3. first terror

44 6 0
                                    

            Acara makan siang baru saja selesai. Aku bersama ketiga teman baruku pergi ke kamar Kazuge, dan Nello. Sesampainya di kamar mereka, kami langsung duduk di karpet yang tersedia di kamar tersebut.

"Gab, kamu mau ikut kami untuk menyelidiki sebuah kasus?" tanya Nello tiba-tiba.

"Hm, kasus apa?"

Fio mengambil sebuah peta yang cukup besar dari lemari di bawah kasur Kazuge. "Ada ruangan yang kita nggak tau fungsinya untuk apa," jelas Fio.

"Jadi ...."

"Kami memutuskan ...."

"Untuk ...."

"Menyelidiki ...."

"Asrama ini."

Aku sukses dibuat bingung karenanya. "Menyelidiki sekolah ini? Untuk apa?" tanyaku heran.

"Awalnya aku merasakan hal aneh yang ada pada asrama ini saat pertama kali masuk kesini. Seperti hawa yang dingin dan sepi. Padahal, siswa sedang ramai-ramainya menjalani ospek. Aku tidak ikut ospek karena aku juga pindahan dan telat daftar sehingga namaku tidak ditulis sebagai peserta didik baru," ucap Fio.

"Banyak kejanggalan yang terjadi di asrama ini, Gab. Misalnya, tiba-tiba selalu ada anak berteriak saat jam makan siang, atau ada juga yang selalu berlari-lari ketika pelajaran dimulai," sambung Nello.

Aku sempat berpikir sebentar. "Oke, aku juga ingin menyelidiki sekolah ini," jawabku pada akhirnya dengan mantap.

"Artinya, kita akan mulai penyelidikan ulang mulai malam ini, ya?" tanya Nello memastikan.

Aku, Fio dan Kazuge kembali mengangguk dengan penuh kepastian.

***

"Gab, ayo kita makan malam, sudah waktunya," ajak Fio padaku.

"Oh, kamu duluan aja, Fi. Aku mau mencuci muka sebentar," kataku. Fio mengangguk dan ia meninggalkanku sendiri di kamar.

Setelah pintu kamar tertutup rapat, aku masuk ke kamar mandi hanya untuk mencuci muka. "Huft, segarnya," ucapku pelan. Aku mengambil handuk yang sudah ku taruh di kamar mandi dan mengelap mukaku yang basah.

Saat aku keluar kamar mandi dan aku hendak mengambil ponsel yang berada di meja rias, tak sengaja aku melihat cermin. Di cermin, ada seorang anak yang mungkin ... seumuran denganku?

Lantas, aku refleks menutup mataku. Setelah kubuka kembali, anak itu sudah menghilang begitu saja! Ah, apakah ini hanya halunisasiku? Tapi, aku barusan merasakan memang itu benar terjadi.

Yasudah lah, tak usah terlalu kupikirkan. Aku segera mengambil ponsel dan berlari keluar kamar. Rasanya aku ingin cepat sampai di ruang makan. Tubuhku merinding, serasa ada yang mengikutiku di belakang. Dengan takut, aku menoleh ke belakang. "Huft," desisku tenang, tak ada apa-apa di belakangku.

Demi menghindari rasa takutku yang berlebihan ini, aku kembali berlari sampai ruang makan. Napasku terengah-engah, aku terlalu capek. Lantas, aku langsung duduk di antara Kazuge dan Fio.

"Kamu kenapa, Gab?" tanya Fio khawatir.

"E-eh nggak. Aku nggak apa-apa." Aku membuang napas dengan gusar lalu memperhatikan ke arah Miss Selena yang sedang memperkenalkan murid baru.

Aku menatap tajam ke arah murid baru itu, dan tiba-tiba semua gelap begitu saja.

***

S'note:

First terror? Hm, maaf kalau kurang serem atau feelnya nggak dapet. Bikos, karena aku pertama kalinya bikin horror dan emang jarang banget baca novel horror buat referensi.


Novel horrorku hanya ada 4, dan itu pun bergenre teen, jadi nggak berat.

Masukkan? Kritik? Saran? Silakan komen<3

8 Juli 2017

Terror In Dormitory GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang