Tatapan Risih by. Isma Kiranti

841 19 0
                                    

"Eh, liat deh tuh cewek. Bajunya seksi banget. Bodi-nya jadi keliatan jelas banget lagi." komen Aryo, teman kerja aku.

Kita berdua lagi makan siang di resto dekat kantor. Dan sesaat setelah pesanan kita datang, dia langsung mengomentari sosok wanita seksi yang sedang duduk sendiri di salah satu meja yang enggak jauh dari meja kita berdua.

"Bisa kan lo ga sibuk ngomentarin cewek lain. Kita harus balik lagi ke kantor nih!" dengan agak jengkel aku memintanya untuk cepat memakan makanannya yang belum dia sentuh karena terlalu sibuk perhatikan wanita seksi itu.

"Kenapa? Cemburu ya gue merhatiin cewek lain?" si Aryo malah ngomong ngawur dan menyalah artikan maksud ucapan aku.

"Gue masih waras kali. Ngapain juga gue cemburu." jelasku sambil memotong daging steak di hadapan aku dan memasukannya ke dalam mulut aku.

Ucapan tadi yang aku bilang ke Aryo memang bukan karena aku cemburu dia melihat wanita lain. Tapi lebih merasa risih, karena kalau aku ada di posisi wanita itu aku bakal marah banget dilihatin dan di komentari seperti tadi.

"Cepetan makan! Kita harus buruan balik ke kantor. Mana ada meeting sama klien kan." perintahku ke Aryo karena dia masih aja terus melihat wanita itu.

"Siap, bu..." si Aryo malah ngejek.


•••


Selesai makan siang, aku dan Aryo langsung kembali ke kantor.

"Mereka udah dateng?" tanyaku kepada salah satu pegawai saat aku berjalan menuju ruang meeting bersama Aryo.

"Iya, mereka udah datang, mbak." jawabnya.

Pintu ruang meeting terbuka, dan aku melihat punggung dua orang pria yang sedang duduk. Aku menghentikan langkah kaki aku yang tinggal selangkah lagi masuk ke ruangan meeting. Alasan aku menghentikan langkah kaki, karena aku tertarik dengan pembicaraan yang sedang mereka lakukan.

"Eh, jadi cewek seksi yang lo ceritain waktu itu yang bakal ngurus acara kita?" ujar pria kemeja putih yang terdengar antusias.

"Yo'i. Waktu gue pertama kali ketemu dia, wuih! Seksi banget deh! Dia pake mini dress merah yang ketat dan bikin dia keliatan seksi. Gue aja hampir enggak bisa fokus sama apa yang dia omongin waktu itu." cerita pria kemeja hitam.

"Oya, siapa kata lo namanya?"

"Isma. Isma apa ya, gue agak lupa. Kalau enggak salah ngingetin gue sama minuman khusus wanita itu loh. Yang biasa cewek lo beli waktu haid. Apa ya? Ki... Kir..."

"Kiranti?"

"Nah, itu dia! Kiranti. Isma Kiranti."

Jadi mereka lagi ngomongin aku?

"Emang pas banget deh nama itu buat dia. Lo tahu sendiri kan, botol minuman itu bentuknya kayak gimana. Curvy-curvy gitu kan. Dan body-nya si Isma itu mirip kayak bentuk botol kiranti itu. Wuiihh..." si pria kemeja hitam sampai menggambarkan bentuk tubuh aku dimata dia dengan meliuk-liukkan kedua tangannya dari atas ke bawah.

Aku menengok kepada Aryo yang berdiri di samping aku. Aku melototi dia, dan dia cuman cengengesan. Mungkin Aryo mengerti arti dari tatapan aku ini, kalau aku menyamakan dia dengan dua orang yang sedang mengobrol topik pembicaraan yang sangat menarik itu.

Siap Jadi Hijaber (?) #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang