"Ayo, lebih cepat lagi," ucap Qiya pada Lysa.
"Iya," jawab Lysa.
"Ayo, gantian. Aku yang kayuh sepedanya. Kalian di belakang," ucapku.
"Oke, Mozza."
Aku, Qiya dan Lysa sedang menaiki sepeda menuju ke tempat percetakan foto. Bersepeda bertiga, maksudku satu sepeda untuk bertiga memang tidak mudah. Kami sudah beberapa kali hampir terjatuh.
"HAHAHA.." Qiya dan Lysa tertawa kencang sekali.
"Kalian, jangan berlebihan. Nanti kalau jatuh gimana?" Tapi, mereka masih terus saja bercanda. Mereka tak sadar sepeda ini sudah hampir kehilangan keseimbangan.
"Ya sudah, aku tidak ikut. Kalian saja yang pergi ke tempat percetakan foto," ucapku. Aku sudah muak dengan tingkah mereka. Tingkah mereka bisa mencelakakan kami bertiga.
"Lah, kenapa engga ikut, Mozza?" tanya Qiya. Kukira dia sudah tau jawabannya.
"Kukira kalian sudah tau. Kalian sejak tadi terus saja bercanda. Aku tak mau terjatuh dari sepeda karena kalian terus saja bercanda. Kalau begitu, aku pulang dulu."
Aku pun langsung pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku langsung duduk di sofa karena kelelahan. Ku lihat dari jendela rumahku Qiya dan Lysa yang sedang bersepeda.
"Kak, coba deh lihat di rak itu," ucap ayahku tiba-tiba sambil menunjuk rak yang ada di sampingku.
"Memangnya kenapa, yah?" Aku balik bertanya.
Tidak ada jawaban dari ayahku. Aku pun melihat apa yang ada di lemari itu.
"Mainan ini!?"
Yang kutemukan adalah mainan anjing yang dapat bergerak dan bersuara jika dinyalakan. Mainan ini ku beli bersama nenekku di monas waktu SD.
Aku hendak mengambilnya. Tapi, kulihat mata mainan itu menyala. Mainan itu pun bergerak. "Mungkin dinyalakan," batinku.
Tapi, dugaanku salah. Mainan itu berbicara. Mainan itu juga menari-nari.
"Tunggu, kenapa bisa gini?" ucapku sambil mengangkat mainan itu.
Aku takut. Siapa sih yang tidak takut dengan mainan yang bisa bergerak sendiri dengan tidak lazim. Aku pun berpikir. Bagaimana cara menyingkirkan mainan in.
Entah darimana aku mendapat ide gila ini, tapi aku pun langsung berlari keluar rumah. Aku berlari menuju tempat jualan nasi goreng dekat rumahku. Aku pergi ke dekat kompor dan menemukan korek api. Aku pun membakar mainan itu, lalu ku lempar asal ke tanah.
Ternyata, api itu mengenai barang, sehingga barang itu terbakar. Aku panik. Akulah penyebab kebakaran ini. Aku pun berlari asal karena saking paniknya.
Aku bersembunyi di balik tiang sebuah rumah tua.
Tiba-tiba, seseorang menghampiriku. "Seperti pernah kenal deh, wajahnya," batinku. "Oh, iya. Aku ingat. Dia kan artis yang di tv itu."
"Polisi mencarimu," ucapnya tiba-tiba.
"Apa!?" Pekik ku. "Bilang saja pada mereka aku tidak ada. Bilang juga kau tidak melihatku."
Ia pun langsung pergi menjauh. Aku takut. Aku tak ingin masuk penjara.
Aku tidak tahu siapa yang harus disalahkan di sini. Apa mainan itu? Ataukah diriku? Atau bahlan Qiya dan Lysa? Tapi, hal itu bukan yang terpenting. Yang terpenting sekarang adalah lolos dari para polisi.
***
Bosan menunggu artis tv tadi kembali untuk memberi informasi, aku memikirkan apa yang harus ku lakukan sekarang.
"Apa aku harus kembali ke rumah? Mungkin saja mereka sudah pergi. Atau aku harus menunggu di sini? Tapi, mereka juga pasti akan menemukanku di sini cepat atau lambat," gumamku.
Aku bingung, diantara dua pilihan itu, mana yang harus ku pilih. Aku pun akhirnya memilih opsi pertama. Pulang ke rumah.
Saat aku memasuki rumah, aku bertemu dengan orang yang sedang ku hindari. Para polisi itu. Mereka sedang duduk di sofa sambil memandang ke arahku yang baru saja memasuki rumah.
Aku mencoba bersikap biasa saja. Tapi, kemudian para polisi itu mendekatiku. Aku otomatis menjauh.
Disaat polisi itu akan menangkapku, aku berlari ke luar rumah. Berlari sejauh mungkin.
Tiba-tiba saja aku sudah berada di kasurku. Mimpi. Yang tadi hanya mimpi.
"Ini sudah kedua kalinya aku bermimpi jadi buronan polisi," gumamku
°°°°°°
Keep reading ;)
ありがとう
-18-07-17-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreams
Random> - - - I'll tell you about my dream. It's about adventure, family, friends, things that are not unexpected, mystery, love, and many more.. Please enjoy a collection of my dream and become the main character :)