F I V E : Tears.

2.8K 245 156
                                    

“Aku akan menikah dengannya..”

“Bagus. Menikahlah dengannya, hyung.”

Jihoon menundukkan wajahnya, jari jarinya bergerak gelisah di ujung kaosnya. Saat ini ia sedang berada di hadapan Hansol.

“Aku tidak mencintaimu, sungguh. Maka dari itu kau terima saja lamaran dari Seungcheol hyung”

Hansol menatapnya dengan dingin. Jihoon ingin menangis rasanya.

“1 tahun itu bukan waktu yang singkat. Apa kau benar benar tidak bisa melupakan Seungkwan? Jadi selama ini aku hanya pelarianmu saja?”

Hansol menganggukkan kepalanya, ia membalikkan badannya —memunggungi Jihoon.

“ya, maka dari itu pergilah dari hidupku. Aku muak berpura-pura mencintaimu.”

Jihoon menatap punggung Hansol dengan tatapan sendu.

“minggu depan di gedung Empire, datanglah di pernikahanku, Hansol. Selamat tinggal.”

Detik itu juga Hansol merasa bahwa dunianya telah hancur. Jihoon adalah segalanya bagi Hansol. Jihoon adalah cintanya. Jihoon adalah orang yang selalu ia harapkan agar bisa menjadi tempatnya untuk pulang.

Tapi ia tidak bisa membawa Jihoon ke dalam pelukannya lebih lama lagi. Karena pemuda mungil itu akan dinikahkan dengan Choi Seungcheol, seniornya sendiri saat masa masa High School.

“Maafkan aku, Jihoonie.. Aku memang pengecut..”

Hansol mengepalkan tangannya, matanya terpejam erat. Dan kemudian sebuah kristal bening jatuh dari pelupuk matanya.

Hansol menangis.

Ia telah kehilangan cintanya..


Aku terlalu takut untuk menentang perjodohanmu dengannya
Aku terlalu pengecut untuk menghadap orang tuamu
Aku.... Bahkan selalu takut dan merasa tidak bisa menemui orang tuamu..

**********************************

Hari pernikahan Jihoon dan Seungcheol.

Hansol merasa bahwa hari ini adalah hari terberat dalam hidupnya. Matanya menatap lurus ke depan dimana tangan mungil kekasihnya—mantan kekasihnya- tengah di genggam erat oleh walinya.

Jihoon sungguh terlihat sangat manis dengan balutan tuxedo putih itu. Senyum di bibirnya menarik perhatian semua insan yang ada di dalam ruangan itu. Bahkan Hansol dapat mendengar bisikan para tamu  yang mengatakan Jihoon sangat manis.

“hey, lihat. Manis sekali putra sulung keluarga Lee itu.”

“Ah dia terlihat cocok dengan Seungcheol”

“Aku yakin mereka akan menjadi pasangan yang sempurna”

Hansol berusaha untuk menahan emosinya.

“itu jihoonku! Dia milikku!”

Hansol bergumam pelan.

Jihoon sengaja melewati Hansol begitu saja, bahkan melirik Hansol pun tidak ia lakukan. Hati Hansol terasa dicubit. Matanya tidak lepas dari sosok mungil yang selalu menemani hari harinya selama setahun belakangan ini tengah di genggam oleh pria lain.

Selama acara berlangsung Hansol sama sekali tidak bisa menikmatinya dengan tenang. Matanya terus mencari objek lain asalkan tidak pada dua orang yang tengah mengucap janji suci di hadapannya ini.

Matanya memanas.

Ia ingin menangis.

‘seharusnya aku yang berdiri disana, bukan Seungcheol hyung. Seharusnya aku yang mengucapkan janji suci denganmu, bukan dia.’

SolHoon collection. [vernon x woozi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang