Tak Semestinya Cemburu

16.1K 913 278
                                    

Assalamualaikum temen-temen 😂

Rasanya lama kali tak jumpa 🤣 moga gak lupa sama gue *siapa lo?* 🤣🤣🤣
Anyway ini ada lapak baru insya Allah gak setengah jalan kayak lapak sebelah yang tetiba hilang arah 😅
Doain aja lapak sebelah bisa dapet ilhamnya 😂

Oke, ditunggu komentar kangennya yaaaa 😚😚😚

Nb: dapet salam ganteng dari Farrel untuk komenan terkece 😝😝

Salam kece,

Carissa Aznii

😴😴😴😴😴😴

Dina heran karena ia dipaksa mengenakan kerudung dalam acara pernikahan Tiara. Padahal janjinya hanya mengenakan seragam gamis. Gak ada kerudung-kerudungan tapi usai di make up kan, ia dipakaikan kerudung. Hal yang membuat Farras terkekeh karena Dina langsung menolak keras. Dina kan emang gak pakek kerudung. Katanya sih, nanti aja pakek kerudungnya kalau udah menikah. Sementara Fasha sih anteng-anteng aja dipakaikan kerudung. Ia sih pasrah saja.

"Gak apa-apa sih, kak. Biar gak umbar-umbar aurat. Lagian banyak orang juga, yang datang gak cuma perempuan."

Dina mengerucutkan bibir. Sementara Farras cuma geleng-geleng kepala. Apalagi gak dipisah pula, lokasi untuk undangan perempuan dan laki-laki. Farras sudah keluar duluan dari ruang make up. Ia ingin segera tiba di gedung sebelah, dimana acara itu dilaksanakan. Kan sebentar lagi, akad nikah bakal dilaksanakan.

Dina ikut keluar walau dengan bibir manyun. Dari kejauhan, ia sudah melihat Rain yang sibuk dengan kameranya bersama Aidan. Aidan lah yang akan membantu Rain mengabadikan momen-momen indahnya pernikahan Tiara hari ini. Sementara Fasha menyusul di belakangnya. Berjalan sambil mengangkat bagian bawah gaunnya yang menurutnya panjang karena biasanya ia memakai rok yang pendek-pendek. Beda sama Dina yang biasanya, gak pernah pakai rok tapi selalu pakai celana. Tapi gadis itu berjalan biasa saja walau terkadang tak sengaja menginjak gaunnya sendiri.

Dina segera mengambil posisi di sebelah Farras. Menyimak apa yang sedang dilontarkan ustad Marshall. Ustad legendaris yang satu itu sudah dua kali menjadi saksi pernikahan cucu-cucu Opa Adhi. Kini beliau sedang memberikan wejangan yang dilanjutkan ucapan ijab kabul. Ucapan yang membuat Dina deg-degan setengah mati. Sama halnya dengan Fasha. Dua gadis itu berdiri berdampingan dan tanpa sadar, saling memegang tangan. Sementara Tiara ada di lantai atas. Pengantin perempuan itu baru akan turun setelah ijab kabul dilaksanakan.

Farras menahan senyum gugupnya. Ini seperti bernostalgia. Ia pernah merasakan bagaimana gugupnya menunggu ucapan janji ini. Janji di hadapan Allah. Bukan janji yang bisa diucapkan sembarangan. Sementara di seberang sana, Ando menatapnya dengan senyuman. Lelaki itu terharu karena kakaknya akhirnya menikah tapi juga berpikir tentang hal yang sama dengan Farras. Tentang apa yang terjadi dengannya setengah tahun lalu. Aah...tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Ia tak pernah menyangka akan menikah secepat ini, mendahului kakaknya. Lalu kini, kakaknya akan menikah. Maka terasa tunai lah rasa bahagianya. Sempurna.

"Saya terima nikahnya, Tiara Ferisha Adhiyaksa binti Feri Adhiyaksa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

Suasana sempat hening sesaat sampai para saksi mengucap kata 'sah' lantas disambut ucapan alhamdulillah. Rain saking senangnya sampai memeluk Aidan yang ternganga karena kaget. Cowok itu sedang fokus mengamati kameranya agar merekam semua kejadian itu. Sementara Farras, Dina dan Fasha melompat girang lantas saling memeluk. Gelak tawa, tangis bahagia menyambut. Apalagi saat Tiara turun dengan cantiknya bersama mommy-nya dan ibu mertuanya.

Fasha tahu kalau hari ini akan tiba untuk kakak sepupunya yang paling rusuh itu. Dan Dina tahu kalau ia juga akan seperti itu suatu saat nanti. Entah kapan dan dengan siapa. Ia tak pernah tahu. Tapi ia selalu yakin, ia juga akan bahagia saat itu tiba.

Tak SejalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang