra yang dipakainya berbusa saja menjadikan payudaranya terlihat sedikit berisi.

Tiba-tiba saja Reyhan mengingat kejadian saat ia berada di UKS tadi bersama Gita. Ah sial, kenapa keinget lagi coba? Tapi sumpah, bibirnya bikin gue candu. Batin Reyhan.

"Apanya yang gak kurus-kurus amat? Heh, ukuran baju lo aja bisa dibilang ukuran baju S, sedangkan ukuran baju gue L. Beda jauh neng." ucap Ify memutar matanya bosan. Ia sudah biasa berdebat tentang baju bersama Gita, tapi akhirnya pasti dirinyalah yang akan menang karena Gita tidak jago berdebat.

Gita menghentakan kakinya kesal. "Ukuran bajuku M, Silfya!" ucapnya sambil menggerutu kepada Ify. Membuat sahabatnya itu terkekeh melihat wajah marah Gita yang menurutnya sangat lucu.

"Iya, ukuran baju lo M. Tapi masih kegedean. Buahahahahaha." tawa Ify pecah setelah mengatakan ucapan tadi membuat Gita semakin merenggut kesal.

Reyhan, Vano, dan Bimo langsung membekap mulut mereka masing-masing takut tawa mereka akan meledak saat mendengarkan pernyataan Ify. Itu adalah aib bagi Gita.

Hazza yang mendengar pernyataan Ify mendengus. Tapi tak urung bibirnya mengukir senyum yang sangat tipis sehingga tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya.

Changed (Old Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang