(2) Sesalku

734 11 0
                                    

Pagi ini Laras bangun sediit kesiangan selain karna mendengarkan ceri Vania semalaman Laras juga kelelahan setelah mengurus sendiri acara kemarin. Setelah mencuci muka Lara turun ke dapur untuk memasak karna selama ini Laras memang mengurus semua sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga atau art. Baru saja turun Laras sudah di sambut oleh Putri yang rupanya sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga. Laras mendekat berniat untuk membantu.

"Sepertinya kau bangun sangat pagi put, sehingga semua sudah selesai, kalau begitu aku akan membantu anak-anak ku saja" ucap Laras

"Ya ras, uruslah anak-anak mu" jawab Putri yang sebenarnya terdengar sedikit sinis

Mengabaikan Putri Laras melangkah ke kamar anak-anak nya membantu mereka menyiapkan seragam sekolahnya.
Vandy(14 tahun) putra pertama Laras saat ini menduduki kelas 3 smp, Kanya(13 tahun) putri keduanya kelas 2 smp, dan Vania( 10 tahun) baru kelas 6 sd.

Laras menikah dengan Andi saat mereka Lulus SMA, di usia Laras 17 tahun dan Andi 18 tahun. Setelahnya mereka kuliah bersama, dan berkat kecerdasannya keduanya mampu menyelesaikan pendidikan secara cept yaitu 3 tahun. Dulu Laras sempat bekerja sebagai sekertaris selama 10 bulan, lalu berhenti karna mempunyai Vandy, Kanya, Vania dan keinginan Andy agar Laras menjadi ibu rumah tangga saja. Laras mendapatkan Vandy di tahun pertama pernikahannya, lalu di susul Kanya dannVania.

Setelah menyiapkan ketiga anaknya Laras berniat untuk membantu Andi, namun ketika akan masuk ke kamarnya terlihat Putri berada di kamarnya membantu Andi. Laras sempat berhenti sesaat sebelum akhirnya masuk,mengingat ini memang kamarnya.

"Wahh rupanya Putri juga sudah hafal betul tentang mu ya and" ucap Laras sambil tersenyum lebar

"Ya walau belum sehafal kamu sayang, bersiaplah.. kita akah makan bersama" ucap Andi

Laras segera masuk kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah selesai Laras kembali memanggil anaknya satu persatu, pasalnya ketiganya sempat mengeluh malas makan jika semeja dengan Putri dan Laras yakin jika mereka pasti akan sengaja terlambat turun sampai akhirnya melewatkan sarapannya.

Laras turun dengan ketiga anaknya, saat tiba di meja makan Laras terdiam sejenak langkahnya terhenti sesaat melihat ke meja makan, di mana tempat yang biasanya ditempati olehnya kini ditempati orang lain. 'Apa semua milikku akan di ambil alih' batin Laras
"Ayo ma" ajak Vania menarik tangan Laras

"Siapa suruh lo duduk situ,itu tempat nyokap gue" ucap Vandy pada Putri

"Sopanlah sedikit Van, aku juga istri papamu, dengan kata lain aku ini ibumu juga" jawab Putri dengan suara sehalus mungkin

Vandy tersenyum sinis
"Mana sudi gue punya ibu pelacur"

"Vandy jaga bicaramu" bentak Andy

Sekarang Vandy tertawa, tawa yang hambar
"Ha ha ha jaga bicara... buat dia, sory gue kagak bisa.. nih orang nyakitin nyokap gue, bahkan sekarang berani ngambil alih milik nyokap gue"

"Vandy sudah.. lagipula mama bisa duduk di tempat lain" ucap Laras menenangkan putranya yang akhir-akhir ini memang sensitif jika menyangkut apapun yang menyakitinya.

Akhirnya Vandy mau untuk duduk, Laras duduk diseberang Putri di antra Vandy dan Vania. Lara mengambilkan ketiga anaknya makanan, namun saat ketiganya makan Putri kembali berucap lagi

"Untung ya pi, mami tadi bangunnya pagi jadi sempet masak dan bersih-bersih, coba kalu enggak bisa nggak sarapan kita pagi ini.. apa nyonya besar punya kebiasaan bangun kesiangan pi?"

"Putri... jangan membuat masalah pagi-pagi, jangan buat aku menyesal untuk menikahi mu.. kau sangat tau aku menikahimu itu semua karna Laras" ucap Andi murka. Bukan pura-pura Andi memang sangat marah.

Begitupun Vandy, suapan yang hampir masuk ke mulutnya jatuh begitu saja. Laras juga ikut terdiam sedangkan Kanya dan Vania dengan kompak memuntankan makanannya. Keadaan hening sesaat sampai akhirnya Vandy melemparkan piring makanannya ke tembok.

"Gue terima lo rusak keluarga gue, tapi gak akan dengan penghinaan lo ke nyokap gue, siapa lo berani ngehina nyokap gue, sadar diri lo... kalo bukan karna nyokap gue entah ap yang bakal terjadi dengan hidup lo, dasar perusak keluarga orang gak tau diri lo" bentak Vandy murka

Tak satupun yang menyahut Laras hanya diam menduk, Andi manap Laras dengan rasa sesal dan takut kehilangan yang sangat kentara sementara Putri menunduk menahan amarah.

"Ma anterin kita sekolah ya nanti sekalian sarapan di jalan mumpung masih pagi" ucap Kanya

"Sarapan di McD ya ma, aku mau spageti"

"Papa antar ya" sahut Andi

"Kunci mobil mama mana, Vandy aja yang nyetir"

"Di kamar mama, kamu cari saja di lemari mama tunggu di luar sama Kanya Vania, sekalian dompet mama di meja rias ya Van" ucap Laras.

Dengan setengah berlari Vandy mengambil kunci mobil di kamar mamanya. Sebelum keluar Laras mencoba untuk tersenyum pada Andi dan Putri

"And, Put aku jalan dulu ya" ucap Laras lalu menggandeng kedua anaknya keluar. Tak lama Vandy menyusul dan mereka pun keluar. Meninggalkan Andi dan Putri yang masih terdiam

"Entah kenapa Put, aku merasa cinta aku ke kamu itu salah.. buktinya sekarang rasa itu seolah lenyap... hatiku di penuhi oleh penyesalah dan cinta pada Laras.." ucap Andi

"....harusnya aku sadari sedari dulu, kita ini tidak saling cinta tapi.... hanya terbawa suasana dan mengira ada cinta di antara kita.. ini keslahan put"

"Habiskan sarapanmu di, setelah ini aku akan membersihkan semuanya" ucap Putri

"Aku sudah selesai, besok aku akan memanggi art.. agar tak ada yang pergi tanpa sarapan.. dan juga kembali ke tempatmu.. itu tempat Laras"

Sakit... hati Putri sakit seketika itu juga. Rasa sakit yang menambah kebenciannya pada Laras, jika saja dulu dia tak menlepaskan Andy mungkin lain lagi ceritanya. Laras tak akan pernah tau Andi mencintainya sejak lama, Laras tak akan tau sebelum mengenal Putri Andi sudah mencintai Laras. Laras tak akan tau jika cintanya terbalas, Laras tak akan menikungnya. Tidak Laras memang tak pernah menikung, Putri sendiri yang melepasnya demi melihat Andi bahagia. Kenyataan ia berkorban untuk Andi dulu membuatnya semakin membenci Laras. Lihatlah,takdir menyatuhkannya lagi dengan Andi, bukankan ini sudah jelas jika cinta Laras yang salah, buka dia.. jika dia salah kenap tuhan menyatuhkan mereka lagi setelah sekian lamanya.

****
Sore harinya ketika Andi pulang dari kantor, Putri menyambutnya dengan senyum manis. Putri membawakan tas Adni ke kamarnya, menyiapkan handuk dan airpanas juga membantu Andi melepas sepatunya.

"Terimakasih put, apa artnya sudah datang?"

"Sudah, dua orang bukan"

"Iya, lalu di mana Laras aku tak melihatnya"

"Laras tidak pulang di, dari setelah mengantar anaknya tidak kembali"

Andi terdiam lalu mengambil ponselnya yang dari tadi pagi tak di sentuh sama sekali. Di layar pipihnya tertulis 5 panggilan tidak terjawab dari Laras, dan satu pesan.

From: Mywife❤
And maaf, aku tk pulng ank2 tdk mau.. kmi di rmah ortumu, akan pulang akhir pkan.
Dan tlong jngan kesini, Vandy masih sensitif.. biar kmi tenang dulu.

Andi menghela nafas pelan, lalu menelfon Laras, sampai nada terakhir Laras tak juga menjawabnya, begitu seterusnya sampai panggilan ke 17. Frustasi tak juga di jawab Andi mengirim pesan pada Laras
To: Mywife❤
Iya sayang, jaga diri dan anak2. Sampaikan salam sayangku pada semuanya.
Love you my dear wife.
Sory, and i miss you

Send✔

"Mandi lah di, sebelum airnya dingin.. akan ku siapkan makanan untuk mu" ucap Putri lalu keluar kamar meninggalkan Andi yang sibuk dengan perasaannya. Sesal dan sedih benar benar mengisi seluruh jiwanya kali ini.
"Sory my sunrise, i hurt you, Laras aku sangat menyesal, aku sangat merindukan mu... rasa sesal ini, maaf aku menyakiti hatimu, melukai cinta tulusmu, menghianati kesetiaan mu.. aku harap kamu bisa memaafkan ku, dan tak akan berpaling dari cinta ku"

CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang