Part 7

247 21 2
                                    


"Uh.." Aku merasakan kehadiran sesuatu yang mengganggu tidurku.

"Diam Alfred jangan menjilatku." Aku merasakan leherku sedang dijilat oleh seseorang hingga memaksakan diriku untuk bangun sepenuhnya.

"AAAAAAAHHHHHHHH WTH." Aku kaget melihat seekor anjing di ujung tempat tidur memasang wajah lucu seraya mengibaskan ekornya dengan semangat.

"Astaga Nathan kenapa kau berteriak di pagi-pagi buta seperti ini?" Protes Alfred yang terbangun tidurnya karena aku yang berteriak karena kaget.

"Auff."

"OMG ALFRED BAGAIMANA BISA ADA ANJING DIRUMAH INI."

"Grrrr."

"Astaga Nathan apa kau pernah belajar mengenai klasifikasi hewan? Dia seekor serigala."

"Wth!"

"Kemana Ayah Ibu?" Alfred memandangi serigala itu dengan intens.

"Hu'uh baiklah jadi mereka tidak mampir sebentar baiklah kalau begitu." Aku hanya bisa terheran-heran melihat alfred seperti orang konyol berbicara dengan seekor serigala.

"Nathan pakailah sesuatu untuk menutupi tubuhmu dari anak kecil." Mendengar kalimat itu membuat wajahku merah hingga ke daun telinga. Kalimat itu benar-benar mengingat tadi malam yang panas. Mengingat kemarin aku dan Alfred melakukan' apa itu hubungan intim sesama pria.

"Apa yang kau lamuni Nathan cepat aku ingin ke ruang keluarga." Kulihat terdapat seringai di wajah Alfred sekarang mukaku benar-benar merah seperti tomat masak aku lupa kalau Alfred bisa membaca pikiranku.

Alfred pergi seraya membawa serigala lucu itu di pelukannya. Dengan sigap aku menuju walkin closet untuk mengambil pakaianku setelah mengambil pakaian kemarin namun aku merasakan sakit di bagian bokongku saat berjalan. Aku segera mengenakan celanaku sesudah memakai aku tidak sengaja melihat cermin, melihat pantulan diriku. Aku berjalan menuju cermin untuk melihat lebih jelas pantulan diriku.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAH" Astaga tubuhku benar-benar penuh dengan kissmark terutama di bagian leher & punggung apa benar kemarin aku dan Alfred adegan yang sangat panas mungkin juga slaing kehilangan control hingga seperti ini.

Aku sedang turun menuruni anak tangga tapi kulihat seekor sergala itu sedang duduk manis di ujung anak tangga seraya menatapku menjulurkan lidahnya. Kubawa saja ia ke ruang makan.

"Steven cepat kembali ke wujud manusiamu."

"What!"kuberi tatapan horror ke alfred dan tak berkutik di tempat.

"Ya dia manusia serigala muda bukankah kemarin aku sudah bilang padamu bahwa keponakanku akan berkunjung." Alfred menghela nafas melihat sifat temannya yang pelupa.

"Oh , yah aku lupa."

"Guuk.." gonggongan serigala imut tersebut seraya menjulurkan lidanya.

"Bagaimana bisa aku tidak merasakan kehadiran serigalanya." Tanyaku pada serigala imut yang masih didekapan. Serigala itu memiringkan kepalanya.

"Baiklah aku ingin membuat sarapan untuk kalian."

Setelah selesai memasak, kubawa masakanku ke meja makan yang kubawa hanyalah masakan aneka pasta dan beberapa hidangan appetizer. Saat memasuki ruangan aku berteriak melihat seekor eh maksudku seseorang anak kecil memiliki kuping serigala di kepalanya yang sedang melihatku dengan tatapan berbinar.

"Alfred apa benar ada makhluk serigala seperti ini, apa dia masih belajar dalam tahap transformasi? Dan AAAAAAAAAGGGGGGGGH." Aku teriak histeris melihat ekor benjuntai-juntai.

"Alfred dia terlihat sangat lucu agh, boleh kupelihara dia?" Tanyaku pada alfred dengan girang.

"Aku bukan hewan peliharaan tau!"

"OMG suaranya lucu boleh ya boleh?"

"Nathan sudah cukup jangan goda steven seperti itu."

"Hahaha, tadi hanya bercanda siapa namamu?" tanyaku lembut pada steven.

"Steven."

"Senang berkenalan denganmu Steven namaku Nathan."

"Sudah basa-basinya Nathan sampai kapan kamu biarkan makanan itu melayang?"

"Oh iya, aku lupa."

Aku dengan menjentikan jariku sarapan yang kubuat tadi mulai mendarat di meja makan dengan rapih.

"boleh yah boleh?" tanyaku didalam pikiran Alfred.

"sudah cukup Nathan fokus pada makananmu" kesalnya padaku kutatap saja mukanya dengan wajah sedih.

Setelah sarapan selesai, aku sedang menyeka piring aku merasakan keberadaan seseorang dibelakangku.

"Hei bagaimana kemarin malam?" Bisiknya tepat ditelingaku dengan suara serak basah.

"Alfred disini sedang ada anak kecil."

"Steven berada di halaman rumah."

"Bagaimana kalau dia nanti kesini."

"tak apa."

Aku berusaha memberontak karena aku merasakan kehadiran seseorang. Namun sepertinya itu percuma karena tenaga ku dengan alfred benar-benar terlampau jauh. Dan dia datang.

"Paman al... fred aa itu aku lupa menyampaikan sesuatu yang penting kata ayah dan ibu suruh pama menyusul mereka." Ucap steve yang terlihat terengah-engah mengucapkannya. Dan raut wajah nya yang aneh melihat posisiku dengan alfred.

"Aa hmm baiklah aku akan menyusul orang tuaku."

"A.. anu paman, paman sedang melakukan apa dengan kaka Nathan?"

OH GOSH AKU DIPANGGIL KAKA. Aku berteriak di dalam hatiku, apa aku masih semuda itu hahaha. Ya benar aku pantas dipanggil kaka karena aku memacari seorang kakek-kakek berkat kekuatan sihir druid lah yang membuatnya terlihat awet muda.

"Erm paman sedang mengecek leher Nathan."

"Menge.."

"Tanda seorang mate, jangan di lanjut kamu masih anak kecil nanti kalau steve sudah dewasa pasti akan mengerti." Sambarku.

"Baiklah kalau begitu aku lanjut bermain paman."

Setelah steve menghilang.

"Huft kenapa kau tidak merasakan kehadiran steve hah? Apa kau sengaja? Orang dewasa macam apa kau ini membiarkan anak kecil melihat hal tak senonoh!"

"Ssshht..." alfred menyerang bibirku tanpa aba-aba. Lidah nya memaksa ingin masuk lebih dalam. Kupersilahkan lidahnya masuk. Saliva kami saling bercampur. Terdapat bunyi yang menggema di ruangan ini.

"Sudah cukup aku tidak mau kehilangan control." Alfred menyudahi ciuman ini padahal aku masih ingin lebih.

"Nanti saja aku ada urusan, kau dengar yang dikatakan steve? Orang tuaku ingin aku menyusul mereka."

"Untuk apa?"

"Sepertinya aku akan melakukan ritual kebiasaan pack ku."

"Berapa hari?"

"Sepertinya tidak lama hanya 1 hari atau 2 hari, dan jaga steve dengan baik."

"Baiklah hati-hati kamu disana ya meskipun kudengar packmu terkenal dengan werewolf terkuat tetap saja harus hati-hati."

"Terima kasih perhatianmu, bye my lil wizz."

***

maafin author yang membiarkan cerita ini berdebu selama 1 bulan lebih :3 padahal thor udah ngelanjut karena laptop busuk ini t('-'t)

sekian terima kasih vote, komen, kritik, & saran jangan lupa biar cerita ini cepat update

dan maafkan diksi author masih blepotan

Werewolf & The SorcerrerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang