Gelisah~

1.4K 60 0
                                    

        Malam ini malam minggu. Biasanya kami mengisinya dengan cara sharing bersama ustadzah. Aku merapikan jilbabku seraya tersenyum didepan cermin. Bersiap untuk sharing dengan ustadzah. Biasanya kami melakukan sharing di kamar. 1 kamar berisi 6 orang. di Kamar Santri Khadijah 2 ada Aku, Laila, Ulfani, Naira, Dania, dan Annisa.

        "Assalamu'alaikum" ucap Ustadzah Atika sambil membuka pintu. Wah hari ini kami akan sharing dengan ustadzah Atika. Ustadzah yang paling dekat denganku. Biasanya beliau akan meminta bantuanku jika ada pekerjaannya yang tidak bisa diselesaikan sendirian. Kami langsung duduk membuat lingkaran bersama Ustadzah.

        "Bismillah, Ustadzah mulai ya. Assalamu'alaikum Wr.Wb" ucap ustadzah
        "Wa'alaikumsalam Wr.Wb"
        "Baik, untuk hari ini, Ustadzah ingin sedikit cerita sama kalian. Di Usia sekarang, rentan sekali remaja-remaja seperti kalian mengalami virus merah jambu. Mungkin di antara kalian ada beberapa yang terkena virus itu. Tapi satu pesan dari Ustadzah, jangan kalian tertipu dengan apapun yang membuat kalian menjalin hubungan dengan lawan jenis, tipu daya setan memang sungguh indah, tapi membinasakan" ujar Ustadzah

        Sungguh, ini sangat membuatku tertusuk dalam. Bagaimana tidak? Aku melakukannya! Aku merasa sangat gelisah dan takut. Aku hanya bisa menunduk dan keringatku mengalir deras pada dahiku. Bagaimana jika ustadzah tau?

        "Berarti pacaran itu hukumnya haram ya Ustadzah?" Tanya Annisa
        "Haram Annisa. Di Alqur'an telah dijelaskan bahwa kita tidak boleh mendekati zina. Mendekati saja tidak boleh apalagi melakukannya." Jawab Ustadzah sambil tersenyum, sungguh jantungku tak bisa dikondisikan setelah mendengar jawaban ustadzah.
        "Tapi kalau kita suka dan mempunyai perasaan lebih gimana Ustadzah?" Tanya Laila penasaran
        "Ya, tetap saja kamu tidak boleh menyalurkannya sekarang. Wajar sekali jika kamu mempunyai perasaan lebih, tapi untuk menjalin hubungan, itu tidak boleh dilakukan sekarang. Kau boleh menjalin hubungan dengan yang kau cintai, tapi hanya menikah! Bukan pacaran! Kita tidak boleh jadi muslimah yang murah" Jawab Ustadzah, lagi lagi aku sangat merasa tersinggung. Aku hanya diam sambil terus menunduk.
        "Zahra? Kenapa kamu diam saja? Biasanya kamu sangat bersemangat? Apa kamu sakit?" Tanya ustadzah
        "Tidak ustadzah. Zahra baik-baik saja kok" ujarku dengan sedikit tersenyum
                              *****
        Aku duduk dibelakang pesantren, tepatnya diatas hamparan rumput yang terawat. Fikiranku benar-benar kacau. Kenapa belakangan ini pelajaran, materi sharing, atau tausiyah selalu saja tentang hubungan dengan lawan jenis.
        Tiba-tiba seorang memegang pundakku. Tentu saja itu membuatku kaget dan sedikit terlonjak. Ternyata dia adalah Annisa, gadis lumpuh yang manis dan pendiam. Dia menaruh tongkatnya lalu duduk disampingku.
        "Belakangan ini aku perhatikan, kamu lebih pendiam dari biasanya. Lebih banyak melamun bahkan tak fokus dengan kegiatan biasanya" ujarnya dengan tersenyum
        "Aku gapapa kok nis" jawabku
        "Kalau kamu punya masalah, kamu boleh kok membagikannya sama aku. Aku akan senang hati menjadi pendengar yang baik" ucapnya meyakinkanku.
        "Nggak kok hehe. Makasih ya nis, tapi aku beneran nggak apa-apa kok" jawabku sambil tersenyum.
        "Maafkan aku Annisa, aku hanya ingin menyimpannya sendiri untuk saat ini. Lagi pula aku tidak ingin merepotkan kamu. Aku malu jika harus bercerita dengan orang sebaik kamu" ucapku dalam hati...

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang