Hai, kenalkan namaku Gabriella Jhanson. Kalian bisa memanggilku Ella atau Gab. Aku ini keturunan Indonesia, lho. Hanya saja, karena pekerjaan ayahku memaksa kami untuk pindah rumah menjadi ke Paris.
Aku mempunyai satu orang kakak laki-laki yang bernama Leonardo Jhanson. Kak Leo ini orangnya sangat tertutup dan dingin. Tatapannya tajam dan menusuk jika ada orang lain yang memperhatikannya. Tapi, di balik semua itu, Kak Leo adalah orang yang penyayang. Ia sangat hangat apabila sudah berkumpul dengan keluarga.
Aku juga mempunyai satu orang adik perempuan yang sangat menggemaskan bernama Kamiella Jhanson. Adikku ini sangat cerewet dan selalu banyak tingkah. Membuat Kak Leo yang selalu menjaganya menjadi kewalahan.
Sedangkan Ayahku bernama Thomas Jhanson dan Bundaku bernama Daniella Jhanson. Menurutku, mereka adalah orang yang sangat hebat di dunia ini! Mereka rela melakukan apapun untuk aku, kakak, beserta adikku. Asalkan kami bahagia, mereka pun ikut bahagia.
Ayahku bekerja sebagai pengusaha salah satu kuliner makanan. Ia sedang membuka cabangnya di Paris ini. Sedangkan Bundaku bekerja sebagai salah satu model busana muslim di Indonesia. Jadi, selama kami berada di Paris, Bunda akan menjadi ibu rumah tangga.
Kami pindah ke Paris sudah dari beberapa hari yang lalu. Maka hari ini, aku akan bersekolah di salah satu asrama di kota Paris ini. Itu permintaanku sendiri untuk masuk asrama. Bagaimana dengan Kak Leo dan Kamiella? Mereka akan disekolahkan di sekolah biasa.
"Ella, ayo dihabiskan susunya, Sayang. Kita harus cepat pagi ini," ujar Bunda. Aku mengangguk dan meneguk susuku perlahan.
"Nah, Bun. Aku sudah selesai meminumnya. Ayo, berangkat," ajakku pada Bunda.
"Pamit dulu sama Ayah, gih," suruhnya.
Aku berlari kecil menuju Ayah yang sedang membaca koran di teras. "Ayah, Ella sama Bunda pergi dulu ya."
"Hati-hati, La. Jaga dirimu baik-baik di sana. Ingat, ini negara orang. Kamu harus bersikap sopan santun," pesan Ayah.
Aku mengangguk lalu menyalimi tangan ayah. Setelah itu, Bunda menyusulku ke teras. "Yah, kami berangkat dulu." Bunda pun ikut menyalimi tangan ayah.
Setelah aku pamit pada Kak Leo dan Kamiella, aku segera menyusul Bunda yang sudah memanaskan mobil di garasi.
***
Setelah kurang lebih tiga puluh menit aku menempuh perjalanan, akhirnya aku sampai di sebuah asrama di ujung kota. Cukup terpencil dan agak jauh dari rumahku. Aku mengikuti arah Bunda berjalan.
Tak lama, kami pun sampai di ruang kepala sekolah. Bunda mengetuk pelan pintu itu, dan dibuka oleh seorang wanita setengah baya yang cantik. Ia mempersilahkan aku dan Bunda untuk memasuki ruangan tersebut.
"Halo. Gabriella ya?" tanya ibu kepala sekolah itu dengan ramah.
Aku tersenyum, "Gab aja, Miss."
"Oh, baik. Gab, kenalkan saya Miss Selena. Di samping saya ini Miss Christi. Ia adalah asisten saya," ucap Miss Selena.
Aku melempar senyum pada Miss Christi. "Salam kenal, Miss," kataku.
"Baiklah, Gab. Kamu ini pindahan Indonesia ya? Saat di Indonesia kamu kelas berapa?" tanya Miss Selena.
"Saya kelas dua SMP, Miss."
Miss Selena mengangguk lalu menulis sesuatu. "Oke, kamu masuk kelas dua tingkat satu ya, Gab. Di sini masing-masing kelas mempunyai tiga tingkatan. Nanti, Miss Christi yang akan mengantarmu ke kamar," jelas Miss Selena.
Aku mengangguk. "Bun, Gab sekolah dulu ya," kataku pada Bunda.
Bunda mengangguk dan tersenyum. "Hati-hati ya, Gab. Bunda pulang dulu."
Aku mengambil alih koperku dari tangan Bunda, lalu menunggu Bunda sampai hilang dari pandanganku.
"Gab, ayo," ajak Miss Christi.
"Ayo, Miss," jawabku.
Selama aku berjalan menuju kamarku, aku sudah merasakan hawa dingin yang aneh pada asrama ini. Seperti, ketika aku sedang berada di suatu tempat yang sunyi dan sepi. Padahal, seluruh pandangan mataku terpenuhi oleh berbagai manusia.
Aku menjadi heran, aneh, suasana mencekam ini sudah menyambutku dari awal aku menginjakkan kakiku pada sekolah ini. Sebenarnya ada apa dengan sekolah ini? Adakah suatu hal yang aneh yang pernah terjadi di sekolah ini? Entahlah, tapi feeling-ku mengatakan bahwa ada sebuah fakta yang tersembunyi di sini.
Aku harus mengungkapkan sebuah fakta tersebut jika itu memang benar adanya. Aku sudah terlanjur penasaran. Dan ya, aku memang harus mengungkapkannya.
***
s'note:
Helaw gaesh aim kambek. Dengan cerita yang agak keluar dari zona amanku ya. Ini horror, yang pendek.
Aku nulis ini hanya sekadar, nulis, publish lalu bodoamat. Hehehe.
So, semoga kalian sukak💕
1 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Terror In Dormitory Ghost
HorrorBermula dari Gab pindah negara, sampai dia masuk asrama. Asrama yang aneh, seperti tak ada orang hidup di dalamnya. Padahal, Gab melihat banyak orang yang berlalu-lalang di asrama tersebut. Meski baru beberapa hari Gab menempati asrama itu, Gab suda...