(5) Relakah?

1K 31 8
                                    

Sudah genap dua minggu Laras bekerja di kantor atau di trayning sebagai sekertaris. Cara kerja Laras dan ke profesionalan nya benar benar di uji, bahkan sebelum direktur utama datang Laras sudah di beri banyak tugas dan di tuntut untuk mengerjakan secar perfeksionis. Beruntung nya Laras memang orang yang perfeksionis dan memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, jadi tidak terlalu sulit bagi Laras untuk mengerjakan tugas tugasnya.

Laras juga merasa senang dengan kesibukannya kini, dengan dirinya yang bekerja beban fikiran Laras akan masalah rumah tangganya bisa sedikit teralihkan.

Mulai hari ini Laras akan resmi menjadi sekertaris direktur baru. Dan sekarang Laras juga beberapa karyawan sedang sibuk menyiapkan penyambutan untuk direktur yang baru. Tidak terlalu ramai memang, tapi setidaknya akan membuat direktur baru dari kantor pusat itu terkesan dengan penyambutannya.

Direktur baru tiba tepat pukul 09:00, entah kenapa Laras di buat gugup sendiri lebih tepatnya takut dengan bos barunya, karna yang Laras dengar dari beberapa orang bosnya adalah orang yang sangat amat perfeksionis dan sedikit galak.
"Selamat pagi semuanya, saya Johan Abraham direktur utama baru disini menggantikan pak Adam yang di pindah tugaskan di luar negri.. saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik disini" sapa bos baru atau pak Johan kepada seluruh karyawan dan staff di aula kantor.
..." dan juga terimakasih atas penyambutannya yang meriah ini,.." lanjut pak Johan mulai berpidato di depan seluruh pegawainya.

Setelah acara penyambutan selesai Laras langsung di buat sibuk untuk mengatur jadwal pak Johan juga mengurus beberapa data yang harus dia siapkan untuk meeting. Dan benar Pak Johan memang sangat perfeksionis, beberapa kali Laras kena marah dan harus mengulang pekerjaannya. Ya, bahkan di hari pertama bosnya itu sudah marah marah, bagaimana di hari berikutnya.

*****
Pukul 16:30 akhirnya Laras bisa tiba di rumah dengan selamat. Hari ini benar benar melelahkan untuk Laras, rasanya dia ingin segera mandi lalu tidur bersama ketiga anaknya. Laras sangat merindukan Vandi,Kanya dan Vania, dia sudh tidak sabar untuk segera memeluk ketiga anaknya. Hanya mereka yang bisa membuat Laras bertahan sampai sekarang, walau terkadang lelah tapi dengan mengingat ketika anaknya lelahnya pasti akan hilang dengan sendirinya.

Saat melewati ruang keluarga Laras melihat Andi yang menimang Juwita, Putri di sampingnya tersenyum bahagia. Di wajah Andi pun sama, terlihat binar kebahagiaan di sana. Hati Laras mendadak sesak melihat pemandangan seperti ini. Laras sangat tidak rela jika Andi membagi cintanya. Tidak cukupkah Andi membagi raganya kenapa hatinya juga harus di bagi. Apa sebenarnya yang menjadi kekurangan Laras sehingga Andi tega mencurangi dirinya. Padahal semuanya sudah Laras relakan. Tapi kenpa? Kenapa Andi malah membohonginya.

Dulu Laras mengira kedekatan Andi dan Putri memang karna kesalahan. Sehingga Laras berani merelakan raga Andi terbagi, karna Laras yakin dulu hanya dia yang ada di hati Andi, Laras begitu percaya. Tapi setelah mendengar pernyataan cinta Andi kemarin kepercayaannya hancur seketika, dan entah dari mana mulai muncul dalam fikiran Laras jika cepat atau lambat Andi akan meninggalkan dirinya.

"Mama udah pulang.." teriak girang Vania

Laras tersenyum tulus, namun juga terselip kesedihan dalam binar matanya. Dia takut buah hatinya juga merasakan sakit karna papanya.

"Iya sayang, mama pulang" ucap Laras merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Vania

"Vania kangen tau.. kak Kanya sama kak Vandy juga.." ucap Vania masih memeluk Laras

"Mama juga kangen kalian sayang" ucap Laras

"Kamu udah pulang sayang" ucap Andi yang tiba tiba sudah ada di belakang Laras.

"Vania ke kamar dulu ya nak, mama mau bicar dulu sama papamu"

Vania mengangguk patuh lalu segera berlari ke kamarnya.

"Iya and.. ada perlu apa?"

Andi mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan aneh Laras

"Perlu apa?.. ya perlu kamu, kan kamu istriku ras"

"Kan sudah ada Putri and.."

"Apa maksud kamu ras.. bukankah sudah ku katakan aku hanya mencintai kamu dan akan tetap begitu.. aku menikahi putri juga karna kamu sayang"

Hati Laras perih mendengar penuturan Andi, cinta? hanya Laras, benarkah seperti itu? Apakan di depan Putri Andi juga mengatakan hal yang sama.

"Benarkah hanya aku and.."

"Tentu sayang" jawab Andi tanpa keraguan lalu menggenggam erat tangan kanan Laras

"And.. bgaimana jia aku bilang, aku tak menyukai Putri terutama sikapnya pada anak anak ku.. lalu aku.... aku mau... kamu.. bercerai saja... dengan... Putri"

"Sayang.... bukannya aku tidak mau, tapi dulu kamu sendiri yang memaksaku untuk menikahinya padahal aku sedah menolak dan sekarang...."

"Sekatang hatimu sudah terbagi untuknya.." sela Laras

"Apa maksudmu ras... aku.. tidak ras, aku hanya tidak bisa berpisa dengan Juwita.. Putri mengancam akan membawa juwita jika aku berpisah dengannya dan tidak akan mengizinkanku bertemu dengan juwita."

"Ras.. mengertilah... aku tak pernah berpaling apalangi membagi cintaku.. percayalah.. kamu tetap menjadi yang terpenting"

"Sudahlah And.. lupakan... aku lelah ingin tidur"

Laras meninggalkan Andi yang masih bergeming, bergulat dengan fikirannya sendiri. Andi merasa semakin berdosa dengan Laras, wanita yang berusaha keras menjaga rumah tangga serta cintanya.. tapi dengan begitu jahatnya Andi malah menghianatinya, membohongi Laras.

Andi memang tak berbohong jika Laras sangat berarti dalam hidupnya, Laras adalah segalanya. Sedangkan Putri, Andi bahkan tidak tahu kenapa dia mengatakan cinta pada Putri tapi yang jelas dalam hatinya cinta itu tidak pernah ada, karna cinta Andi hanya milik Laras seorang, dan selamanya akan tetap seperti itu. Untuk Putri, maaf, Andi terpaksa mengatakan cinta karna kasihan melihat penderitaan Putri selama ini.. dan semua itu karna dirinya.

Andi akan membalasnya, meskipun Andi tau... dia hrus menyakiti Laras,belahan jiwanya, hidupnya, dan segalanya untuk Andi.
Jika saja Laras tahu Andi jauh lebih tersiksa ketika dia menyakiti Laras dan ketiga anaknya.

Andi tidak rela, sangt tidak rela melihat mereka tersiksa... tapi Andi tak berdaya saat ini.
Andi berjanji akan segera menebus segala kesalahannya kepada mereka. Segera... Andi akan mengembalikan kebahagiaan mereka.

Yang ini Ayya nulis tnpa feel.. jadi maap kalo nggak memuaskan pemirsa

CHOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang