Chapter 2

161 50 45
                                    

"Halo dad"ucap laki-laki diseberang.

"Halo Rafael,kamu dimana sekarang?",tanya ayahnya.

"Kenapa dad?,Rafael di apartemen sekarang",jawab Rafael.

"Kamu harus pulang kesini!",ucap ayahnya.

"Ada apa dad?",tanyanya khawatir.

"Kamu itu kerjaannya dari dulu ngebantah terus,dady uda bilang dari dulu sama kamu untuk balik aja ke Jakarta,sekolah disini tapi kamu gak pernah dengar omongan dady,sekarang kamu juga lagi libur sekolah ,tapi kamu lebih milih liburan sendirian disana daripada pulang ke rumah kamu sendiri",ucap ayahnya tak dapat menahan emosinya lagi.

"Cukup dad,kita uda pernah bicarakan masalah ini,aku pulang setelah setengah tahun lagi sekolah disini dan dady setuju dengan kesepakatan kita",ucap Rafael.

"Baiklah,tapi kenapa kamu gak pulang liburan ini?",tanya ayahnya.

"Aku lagi sibuk dengan test dan registrasi untuk sekolah baruku nanti",balas Rafael.

"Itu akibatnya kamu keras kepala, kalau kamu sekolah disini dady bisa bantu kamu ngurus keperluan sekolah kamu",ucap ayahnya.

"Dulu dady yang maksa ngirim aku ke Prancis untuk sekolah,sekarang dady juga yang suruh aku pulang,mau dady itu apa?",ucap Rafael emosi.

"O sekarang kamu makin lancang ya!,semakin lama kamu disana tabiatmu semakin berubah,sudah punya keberanian kamu ngelawan dady",ucap ayahnya tak mau kalah.

"Aku gak bermaksud untuk ngelawan dady tapi beri waktu sedikit lagi dad",ucap Rafael memohon.

"Apa alasannya kamu ingin tinggal lebih lama disana heh?",tanya ayahnya.

"Aku uda nyaman disini dan dady gak usah khawatir ada tante kathrine yang selalu datang berkunjung seminggu sekali",ucapnya semangat,membuat ayahnya terdiam sejenak.

"Bagaimana bisa anak itu lebih nyaman disana dibanding dengan keluarga yang sudah membesarkannya",batin ayahnya sedih.

"Ya sudah hanya setengah tahun saja",ucapnya segera menyudahi dengan memutuskan mengakhiri percakapan diantara mereka.

"Baik dady,Rafael janji setelah setengah tahun disini,Rafael bakal balik ke Indonesia",ucap Rafael tak mendapat jawaban dari ayahnya.

"Halo dad,halo dady masih dengar suara Rafael,dad..",ucapnya kemudian melihat layar handphonenya sudah tidak ada yang mendengarkan.

"Akh....",teriak Rafael mengusap wajah frustasi.

Dinginnya malam mulai terasa menusuk tubuh dengan salju yang setia menghiasi Prancis,terangnya menara Eifel menjadi penerang malam yang kelam bagi laki-laki yang tengah duduk termenung menatap sekelilingnya.

"Apa yang harus kulakukan?,aku nyaman di kota ini berat rasanya harus pergi,tiga tahun terakhir aku menempuh pendidikan dan kurasa disini jauh lebih baik, dan tiga tahun itu bukan waktu yang singkat,dulu dady yang selalu memaksa aku untuk pergi,selama di Prancis dia tidak pernah melihatku,hanya ada adiknya yang selalu datang seminggu sekali ke apartemenku,sekarang dia mulai memaksaku untuk pulang semua hidupku diatur keinginannya dan dia tidak peduli dengan perasaanku",gumam laki-laki itu.

[Anggap saja bahasa prancis]

"Hey Rafael",ucap perempuan prancis berjalan mendekati laki-laki itu.

"Oh hey Maria",balasnya.

Namanya Maria rosela,gadis berdarah Prancis bermata abu-abu,berambut pirang,hidung mancung,bibir merah merona,wajah
simetris dengan kulit putih halusnya.

Love or studyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang