Bagian 2~Perubahan

23.5K 1.3K 39
                                    

Malam telah tiba, sang rembulan sudah menampakkan bentuknya yang bulat sempurna. Menerangi kerajaan Western yang sedang mengadakan pesta penyambutan berjalan cukup lancar. Namun belum juga ada tanda kedatangan Raja dan Ratu bersama sang pangeran kecil di aula dansa.

"Yang mulia Raja dan Ratu Western telah datang bersama putra mahkota kerajaan Western!" teriak salah satu prajurit lalu memberikan sinyal untuk prajurit lainnya agar membukakan pintu untuk sang tuan rumah.

Pintu terbuka memperlihatkan sepasang Raja dan Ratu yang sangat menawan. Dalam dekapan sang Ratu terdapat sang pangeran kecil yang terlihat sangat tampan dan manis.

Alan dan Liza berjalan menuju singgasana untuk memperkenalkan putra mahkota kepada semua penduduk dan keluarganya.

"Terima kasih karena kalian sudah datang di acara penyambutan putraku, jadi langsung saja," ucap Alan senang. "Saya perkanalkan, putra mahkota kerajaan Western, Zen Batelion Thron Western!" Lanjutnya keras dan tegas lalu mendapatkan tepuk tangan yang meria dengan disusul oleh teriakan dari para penduduk yang dengan senang hati menyambut sang pangeran kecil.

Setelah sambutan yang di ucapkan Alan itu, pesta berlangsung dengan sangat meriah dan Alan serta Liza menikmati pestanya meskipun harus tetap duduk di singgasana.

"Hai Liza," sapa seorang pria berambut hitam dan bermata bitu tua yang sangat mirip dengan Liza.

"Kak Albert!" ucap Liza senang lalu segera berjalan cepat menuju kakaknya dengan diikuti Alan. Setidaknya mereka tidak akan duduk dan menonton di singgasana lagi.

"Aku sangat merindukanmu, Liza," ucap Albert senang.

"Aku juga kak," jawab Liza juga tak kalah senang.

"Al, Apa kabar?" sapa Alan sambil menepuk pundak Albert.

"Baik, selamat untuk kelahiran putra kalian ya," ucap Albert senang.

"Kak, di mana kak Yuki? Apa kau datang sendiri?" tanya Liza bingung mencari sosok kakak iparnya.

Setelah itu tak berapa lama datang seorang wanita cantik berambut coklat bermata jingga, mata yang hangat sehangat matahari terbenam. "Halo, Liza. Selamat atas kelahiran putra kalian," ucap Wanita itu lembut, sungguh suara yang sangat indah untuk di dengar.

"Terima kasih, Yuki," ucap Alan dan Liza bersamaan.

"Aku harap kau bisa berteman baik dengan Rai ya," ucap Albert sambil mengelus kepala Zen yang tertidur membuat sang bayi terbangun dan memperlihatkan matanya yang berwarna hijau muda.

"Mereka pasti bisa menjadi teman baik, tapi dimana Rai?" Liza dan Alan bingung karena tidak melihat sang putra mahkota kerajaan Flore itu.

"Ah itu dia," ucap Yuki senang sambil menunjuk kearah seorang anak laki-laki berambut coklat dan bermata jingga sedang berjalan dengan santai mendekat kearah kedua Raja dan Ratu itu.

"Salam, paman, bibi," ucap anak itu sambil membungkukan badan sebentar.

"Salam juga untukmu, lama tidak bertemu, Rai," ucap Alan senang.

"Benar, paman. Bibi boleh aku melihat Zen?" tanya Rai.

"Tentu saja boleh," ucap Liza lembut lalu sedikit berlutut untuk menyamakan tingginya dengan pangeran kecil kerajaan Flore itu.

"Lucunya," ucap Rai gemas sambil menekan-nekan pipi Zen yang besar, membuat Zen yang sudah terbangun tertawa senang.

"Wah ... dia suka denganmu," ucap Liza lembut.

"Benarkan?" tanya Rai senang dan mendapatkan anggukan dari Liza sebagai jawaban 'ya'.

"Alan," panggil Albert.

[Dibukukan] The Legendary Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang