Part 3 - Seperti Lilin

27 4 6
                                    

*drrrt drrrt*

*notification*
87 messages
13 missed calls

"Apaan sih ganggu tidur aja."

*LINE*

Valerie
Haloo
Raaaaa
P
P
P
P
P
Woii
Ey ganteng
Main yukkk

Apaan sih? Ganggu tidur gue aja
read

Valerie
Kangen nih. Liburan gini lama ga ketemu lo. Gue kerumah lo ya?

Berisik. Asli lu jadi cewek gajelas. Gue paling gasuka cewek berisik kayak lu. Ganggu
read

Valerie
Kok lo gitu? Lo udah gasuka sama gue?

Suka? Kapan gue bilang suka sama lo?
read

Valerie
Jadi perlakuan lo selama ini apa? Bukan karena lo suka sama gue?

Denger ya, gue ngerespon ocehan lo di sekolah, nemenin lo jalan, bales chat lo, itu bukan karena gue suka. Gue ngejaga perasaan lo aja. Tapi kalau lo kayak gini, sorry, gue males nanggepin lo lagi.
read

Anjingg tuh cewek bener-bener gajelas ternyata. Populer sih populer, tapi kok kayak murahan gitu. Zaman sekarang makin banyak cewek kayak gitu ya. Zaman edan. Perasaan kemaren gue udah jauhin dia deh. Siapa ya yang gue jauhin? Si Dinda? Apa si Airin? Kok ga inget dah gue. Kebanyakan fans begini nih, orang tampan bebas.

❇❇❇

Siang yang cerah begini sih enaknya jalan, ke taman. Siapa tau pujaan hati gue lagi ada di situ juga. Kan lumayan nyuci mata hehehe. Duh gemes deh nanti kalau ketemu gue ngomongin apa ya? Dia diem banget sih, kan gue harus nyari topik terus. Biasanya cewek-cewek yang deketin gue kan yang nyari topik. Dipikir gampang apa nyari topik buat manjangin obrolan? Susah kali. Untung cantik. Nama lengkapnya lovely siapa ya? Saph? Sapi perah? Gila kali ah kalo beneran sapi perah. Wah gila nih gue mikirin dia mulu. Tuhkan ga salah jatuh cinta ini mah!!

🍁🍁🍁

Ketika sedang berjalan menuju taman kota, Ara melihat gadis cantik berambut panjang berjalan melewatinya. "Vely! Hoki bener." Ara mencoba menyamai langkah Vely agar bisa berjalan disebelahnya. Tetapi Vely mempercepat langkah kakinya tanpa melirik sedikitpun ke arah Ara.

"Vely! Bareng dong!"

Vely tetap berjalan tanpa memedulikan teriakan Ara. Merasa diabaikan, Ara menarik tangan Vely dan langsung merasakan putaran di lengannya yang diikuti dengan tamparan di pipinya. Ara yang diperlakukan begitu nampak kaget dan, kesakitan.

"Gila gede bener tenaganya!"

"Eh, maaf. Kamu jangan suka sembarangan nyentuh-nyentuh saya. Saya pasti reflek kayak tadi kalau disentuh tiba-tiba begitu. Saya pikir kamu orang jahat. Kamu... yang kemarin itu kan?"

"Iya, gak apa-apa kok. Tadi gue panggil lo gak berhenti sih, jadi gue pegang aja tangan lo. Gak nyangka bakal dapet hadiah kayak gini. Iya, Ara. Lupa nama gue?"

"Sorry, saya gak fokus sama hal-hal yang ngga penting kayak kamu gitu. Lagi fokus sama anak kecil di depan sana. Saya kesana ya, silahkan kalau mau ikut."

"Hal gak penting katanya? Kok ngeselin? Untung cakep!"

Vely berjalan menuju tempat bermain anak yang ditujunya. Vely menghampiri anak perempuan kisaran 7 tahun yang sedang duduk di ayunan. Wajah anak itu terlihat murung. Sangat tidak wajar apabila anak kecil terlihat murung di tempat bermain yang seharusnya menyenangkan.

"Halo, cantik. Kakak boleh ikut main bareng kamu? Kakak ngga punya temen nih."

Anak yang disapa Vely menatapnya dengan tatapan sedih dan hanya mengangguk lemah.

"Kok lemes gitu? Kamu kenapa? Belum makan ya?"

"Gak punya temen lah. Lo liat kan dia cuma sendirian." Sahut Ara seenaknya.

"Masa sih? Kamu punya temen loh. Aku kan temen kamu, kakak yang itu sok tau ya? Ledekin yuk? Kakak jelek! Wlee!"

"Kakak jelek! Kakak cantik ini temen aku! Kasian deh kakak gak punya temen!" Anak kecil itu mulai tersenyum dan tampak senang meledek Ara. Vely membelikan anak itu sebuah gelembung sabun dan bermain bersamanya. Anak-anak lain di tempat itu menghampiri Vely dan langsung bermain bersama anak kecil tadi. Vely tersenyum melihatnya dan berjalan pergi.

❇❇❇

Vely tersenyum bahagia. Sepertinya selalu. Ia berjalan menuju tempat kesukaannya di taman, yaitu di bawah pohon besar. Vely duduk dan bernapas lega, "Hah, senangnya."

"Kayaknya seneng amat lo." Sebuah suara berhasil membuyarkan bayangan Vely.

"Ya senang, kamu lihat kan tadi?" Vely agak jengkel dengan sikap Ara tetapi tetap berusaha tenang.

"Liat sih. Tapi lo aneh deh, udah jelas tuh anak gak punya temen masih lo tanyain kenapa lemes. Kan keliatan kali dia sendirian gitu." Ara membalas dengan wajah meremehkan.

"Walaupun tau, kita hendaknya menghibur dia dengan bahasa yang enak didengar. Tidak menyakiti hatinya. Coba kamu bayangkan kamu yang ada di posisi dia. Enak kalau sedih dibikin makin sedih? Saya kira kamu bisa berpikir."

"Iyadeh kakak cantik. Saya mah kalah aja."

Vely menghela napas mendengar jawaban lelaki kekanakan itu.

🍃🍃🍃

Seperti sebuah lilin, apabila pelitanya dibagikan kepada lilin-lilin lain maka suatu tempat akan terang, dan lilin pertama tidak kehilangan pelitanya.


to be continued

Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang