1. Awal mula

16 1 0
                                    

"Njir, bangsatt lu" umpat Meysha setengah berteriak sambil membersihkan rok sekolahnya yang berwarna abu-abu yang basah dan juga kotor akibat sebuah mobil yang melaju tepat disampingnya dan menginjak genangan air didepan gerbang sekolah hingga mengenai rok sekolah Meysha.

Meysha menyipitkan matanya sinis pada cowok sialan itu yang kini sedang memarkirkan mobilnya.
"Heh lo punya mata gak sih, seenaknya aja main nyerempet orang sgala lagi, emangnya nih jalan punya moyang lo? Liat nih gara-gara lo rok gue jadi kotor dan basah ke' gini" Meysha menendang ban mobil cowok itu semena-mena, sontak cowok itu melotot melihat tinkah cewek yang ada didepannya itu.

"Heh lo apa-apaan sih?datang-datang main tendang mobil orang, kalau lecet gimana? Lo mau ganti rugi gak?" ucap cowok itu sambil melotot tajam melihat Meysha.

"Lo tuh yang apa-apaan, gak liat apa orang lagi jalan main srempet aja, kalo gue jatoh gimana? Terus kaki gue yang mulus ini jadi gak berbentuk lagi, lo mau tanggung jawab hah?" seru Meysha murka sambil bertolak pinggang, membalas pelototan cowok nyebelin itu.

Cowok itu menatap Meysha dengan tatapan dinginnya, malas meladeni cewek aneh itu.
Dia menyilangkan tangannya didepan dada, sambil bersandar dimobil miliknya.

"Nyatanya lo nggak pa-pa kan, jadi lo gak usah terlalu lebay deh.
Siapa suruh juga lo jalan gak dipinggiran" ucap cowok itu tak berdosa, merasa tak bersalah sedikitpun, malahan dengan santainya dia kembali menyalahkan Meysha yang jelas-jelas jadi korban kesrempetan olehnya.

Bukkk.....
Meysha menendang kaki cowok itu dengan penuh nafsu, membuat sang empunya menjerit kesakitan.
"Akkhhh, lo apa-apaan sih, sakit tau nggak" sambil mengangkat kakinya yang ditendang Meysha dan mengelus-elusnya.

"Rasain tuh, itu akibatnya lo berani sama gue" ucap Meysha kemudian meninggalkan cowok itu yang masih mengadu kesakitan.

◀◀◀▶▶▶

Meysha membuyarkan lamunannya, saat membayangkan kembali awal dia bertemu dengan Kenzie.
Walaupun menurutnya pertemuan itu sangatlah buruk untuk dirinya dan Kenzie.
Ada sedikit senyum tercetak dibibir manisnya, dia kembali menetap sebuah kertas ditangannya, membaca deretan huruf yang tertulis disana.
Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.

Kemudian dia menutup surat itu dan melipatnya.
Saat hendak menyimpannya disaku, tiba-tiba saja sebuah tangan dengan cepat menyambar dan mengambil surat itu dari tangannya.

Sontak matanya terbelalak melihat kedua sahabatnya itu sedang berdiri dihadapannya sambil memegang surat itu.

"Surat apaan nih?" tanya Adsila penasaran kemudian mencoba membuka surat itu, tetapi Meysha mencoba merebutnya kembali.

"Sil balikin gak, itu bukan apa-apa kok, itu cuman kertas ulangan yang kemaren" ucap Meysha panik kemudian berusaha mengambilnya kembali dari tangan Adsila.

"Tapi kok lo panik gitu sih kalo gue buka nih surat, emangnya ada apaan sih? Jangan-jangan ini surat cinta ya?" ujar Adsila dan diikuti anggukan dari Vio yang berada di samping Adsila.

"Eh,,,,eumm,,,,eng-engga pa-pa kok, mana mungkin itu surat cinta" ucapnya panik setengah mati.
"Sini balikin, gada apa-apa kok dalam surat itu!" pinta Meysha tapi Adsila berusaha menghindar agar Meysha tidak merebut kembali surat itu.

Adsila kemudian berlari keluar kelas untuk menghindari Meysha agar dia lebih leluasa membaca surat itu.

Bukkk....

Tiba-tiba saja Adsila menabrak seseorang begitu dia keluar dari kelas dan jatuh terjerembap kelantai, sedangkan surat yang tadi dia pegang, kini beralih ke tangan orang yang ditabraknya.
Adsila mendongakkan kepalanya melihat siapa yang dia tabrak, dilihatnya Kenzie dan kedua sahabatnya 'Naufal dan Fahmi' sedang berdiri dihadapannya dengan mengenakan baju basket sambil memegang surat yang tadi dibawanya.

***

Dengan keadaan yang panik dan terburu-buru Meysha berlari keluar kelas menyusul Adsila yang sedang membawa lari surat miliknya, surat yang berisi tentang perasaannya terhadap Kenzie.

Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya di depan pintu saat mendapati Adsila terduduk dilantai.
Omaigat,,,,,jantungnya serasa berhenti berdetak saat melihat Kenzie dan kedua sahabatnya itu tengah berdiri dihadapan Adsila.
Keringat dingin mulai bercucuran keluar dari pori-porinya, keningnya mengernyit memperhatikan sesuatu yang digenggam Kenzie.
Meysha terkejut, matanya terbelalak sempurna melihat benda tak asing itu ditangan Kenzie, kertas yang tadi di ambil Adsila darinya, ternyata sudah berada pada tangan Kenzie saat ini.

"Jadi surat ini punya Meysha?" tanya Kenzie, Adsila menatapnya bingung dan kemudian mengangguk samar.

"Iya, itu memang surat punya Meysha! Kenapa sih, emangnya isinya apaan?" tanya Adsila penasaran melihat ekspresi wajah Kenzie yang membingungkan itu.

Kenzie melangkahkan kakinya, berjalan mendekat kearah Meysha yang kini mematung di tempatnya. jantungnya kini berdetak tak karuan, perasaannya kini bercapur aduk menatap Kenzie yang kini semakin dekat.

Cowok itu akhirnya berhenti tepat dihadapan Meysha, membuat Meysha meneguk ludahnya berkali-kali dengan susah payah untuk melegakan tenggorokannya yang tiba tiba saja terasa kering.
Tubuhnya menjadi kaku menyambut tatapan Kenzie tepat dimatanya.
Kenzie terus saja menatapnya, Meysha memang lantas mendapatkannya.

Semua siswa-siswi yang berada ditempat itu, baik yang beralu-lalang, semuanya menyaksikan adegan menegangkan itu.
Semua pandangan tertuju pada mereka berdua.

Meysha menjadi semakin bingung apakah dia harus berpura-pura akan mengatakan kalau surat itu bukan miliknya atau mengakui kalau surat itu memang miliknya.
Bingung bagaimana caranya dia menjelaskan semuanya pada Kenzie, menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Kenzie padanya.
Saat ini Meysha pasrah,
Dia siap dan rela menerima kalau dirinya dibully dan dipermalukan satu sekolah.

Kenzie mendekatkan wajahnya pada Meysha hingga berjarak 2cm dan deruan nafasnya dapat dirasakan oleh Meysha.
Meysha menundukkan kepalanya, tak sanggup melihat tatapan cowok itu dimatannya.

Meysha kaget dan sedikit syok saat
Kenzie mencengkram pundaknya, tak butuh waktu yang cukup lama air matanya melesak keluar begitu saja, mengalir dan membasahi pipinya.
Meysha menarik nafas panjang, dan menghembuskannya secara perlahan.
Dia akan menjelaskan semuanya pada Kenzie tentang surat itu, tapi tiba-tiba saja Kenzie mengatakan sesuatu yang membuat Meysha dan para cewek-cewek yang sedang menyaksikan mereka syok, kaget dan berteriak histeris bahkan ada yang pingsan mendengar pernyataan tersebut terlontar dari mulut Kenzie.

"Baik, lo diterima" ucap Kenzie sedikit tersenyum pada Meysha.

Sontak Meysha mendongak menatap Kenzie syok, tak percaya dengan apa yang barusan Kenzie ucapkan, begitu juga dengan kedua sahabatnya Adsila dan Vio.
"Iya, sekarang kita jadian" ucap Kenzie santai dan meyakinkan.

Dalam hitungan detik berita itu langsung menyebar keseluruh penjuru sekolah.
Spontan saja seluruh kelas jadi heboh dan gempar, siswi-siswi yang masih belajar kini sudah tak tenang duduk dibangkunya dan memilih untuk berhamburan keluar kelas dan berlarian menuju kelas XI-1, lebih tepatnya adalah kelas Meysha.
Semuanya histeris gak terima sang pengeran mereka kini mempunyai seorang kekasih.

Didepan kelas Meysha masih terpaku seperti patung, memandang semuanya tanpa berkedip.
Semenjak kejadian itu, Meysha dan Kenzie selalu bersama, Meysha sangat senang bisa berpacaran dangan Kenzie, tetapi Kenzie kelihatannya tak begitu bahagia.
Sikapnya yang selalu dingin dan cuek.

◀◀◀▶▶▶

Dan disinilah semuanya berawal, awal mula dari hubungan mereka berdua
KENZIE & MEYSHA

Sebagai pasangan kekasih.

------

Yeay, akhirnya sih Kenzie udah punya kekasih, walaupun kelihatannya di tak begitu bahagia.
Akankah hubungan mereka berjalan dengan baik-baik saja seperti yang diharapkan oleh Meysha???
Jadi jangan lupa Vote & comment ya! Biar part selanjutnya bisa dilanjutin....dijamin seruu deh!!!

#thx😘

STARLikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang