Kuroo Tetsuro x Kozume Kenma.
.
.
Comedy. OOC! KuroKen. Absurd. Bahasa Amburegul.
.
.Happy Reading minnaaa~~
…
…
Kuroo Tetsuro memandang Kozume Kenma yang tepat ada di hadapannya."Gue emang ganteng, kaga usah ngeliatin gitu amat kali."
Kuroo mendengus. Ganteng pala lu peyang.
"Ken? Lu kaga ada niat balikan sama gua, Ken?"
Kenma melirik sadis.
"Sorry, gua kaga denger.""Oh, setelah jadi mantan gua, lu jadi budeg ya? Pantesan kga ada yang mau."
Kenma mendengus remeh.
"Dijaga ya omongan lu. Tunggu aja gua ngasih surprise buat lu. Kejang ditempat lu.""Oya~ Oya~ Dek Keken mau ngasih surprise apa ke Mas? Cincin kawin dek? Apa hasil USG?" Seringai Kuroo. Kenma mendelik.
"Mbahmu cincin kawin?! Mana mau gua sama lu. Trus apa-apaan itu hasil USG?! Mending deh main 'enaena' sama kucing tetangga, daripada sama bujang lapuk macem lu."
"Anjir, kalo ngomong manisan dikit napa dek? Mas sakit dek! Sakit! Kokoro mas bukan baja dek, kokoro mas lembek macem jeli."
Kenma menatap jijik, Kuroo kok jadi alay sih.
"Kuroo?! Lu kok alay sih?! Beneran deh, kaga usah lebay gitu kali, eneg tau. Toh, gua kaga peduli sama kokoro lu."
Kuroo mendecih. Sakit kawan, sakit banget *nunjuk hati*
Kuroo sabar, Kuroo tabah, demi uke tercinta yang kini meninggalkannya, sebut saja mantannya.Kuroo tak tau kurangnya dia dimana. Dia ganteng? Mutlak iya, dia tajir? Jangan tanya, dia bertalenta? Jelas, dia kapten voli bruh. Jadi? Apa kurangnya dia?
"Keken?"
"Apa?"
Kenma mendelik judes, Kuroo nyengir Kuda."Mas mau nyanyi."
"Sabodo."
"Dengerin ya, ini spesial dua telor buat lu."
"Dikira gua martabak." -_-
"Dengerin ya."
"Ck, iya ah."
"Oke."
Kuroo menegakan duduknya, memandang sekitar cafe yang lumayan sepi itu. Kemudian, kembali menatap Kenma.
"Ekhemm..."
Suara merdunya mulai mengalun.
"... apa kurangnya aku di dalam hidupmu, hingga kau curangi aku..."
"Katakan lah sekarang, bahwa kau tak bahagia... aku punya ragamu tapi tidak hati mu...kau tak perlu berbohong kau masi---""Stop stop stop, Kuroo. Stop. Lu nyindir gua?"
Kuroo pasang muka watados.
"Emang. Ya walaupun itu pertanyaan gua sih. Jadi, monggo di jawab."Shit!!
"Oh gitu. Oke. Lu tau kurang lu apa? Engga kan? Seme apaan lu, kekurangan sendiri aja kaga tau. Pas sama lu emang gua kaga bahagia, tapi sekarang udah lain cerita. Gua udah bukan punya lu lagi. Inget itu."
"Kok gitu, Ken? Tolong lah, kasih tau gua? Gua salah apa sama lu sampe lu tega mutusin gua? Gua kurang apa? Ganteng? Kaya? Multitalenta? Keken? Mas kurang apa lagi?!"
"Denger ya Mas Kuroo. Kenma kaga mau bilang apa kurangnya mas Kuroo sampe mas Kuroo sadar sendiri. Selama itu pun Kenma gak jamin kalo mas Kuroo udah nemu kurangnya mas, Kenma udah kaga jomblo lagi."
Kuroo pasang muka anak kucing buangan.
"Loh, Kok gitu sih, Ken?! Ya kamu harus tunggu mas sampe mas tau kurangnya mas dimana.""Dih, ogah."
"Keken kok jahat sih? Untung mas cinta."
"Emang, dan gua kaga peduli."
Sibuk meratapi nasib, Kuroo teringat ini jam makan siang hampir habis, segera ia menawari Kenma makan.
"Ken, makan yuk."
"Kaga usah nawarin makan segala deh. Lu bukan yong lek."
Jleb. Jleb. Jleb.
Niat hati berbuat baik, mulut tajam mantan menusuk tepat di hati. Terusan ya, yong lek siapa?! Merek raket bulutangkis?!
"Anjir lu. Niat baik gua udah nawarin, asal lu tau aja ya, jam makan siang hampir habis. Gua masih cinta ama lu, gua masih peduli, Keken."
"Tapi gua kaga mau. Mas Kuroo, Kenma ada urusan, jadi Kenma cepetin aja ketemuannya."
"Loh, Ken? Ga mau pesen makan dulu? Nanggung loh, Mas yang bayar deh."
"Ga. Ga usah, Mas."
Kuroo menghela nafas, menatap sosok Kenma yang sibuk mengobrak-abrik isi tasnya.
Kenma mengeluarkan kertas berwarma merah marun dengan aksen tulisan berwarna putih gading. Mendorongnya pelan ke hadapan Kuroo.
"Apa itu?"
"Undangan, Mas."
"Undangan apa? Kamu mau sunatan?"
Kenma mendecih. Melempar undangan itu tepat ke muka Kuroo.
"Gundulmu! Itu undangan nikahan. Dateng ya, empat hari lagi gua mau nikah."Kretek. Crak.
Sepertinya ada yang pecah? Omegat, ternyata kokoro Kuroo pecah berkeping-keping, pemirsah.
Sakit. Serasa ada ribuan jarum menghujam kokoronya sekarang. Kuroo tabah, mah. Tabah.
"S-serius, dek?! Kok lu tega sih?! Kenapa kaga nunggu Mas aja?! dek Keken?!"
"Serius. Kenma kaga mau nunggu seme macem Mas ya."
"Begitu ya."
"Iya."
Kuroo mulai mewek.
"Selamat ya, dek. Btw, siapakah sosok cantik yang memenangkan hati dek Keken ini?""Iya makasih. Cowok bego. Dia lebih mendingan dari pada Mas Kuroo."
"Apa?! siapa dia, dek?! berani sekali melapaui Mas Kuroo."
"Ish. Dia calon suamiku. Akaashi Keiji, sahabat Mas Bokuto sama sahabat lu sendiri."
Tercengang. Syok. Terkejut. Itu Kuroo sekarang. Tak menyangka sang karib tega menikung dirinya, mengambil dek Keken tercinta dari sisinya. Sialan nian, kutu burung hantu itu.
"A-APA!! JADI DIA NIKUNG GUA?! OH TUHAN... NGENES AMAT HIDUP GUA."
Kenma menatap datar.
"Biasa aja. Ga usah lebay, santai aja, yang penting cincai. Udah ya Mas. Kenma pamit dulu, udah di tunggu Mas Keiji buat cari cincin. Bye~ dateng ya nanti."Kenma dengan tak berdosanya melangkah pergi, meningalkan sosok raga tanpa nyawa Kuroo.
Kuroo menatap kepergian Kenma dengan berlinang air mata, hatinya hancur sekarang. Uke menghilang, sehabat yang menikung. Sakit, sakit tapi tak berdarah. Uke tercintannya, selamanya akan menjadi Mantan Terindah untuknya.
Kuroo kian terisak kencang lantaran cafe yang ia tongkrongi memutar lagu 'Mantan Terindah' yang dibawakan oleh Raisa, artis cantik negri sebrang yang sialnya juga sudah bertunangan.
-END-
Pojok bacotan author :
Inspirasi lagu Mantan Terindahnya Rasia. Inspirasi juga dari story bercast OC yang pernah Lyn buat di FB pribadi yang di kususkan untuk teman yang sedang putus cinta /ditimpuk/
Penggalan lirik lagu itu ada yang tau kan? Hooh, lagunya Armada - Asal Kau Bahagia.Udah gitu aja. Maaf kalo garing /emang/
Sampai jumpa di Chapter berikutnya~~ :*
VoMent~~ Cintakuh~~ Sayangkuh~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan FanFic KuroKen [ Haikyuu ]
FanfictionBerisi Kumpulan Fanfic [ Drabble, Ficlet, Oneshot, dan sejenisnya] KurooKen dengan berbagai Rasa. Haikyuu © Furudate Haruichi.