Reynand POV
Aku menghempaskan tubuhku di kasur king size kepunyaanku. Baru saja aku merasa senang, tidak bisakah ayah ku membiarkanku senang barang sehari saja.
Saat aku pulang tadi, ia langsung bertanya tentangku tentang siapkah aku menjadi penerus perusahaan yang ia bangun bersama kakek. Bukankah ia tahu? Aku bahkan belum lulus SMA kenapa dia terus mendesakku dan itu membuatku pusing.
Aku langsung membuka aplikasi chatting dan membuka grup chat yang berisikan aku dan ketiga sahabatku.
Anonymous (4)
Me : Surga?
Matt : join
Bryan : aku tidak bisa. Ada acara makan malam
Mike : aku ikut.
Me : ku tunggu di Surga sepuluh menit dari sekarang
Aku langsung mengganti bajuku dan bersiap - siap pergi ke surga. Berharap dengan beberapa gelas minuman aku bisa melupakan masalahku yang sekarang.
Aku turun ke lantai dasar dan bertemu ayahku disana. Ia menatapku. Tapi aku tetap berjalan tanpa memperdulikannya.
"Mau kemana kamu malam - malam begini?"
"Main," jawabku enteng.
"Reynand, kamu itu harus ingat. Kamu itu calon penerus papa, kamu harus berhenti main di club malam seperti ini," katanya.
Peduli setan dengan itu, lagi pula itu urusan nanti. Tidak bisakah aku merasakan masa muda ku dengan bebas. Sial, aku bisa semakin naik darah kalau terus berhadapan dengan dia.
Aku pergi meninggalkan dia yang meneriaki namaku namun aku menulikan telingaku, berusaha untuk tidak mendengar apapun yang dia katakan dan menstarter mobilku.
Saat aku sampai, disana sudah ada Matt dan Mike. Rupanya mereka sudah mendapat pasangan mereka. Matt sedang berdansa di lantai dansa. Sedangkan Mike sedang bercumbu di pojokan bar. Sial! Mereka benar - benar.
Sedangkan aku hanya memilih duduk di bar sambil menonton orang - orang yang berjoget ria seperti orang tanpa masalah. Kali ini aku tidak tertarik untuk melakukan seperti apa yang mereka lakukan saat ini.
"Rey, Watsap bro!" Ken, si bartender menyapaku.
Aku memang sering kesini sehingga para bartender kenal dan akrab denganku. Dia salah satunya.
"Tumben sekali kau datang di hari biasa, there's problem, right?"
"You know me so well, Ken . Gimme one of your drinks, my favorite," kataku.
Ia segera meracikan minuman untukku. Ia tahu apa yang selalu aku butuhkan saat seperti ini. Champagne.
"Ini untukmu," katanya.
Aku langsung meminum seluruh isi gelas itu dalam sekali teguk. Dan meminta Ken membuatkannya lagi untukku. Dan aku melakukan hal yang sama untuk beberapa kali.
Kondisiku sekarang setengah mabuk. Aku bisa tahu bahwa seseorang mendekatiku. Itu Beatrice, perempuan yang terobsesi padaku. Dia mantan pacarku dan sudah kuputuskan beberapa bulan yang lalu karena dia selingkuh. Dia tidur dengan pria lain. Bukan masalah besar bagiku, lagi pula aku tidak benar - benar mencintainya. Tapi seminggu kemudian dia kembali mengejar - ngejarku sampai sekarang.
"Reynand, aku merindukanmu. Kita sudah lama tidak bersama," katanya.
Ia mulai merapatkan tubuhnya dengan tubuhku. Bodohnya aku membiarkannya, tubuhku sulit di kondisikan sekarang. Tubuhku terasa terbakar, sial! jangan bilang ia memasukkan obat perangsang pada minumanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NONE | On Hold
Teen FictionIt's a story. - Claire Miranda Wattson - Reynand Jasonelic Greyson *) Read if you curious and interested Copyright©2017_by_LalisaHadid