Geng-gezs ( 2 )

162 4 0
                                    

"Naila?" wanita rambut panjang tidak percaya kalau wanita memakai hijab putih yang ditata dengan simpel menutupi rambutnya itu adalah orang yang dikenalnya.

"Subhanallah..." ucap wanita cepol kagum melihat penampilan baru temannya itu.

"Masya Allah." wanita berhijab membenarkan.

"Oh iya. Masya Allah, Nay. Kamu berhijab?" lanjut wanita cepol.

"Emangnya kamu kira dia lagi pake sorban?" ucap wanita berhijab dengan sedikit meledek.

Sepertinya diantara mereka bertiga, wanita berhijab yang pertama sadar dari rasa terpukaunya tadi.

"Kamu berhijab? Maksud aku, bakal seterusnya berhijab? Kamu bukan lagi latihan jadi model baju muslimah kan?" tanya wanita rambut panjang. Mbak ombre atau sekarang yang harus disebut mbak hijab ini tertawa kecil karena pertanyaan temannya itu.

"Bukan kok. Insya Allah seterusnya aku bakal pake hijab." jawab mbak hijab sambil berdiri lebih dekat dengan teman-temannya yang masih menatap kepadanya.

Ketiga temannya lalu berdiri dan menghampiri teman mereka itu dengan raut wajah gembira.

"Waaah! Ya ampun! Selamat ya! Dengan penampilan kamu kayak gini nama Naila Nur Jamilah tuh cocok banget buat kamu." ucap wanita cepol sambil memeluk temannya itu.

"Alhamdulillah. Aku ikut seneng buat kamu, Nay." ujar wanita berhijab.

"Selamat ya, Nay. Aku juga seneng banget ngeliat penampilan kamu sekarang ini. Emang bener kata Noura, kamu keliatan cantik banget pake hijab." wanita rambut panjang ikut memberi selamat.

"Alhamdulillah. Makasih ya buat dukungan kalian. Aku lebih ngerasa lega sekarang. Tadinya aku enggak yakin buat dateng kesini pake hijab kayak gini. Tapi aku pikir kita bakal susah ketemu lagi lain kali. Jadinya aku cuman minjem kain kerudung ini sama ciputnya dari mbak Sania. Tadinya aku juga dikasih pinjem baju gamis gitu sama mbak Sania, tapi karna aku ngerasa masih agak kikuk sama perubahan aku ini jadinya aku milih pake baju ini aja." ceritanya sambil memperlihatkan pakaian yang dipakainya sekarang. Sweatshirt abu-abu dan celana jeans.

"Enggak apa-apa. Perubahan yang buru-buru itu emang enggak baik. Yang penting niat kamu udah baik buat berubah." ujar wanita berhijab yang memberi semangat kepada temannya.

"Makasih, Ma." balasnya.

"Oya, terus gimana sama kerjaan kamu? Bukannya kamu mau ke Eropa karna ada tawaran jadi model disana? Kalau kamu udah berhijab kayak gini apa enggak masalah?" pertanyaan wanita cepol ini juga terpikirkan oleh kedua temannya yang lain. Mereka bertiga menatap mbak hijab dengan raut wajah khawatir.

"Sebelum aku cerita mendingan kita duduk dulu. Malu juga kan kita diliatin sama yang lain. Mana tadi kalian pada pake ngucapin selamat segala lagi, jadi diliatin sama yang lain tuh." ujar mbak hijab.

Akhirnya mereka berempat pun duduk. Dengan tatapan ketiga wanita itu masih tertuju kepada mbak hijab.

"Oke, jadi pertama-tama aku bakal cerita secara singkat aja dulu. Aku tetep bakal pergi ke Eropa sesuai rencana, cuman tujuannya sekarang agak berbeda. Aku kesana bukan buat jadi model designer terkenal disana, tapi aku bakal jadi salah satu model yang akan memperagakan baju rancangan mbak Sania di acara fashion show disana. Dan aku beruntung banget karna mbak Sania membantu aku yakin buat berhijab. Mbak Sania juga yang meyakinkan aku kalau aku enggak bakal kehilangan pekerjaan model aku walaupun udah berhijab." lanjut mbak hijab.

"Alhamdulillah. Emang di saat yang mendesak dan kebingungan Allah SWT memberikan kita bantuan lewat orang lain tanpa kita duga. Aku juga, kalau bukan tanpa bantuan dan dukungan dari mbak Siska, aku mungkin enggak bakal pernah berani buat keluar dari perkumpulan." ujar wanita berhijab.

Siap Jadi Hijaber (?) #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang