Pagi ini Laras sudah bersiap dengan pakaian rapi khas orang kantor. Dengan rok pensil di atas lutut dan kemeja lengan panjang berwarna putih
Setelah siap Laras segera ke kamar anak anaknya untuk membantu mereka bersiap. Kanya dan Vania sempat terheran melihat mamanya yang sudah rapi di pagi hari, namun sebelum mereka bertanya Vandy yang tiba tiba masuk ke kamar Kanya dan Vania sudah berujar terlebih dahulu."Wah.. mama beneran kerja lagi nih, Vandy dukung banget deh.. keren kan dek punya mama tangguh, wanita karir lagi"
Kanya yang sempat bingung akhirnya ikut tersenyum sumringah memberi dukungan pada Laras. Berbeda dengan Vania yang malah nampak murung, seakan tidak setuju dengan keputusan Laras.
"Vania kenapa cemberut gitu?" tanya Laras,yang kini berjongkok di depan Vania yang duduk di ujung kasurnya.
"Mama ngapain kerja, kan papa udah kerja"
Laras tersenyum
"Vania gak setuju ya kalau mama kerja?"Vania mengangguk pelan
"Kenapa nia nggak suka?.. mama kerja buat vania juga kok""Nanti mama sibuk, kayak orangtua temen aku.. kalau mama sibuk siapa yang urusin Vania"
"Sayang... percaya sama mama, walaupun mama kerja Vania, kak Kanya dan kak Vandy akan selalu jadi prioritas mama.. lagian mama kerja juga buat bantu papa sayang.."
"..Vania tau kan kalu sekarang papa juga punya tante Putri dan Juwita.. jadi beban papa banyak sekarang, kalau mama bisa bantu kerja kan enak.. kita kalau butuh nggak perlu minta papa lagi, kita pakek uang kita sendiri" tutur Laras, menjelaskn dengan selembut mungkin pada Vania
"Tapi mama janji ya... tetep sayang Vania dan gak terlalu sibuk sama kerjaan"
"Iya sayang.. mama janji"
Laras memeluk Vania sebentar lalu mengajak ketiga anaknya turun untuk sarapan.
Di meja makan terlihat Andi dan Putri yang duduk dalam keheningan tanpa sepatah katapun. Putri juga tak lagi duduk di tempatnya, namun kali ini Laras juga enggan duduk di situ,apalagi mengingat kejadian kemarin sangat menjengkelkan.Andi menatap sendu pada Laras dan ketiga anaknya, dalam beberapa detik tatapan Andi berubah menjadi tatapan bingung. Ya, Andi bingung melihat penampilan Laras yang terlihat rapi, seperti orang kantoran. Namun Andi terlalu bimbang untuk memecah keheningan di meja makan, anak-anaknya bahkan acuh dengan keheningan ini. Andi sedikit takut untuk mengawali pembicaraan pagi ini, takut jika anaknya masih marah atau bahkan sakit hati karnanya.
Dalam satu tarikan nafas Andi berniat untuk mulai berbicara, namun sebelum Andi bicara Laras sudah memulainya dahulu."And, mulai hari ini aku mau kerja lagi... buat ngisi waktu luang aku di rumah selagi anak anak sekolah"
"Kamu mau kerja dimana ma?"
"Di kantornya Laras, hari ini interview and"
"Kenapa nggak di kantor aku aja ras"
Laras tersenyum
"Nggak and.. aku gak mau bergantung terus sama kamu, walaupun itu artinya bergantung sama suami sendiri.. aku... pengen coba usaha sendiri aja""Ya bagus dong, sekalian aja belajar hidup tanpa Andi... biar nanti gak kaget kalo Andi mau pisah sama kamu, iya kan di?"
Sahut Putri sinisLaras hanya bergeming tanpa niatan untuk membalas ucapan Putri. Begitu juga untuk ketiga anaknya terutama Vandy. Yang terlihat sangat amat berusaha menahan amarahnya. Kanya dan Vania juga sama, mereka tak lagi melanjutkan sarapannya.
Laras bingung harus bersikap seperti apa sekarang, Putri memang semakin keterlaluan hampir setiap hari tak sekalipun dia berhenti berulah. Namun kali ini yang membuat Laras semakin bingung adalah sikap Andi yang juga hanya diam saja. Bagi Laras itu menunjukan bahwa Andi memang punya niatan untuk berpisah dengannya, hati Laras terasa semakin sesak memikirkan semua ini. Bagaimana bisa Laras merelakan orang yang paling dia cintai untuk yang kedua kalinya. Dan yang kedua nanti apa Laras akan di minta untuk benar benar pergi dari hidup Andi. Lalu bagaimana bisa Laras hidup tanpa Andi, cinta pertama dan terakhir baginya itu.
"Ma.. ayok berangkat sekarang, Vandy kan ada ulangan susulan gara gara acara minggu lalu, pas mama paksa buat datang di kawinan orang" ucap Vandy tiba tiba lalu melongos keluar tanpa menunggu jawaban yang lain.
"Yaudah, kita berangkat dulu and" ucap Laras lalu segera mengajak Kanya dan Vania menyusul Vandy.
******
Setelah mengantar ketiga anaknya Laras segera berangkat ke kantor tempat Dewi-teman Laras bekerja. Sesampainya di sana Laras segera menemui Dewi yang kemudian mengantarnya ke ruang direktur untuk interview secara langsung. Wajar saja jika saat ini direktur sendiri yang meng-interview calon karyawannya, demi mendapatkan karyawan yang kompeten dan bisa dipercaya.
Setelah dua jam di wanwancarai akhirnya Laras di terima, namun berbeda dengan kesepakatan awal bahwa dirinya menggantikan Dewi, karena Dewi tidak jadi resign. Jadi mulai besok Laras akan menjadi sekertaris dari direktur utama yang baru yang akan datang seminggu lagi, dan mulai besok Laras akan mulai bekerja atau istilahnya masa trayning sebelum benar-benar menjadi sekertaris direktur barunya nanti.
*****
Tepat pukul 12:00 siang Laras tiba di rumah, namun barusaja hendak memasuki rumah Laras menghentikan langkahnya. Di dalam sana Laras mendengar suara orang yang kelihatannya bertengkar. Laras mengenal suara itu, itu adalah Andi dan Putri.
"Kamu jangan egois di.. kamu yang membawaku kesini, kamu yang membuatku seperti sekarang... dan apa, setelah aku yang bersedia selalu menemanimu, setelah aku yang rela melakukan apapun untukmu... sekarang kamu menyalahkan ku"
"Bukan maksudku egois put... tapi kamu tau sendiri jika kebersamaan kita ini adalah sebuah kesalahan.."
"Ya... ini memang kesalahan di.. bertahun tahun yang lalu... kenapa sebelum aku menyerahkan hidupku padamu.. kenapa kamu tidak mengatakan jika ini kesalahan di.."
"Put.. aku memang mencintaimu, tapi Laras adalah hidupku.. aku tak akan menyakitinya lagi"
"Aku juga mencintaimu di, sangat.... dan... dan kamu adalah hidupku, kamu.. menyakiti ku di" lirih Putri yang kini jatuh dalam tangisnya.
Andi tak mampu hanya diam saja melihat wanita yang juga di cintainya itu menangis. Andi mendekap Putri sambil mulutnya tak henti hentinya mengucap kata maaf.
Laras hanya bergeming melihatnya, namun tanpa di minta airmata Laras keluar begitu saja.Laras tau Andi teramat sangat mencintainya tapi Laras tak pernah tau jika kebrsamaan Andi dan Putri bukan hanya karna kesalahan. Tapi karna Andi juga mencintai Putri. Jadi ini juga penyebab Andi tak pernah bertindak atas segala sikap Putri yang keterlaluan itu.
Bertahan?.. haruskah Laras bertahan setelah tau jika Andi memang mencintai Putri, yang artinya Andi sudah benar benar menghianati cintanya. Apa Laras sanggup untuk bertahan, bahkan rasanya begitu sakit sekarang.
Apa ini akibat dari pilihannya dulu yang terlalu terburu buru, menikah di usia yang begitu muda bahkan tepat setelah mereka lulus sma. Entah bagaimana tapi Laras merasa sangat menyesal.
Akhirnya Laras memutuskan untuk tidak masuk kerumah, tapi berjalan jalan ke taman depan komplek rumahnya. Sekedar untuk menenangkan dirinya, Karna yang Laras tau dia sudah sangat kecewa sekarang.
Untuk anak anak, Laras akan bertahan agar anak anaknya tidak merasakan broken home. Agar Vania punya orang tua yang lengkap. Biarlah, hanya Laras yang tau betapa sakitnya, betap hancurnya hati Laras saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOISE
RomanceLaras sangat terpukul ketika mendapati suaminya telah menikah lagi di usia pernikahan mereka yang sudah menginjak tahun ke 14. Bahkan mereka sudah di karuniahi 3 orang anak. Dalam hati Laras sangat menyesali keputusannya dulu untuk menikah muda. Kea...