Bertemu dengannya lagi

1.5K 68 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 17.30, itu artinya semua kegiatan hari ini telah selesai. Aku dan teman-teman sudah mandi. Aku memutuskan untuk membuka buku harianku. Belum sempat aku menuliskan sesuatu, Ustadzah Atika datang menemuiku.
       "Assalamu'alaikum Zahra" ucapnya mendekati ranjangku. Aku menjawab salam beliau kemudian tersenyum lalu berdiri dan mencium punggung tangan beliau.
       "Ustadzah mau minta tolong, kepala pondok meminta perwakilan dari akhwat untuk merapikan perpustakaan yang lama. Apa kamu bersedia?" Tanya Ustadzah tersenyum
       "Iya ustadzah, Zahra bersedia" jawabku, aku dan Ustadzah berjalan menuju perpustakaan. Aku membuka sandalku lalu segera ikut membereskan buku. Disini hanya ada ustadz Fahri, Ustadzah Atika, Ustadzah Indah, dan santri laki-laki. Tunggu! Dia yang ku tabrak didepan mesjid shubuh tadi.
       "Masyaallah" gumamku sambil tersenyum menatapnya cekatan merapikan buku-buku dan membersihkan debu-debu dari buku itu. Ia menoleh ke arahku. Oh tidak! Dia mengetahui aku memperhatikannya sedari tadi. Aku segera mengalihkan pandanganku dan merapikan buku-buku itu.
       "Ukhti, jangan bengong terus seperti itu! Tak baik. Lebih baik cepat kau bereskan buku itu karena 20 menit lagi waktu shalat maghrib akan tiba." Ucap ikhwan itu sambil menatapku sinis. Ternyata dia tegas sekali.
       "Iya maafkan saya. Kalau boleh tau, namamu siapa?" Tanyaku sambil merapikan buku, walau sebenarnya aku mengetahui namanya dari temanku, aku hanya ingin tau dari mulutnya langsung.
       "Tak penting namaku saat ini. Kau disini hanya bertugas untuk merapikan buku. Bukan untuk menanyakan namaku. Dan itu sama sekali tidak penting untukmu!" Jawabnya, aku menghela nafas.
       "Loh aku tak salah kan kalau mau mengenal santri disini. Lagipula silaturahim kan dianjurkan dalam islam" ujarku dengan tekanan
       "Silaturahim boleh. Tapi ketika aku melihatmu pertama kali, kau memperhatikanku. Melihatmu melakukan itu saja, itu berarti kau tidak menjaga pandanganmu. Apalagi ketika nanti kau mengetahui namaku. Tentu kau akan memikirkanku" timpalnya
       "Apa-apaan sih? Kenapa kamu bisa sangat kepedean seperti itu?" Tanyaku sinis
       "Sudah selesai kan Ukhti Sholihah? Kau bisa pergi sekarang. Terimakasih sudah membantuku" ujarnya singkat
       "Aku berniat membantu ustadzah, bukan membantumu! Assalamu'alaikum" ujarku lalu melangkah keluar perpustakaan. Sebelum aku benar-benar pergi, aku menoleh ke arahnya sebentar. Aku melihat ia tersenyum. Ia menoleh lagi kearahku dan aku putuskan untuk cepat keluar dari perpustakaan ini.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang