BAB 5

1.8K 95 11
                                    

Seperti saat Reyhan membawa Gita ke UKS tadi, semua mata tertuju pada mereka berdua karena lagi-lagi Reyhan menggendong Gita dengan posisi bridal style membuat para perempuan iri dengan Gita yang diperlakukan seperti itu kepada salah satu The Most Wanted disekolah mereka.

"Rey, turunin aku aja deh mendingan. Gak enak diliatin banyak orang." bisik Gita saat mereka mendekati tangga yang menuju kelas mereka dilantai tiga.

"Cuekin. Yang gue gendong ini kan lo, bukan mereka. Jadi biarin aja, gak usah pake gak enak." ucap Reyhan cuek dan terus berjalan menaki tangga dengan wajah datarnya.

Gita hanya mengangguk lemah dan kembali menundukkan kepalanya. Selama ia bersekolah, tidak pernah ada banyak orang yang menatapnya seperti ingin memakan dirinya hidup-hidup. Baru sekarang.

Setelah sampai didepan kelasnya Gita memberontak minta turun. Tidak sengaja tadi pandangannya bertemu dengan Hazza yang sedang menatap kearah mereka berdua dengan tatapan tajamnya membuat Gita sangat risih.

"Turunin aku, Rey! Aku udah bisa jalan sendiri." pekik Gita saat Reyhan terus saja berjalan masuk kedalam kelasnya tanpa memperdulikan tatapan anak-anak sekelas dan teman-temannya.

"Tuh, gue turunin." ucap Reyhan saat ia sudah mendudukkan Gita dibangkunya lalu duduk dibangku sebelah Gita. Ditempat duduknya.

"Dasar nyebelin! Kan aku mintanya daritadi. Kenapa baru diturunin sekarang--" ucapan Gita berhenti saat Reyhan mengecup bibirnya membuat semua orang yang ada didalam kelas itu melotot kearahnya. Termasuk Hazza yang berada disampingnya yang juga melihat adegan itu.

Hatinya terasa panas saat melihat Reyhan yang mengecup bibir mungil Gita. Apa mereka ada hubungan khusus ya? Ah! Mana mungkin! Gue tau banget typenya Reyhan bukan kayak dia. Eh? Tapi apa masalah gue mikirin itu? Ck, elah gak penting. Batin Hazza bingung.

"Whoaaa kayaknya ada gosip baru nih. Lo berdua gak ada hubungan apa-apan kan?" tanya Vano membuka pembicaraan saat kelas hening sampai sekarang saat dirinya berbicara.

Baru saja Reyhan mau membuka suara, tapi Gita sudah memotongnya. "Gak ada! Aku kan gak suka sama dia, dia rese sih! Jadi aku gak pacaran sama dia!" ujar Gita bersungut-sungut membuat Reyhan menahan tawanya.

Gita bangkit dari duduknya lalu menatap Reyhan tajam. "Awas kalo gendong-gendong aku lagi! Emangnya aku anak kecil apa yang kalo mau kemana-mana harus digendong. Nyebelin!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan kelas dengan langkah terseok-seok.

Vano dan Bimo terdiam. Ia syok dengan ucapan Gita tadi. Bukan, bukan karena gadis itu marah-marah. Tapi karena baru kali ini mereka mendengarkan Gita berbicara panjang seperti tadi.

Biasanya jika mereka bertemu dengan Gita dan Ify, maka Gita akan lebih pendiam dan irit bicara. Justru Ify yang akan banyak bicara kepada mereka, tapi baru kali ini mereka berdua mendengarkan ucapan Gita yang panjang memarahi sahabat mereka.

"Demi bumi dan langit baru kali ini gue denger Anggita ngomong sepanjang itu. Marah-marah pula. Biasanya kan dia kalem." ucap Vano sambil memandang kearah pintu kelas mereka.

Bimo mengangguk dan masih terus memandangis pintu masuk kelas mereka. "Sama, gue juga. Makin imut aja tuh anak kalo lagi marah-marah." ucap Bimo.

Mendengar ucapan kedua temannya membuat Reyhan langsung tergelak. Tawa yang sedari tadi ia tahan karena melihat Gita yang emosi akhirnya keluar juga membuat teman-teman satu kelasnya bingung.

"Lo gak gila kan, Rey?" tanya Vano menatap Reyhan horror.

"Apa jangan-jangan lo kerasukan ya gara-gara diomelin kayak gitu sama Gita?" tanya Bimo yang langsung diangguki oleh Vano.

Changed (Old Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang