Part 4 - Lovely Saphira Aphrodite

13 3 4
                                    



*Vely POV*

*on call*

"Pagi, Ma! Lagi ngapain? Cinta ada?" Aku tersenyum ketika mama langsung mengangkat teleponku pada dering pertama.

"Morning, Love. Mama lagi duduk aja nih baru selesai bikin sarapan. Cinta? Ah, kamu kayak gak tau adikmu aja. Dia kan susah bangun pagi, paling kalau sekolah aja bangun paginya hahaha.." Mama selalu mengeluarkan tawa khasnya. Aku bersyukur masih bisa mendengar suara mama hari ini. Suara mama seperti penyemangat hari-hariku.

"Oh iya ya, lupa aku. Mama kok gak nanya sih aku lagi apa?"

"Gak usah ditanya, mama tau kamu pasti lagi duduk sambil nelpon mama terus makan kue bikinan kamu sendiri, ditambah senyum senyum kan? Mama udah hafal banget kegiatan pagi kamu."

Aku lupa mamaku selalu mengingat hal-hal sepele.

"Huh, mama nih. Yaudah aku beres-beres dulu ya ma. Bye, mom. Love you!"

"Bye, Love. Love u too."

❇❇❇

"Ma, aku pergi dulu ya. Sebentar, mau nyari sesuatu," aku kembali menelepon mama untuk berpamitan setelah rasa bosan menghampiri.

"Iya hati-hati sayang. Jangan pulang lewat dari jam 5 sore ya, terus kalau ada orang yang mukanya berandalan kamu hindarin, jangan ngajak ngobrol sembarang orang, terus-"

"Iya, ma, iya. Terus kalau ada yang jahatin aku teriak sekenceng-kencengnya, kalau laper makan, haus minum kan? Aku inget kok mamaku sayangg. Talk to you later, love you."

Mama aku tuh bawel banget. Tapi aku gak pernah protes karena itu juga buat kebaikan aku sih. Kalau aku protes nanti mama kecewa denger omongan aku, dikiranya aku gak sayang mama. Udah deh, toh aku juga bahagia masih bisa denger omelan mama.

❇❇❇

Aku menuju taman kota ketika aku merasa bosan. Aku merasa tenang berada disana. Entah mengapa, mendengar suara angin yang bertemu dengan dedaunan mampu membuatku tenang. Menghirup aroma rerumputan mampu menghilangkan bebanku, sementara sih. Aku lebih senang berada di alam terbuka. Seperti di taman kota ini, aku senang berada disini karena selain tempatnya yang nyaman, tempat ini juga ramai orang.

Orang-orang di taman ini banyak yang aku kenal dan mereka semua baik. Aku merasa sangat diterima di lingkungan yang baru kutempati ini. Aku berjalan melewati orang-orang menuju tempat favoritku. Aku berusaha menyapa setiap orang yang kulihat. Beberapa ada yang kebingungan karena tidak mengenalku, tetapi aku mendapat teman baru setelahnya. Aku sangat senang melihat orang lain tersenyum, menarik.

❇❇❇

Aku sedikit berlari kecil menuju ke sebuah pohon besar yang terdapat di tengah taman. Pohon yang rindang ini menjadi tempat favoritku sejak pertama aku datang. Letaknya tepat di tengah sehingga aku bisa melihat sekeliling. Aku sangat berterimakasih kepada siapapun yang menumbuhkan pohon ini.

Aku mengeluarkan sebuah buku kecil dari tas pink milikku. Kalau ingin tahu, pink adalah warna kesukaanku. Barang-barang yang aku miliki kebanyakan berwarna pink. Itu karena aku terlihat feminin ketika mengenakan barang berwarna pink. Okay, kembali ke buku. Buku itu adalah tempat ceritaku. Aku senang menceritakan keseharianku, tetapi tidak ke orang terdekatku. Aku merasa hidup mereka bukan hanya untuk mendengarkan ceritaku, kegiatan harianku. Maka dari itu aku menceritakannya di buku harian.

Aku mulai menulis tentang kegiatanku sejak pagi tadi, ketika aku membuka mataku, membasuh wajah, mengambil kue dari lemari pendingin, duduk, menelpon mamaku. Kemudian aku menatap sekeliling dan melihat seorang ibu bermain bersama dua anaknya. Ah, aku jadi kangen mama. Aku menulis kangen mama, kangen adikku, dan kangen papa juga.

Seselesainya aku menulis kata "juga", tiba-tiba ada seorang lelaki asing yang duduk disebelahku. Aku tidak begitu mempedulikannya sih, siapa saja bebas berada disini. Jadi aku melanjutkan menulis. Baru menulis satu kalimat, lelaki itu berbicara, "Gue boleh duduk disini?" Ah, dia sudah duduk dan baru bertanya? "Boleh," jawabku singkat. Ia membicarakan banyak hal. Terlalu banyak bicara kepada orang yang baru saja ia temui. Aku tidak terlalu mendengarkannya, aku ingin segera menulis dan menuangkan isi pikiranku. Lelaki ini cukup mengganggu. Aku hanya menjawab seadanya tanpa mendengar celotehannya. Bukan salahku, kan? Aku sedang fokus pada pikiranku.


🍃🍃🍃


Bersyukurlah setiap hari, bersyukur kita masih bisa menjalani hari ini. Belajar dari kesalahan kemarin, jalani hari ini, dan persiapkan diri untuk esok hari.


to be continue

Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang