Seorang wanita cantik berambut hitam, bergaun biru muda, dan terdapat mahkota berwarna biru muda yang membuat dia semakin terliht cantik, sedang menggendong bayi munyil yang sangat tampan.
Wanita itu terlihat sangat senang memperhatikan putra satu-satunya yang baru lahir. Buah hati kesayangannya. Setelah itu, seorang pria berambut coklat muda, dengan seragam kerajaan berwarna coklat tua, dengan mahkota yang bertengger di kepalanya dan lambang kerajaan yang menempel di dadanya. Dengan santai berjalan mendekat wanita itu sambil tersenyum senang.
Melihat pria yang sangat ia kenal mendekat, wanita itu mengembangkan senyumnya. "Selamat datang, Yang Mulia," sambut wanita itu lembut sambil menggendong bayi yang masih tertidur dalam pelukannya.
"Aku pulang, Liza." Pria yang di panggil Yang Mulia itu adalah Raja di Kerajaan Western, Yang Mulia Alan Eraldo Western. Sedangkan wanita yang di panggil Liza adalah Ratu kerajaan Western, Elizabeth Stevani Grivon yang dulunya seorang putri mahkota kerajaan Flore.
"Jarang sekali Anda pulang cepat, Yang Mulia?" tanya Liza bingung.
"Sebenarnya masih banyak sekali pekerjaan di kantorku, tapi aku ingin istirahat sebentar, aku rindu denganmu dan pangeran kecil, sudah tiga hari aku tidak tidur," jelas Alan sambil tersenyum senang melihat buah hatinya yang tertidur pulas di pelukan sang istri tercinta.
"Mari Yang Mulia, kita duduk," ajak Liza lalu berjalan dengan di ikuti oleh Alan menuju sofa di ruangan itu.
"Bagaimana dengan persiapan pesta penyambutan nanti malam?" tanya Alam sambil terus mengelus-elus pipi buah hatinya dengan senang.
"Persiapan sudah selesai, Yang Mulia, undangan juga sudah di sebarkan kepada rakyat dan keluarga kerajaan Flore," jelas Liza sambil tersenyum senang.
Suara ketukan pintu menghentikan percakapan kedua sejoli ini. "Masuk," ucap Alan tegas lalu masuklah seorang pria berambut biru, menggunakan seragam kerajaan berwarna hijau tua, bermata hijau, dan menggunakan kacamata.
"Maaf mengganggu, Yang Mulia. Saya ingin melaporkan, jika seorang penyihir putih ingin menghadap Yang Mulia Raja, Ratu, dan Pangeran," lapor pria itu sambil terus menundukkan kepalanya.
"Penyihir putih?" tanya Alan bingung.
"Mungkin dia adalah Elsa, Yang Mulia," jelas Liza lembut.
"Elsa? Maksudmu Elsa penyihir putih temanmu?" tanya Alan.
"Benar, Yang Mulia," jawab Liza.
"Baiklah, Oz. Bawa dia kemari, jika ingin bertemu dengan pangeran juga," perintah Alan kepada pria berkacamata itu.
"Baik, Yang Mulia," ucap Oz sambil menunduk sebentar lalu segera meninggalkan ruangan itu dan menjemput Elsa.
***
"Elsa, lama tidak bertemu," ucap Liza senang ketika Elsa sang penyihir putih memasuki kamar pangeran.
"Iya, lama tidak bertemu, Liza, Alan," ucap Elsa lembut.
"Jadi El, ada apa kau kemari?" tanya Alan langsung.
"Aku hanya memberi tahu, jika aku telah mendapatkan gambaran," jelas Elsa serius.
"Maksudmu, gambaran apa?" tanya Alan bingung.
Setelah itu Elsa terdiam, sebuah aura berwarna putih mengelilinginya, mata yang awalnya berwarna hijau muda itu kini berubah menjadi kuning terang. Itu sebagai pertanda jika ada ramalan yang harus langsung di sampaikan saat berhadapan dengan orang yang ada di dalam ramalan itu.
"Kegelapan mulai kembali, kegelapan akan mulai memberikan malapetaka bagi rakyat dan kerajaan Western.
Pangeran Zen Batelion Thron Western, putra mahkota kerajaan Western, pada saat umurnya yang kedua puluh tahun, ia akan melakukan perjalan untuk mencari putri legendaris.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Dibukukan] The Legendary Princess [END]
FantasiAdvanture-Romance The Legendary Princess kini telah resmi di bukukan dan sudah tersedia di Shopee Seorang putri yang sudah lama hilang keberadaannya akan datang, putri yang akan menghentikan perang melawan kegelapan tanpa adanya pertumpahan darah, b...