➋ Pam Atau Pamela? [2/2]

487 20 0
                                    

...

"Apa maksudnya? Hantu ramah? Bahaya?"

Sean masih memikirkan ucapan Pam saat dia sudah sampai di luar gerbang.
"Ojek, neng?"
Sean yang saat itu melamun dikejutkan dengan suara abang ojek.
"I..iiya bang. Ke halte depan ya."
"Siap neng. Ngomong-ngomong kenapa neng ada di tempat sepi kayak gini? Sendirian lagi."
"Saya tinggal di sini, bang!"
"Tinggal di sini? Sendirian?"
Abang ojek itu heran.
"Nggak, bang, Saya tinggal sama teman saya. Ini juga rumah teman saya. Saya cuma numpang disuruh nemenin"
"Rumah? Itu mah cuma bangunan tua yang lama udah nggak ditempatin, neng."
"Bangunan tua?" Sean menoleh ke belakang melihat ke arah rumah itu.
"Itu rumah, bang!" Sean yakin dengan apa yang dilihatnya.
"Dulu emang rumah, neng. Dihuni 1 keluarga. Tapi semenjak terjadi perampokan, rumah itu jadi nggak ada yang huni. Semuanya meninggal, neng. Suami istri dan 2 anak perempuannya tewas dibunuh. Mayatnya dibuang terpisah, neng. Cuman 3 orang yang baru ditemuin, dan 1 orang lagi anak perempuannya sampe sekarang mayatnya belum ditemuin. Makanya sekarang rumah itu jadi angker." Jelas abang ojek panjang lebar.
"Usia anak perempuannya berapa, bang?"
"Sebaya lah sama neng!"

Sean makin penasaran sama penjelasan abang tukang ojek itu.
"Em, abang tau nggak nama anaknya siapa?"
"Abang lupa-lupa ingat, neng. Kalau nggak salah, namanya itu Pa...pa.. Aduh siapa ya? Pa... Oh iya, Pamela. Namanya Pamela, neng"
Entah kenapa tiba-tiba Sean ingat dengan Pam.
"Dan katanya lagi nih yah neng, arwah perempuan itu nggak tenang. Dia sering gentayangan dan cari korban buat nemenin dia di rumah itu. Mayatnya belum ditemuin, neng. Dan karena itu dia kesepian. Orang-orang yang lewat sini pasti kebanyakan pernah ngelihat penampakannya, neng. Setannya ramah banget, jadinya orang-orang jarang lewat sini, takut disapa katanya. Makanya daerah sini sepi. Ya karena itu, mereka takut lewat sini." Jelas abang ojek itu lagi.

Sean terdiam memikirkan semua penjelasan abang ojek ini. Semua yang dilihatnya saat ini berbanding terbalik dengan penjelasan abang ojek ini. Dia bilang bangunan tua? Tapi nyatanya yang dilihatnya adalah sebuah rumah besar yang mewah. Dia bilang penunggunya setan perempuan? Tapi setahu dia, nyatanya penghuni rumah itu Pam, teman barunya.
Pembunuhan? Perampokan? Selama dia tinggal di rumah itu tidak ada tanda-tanda atau bekas pembunuhan dan perampokan. Seperti yang diceritakan abang ojek itu.
Dan satu lagi pertanyaan Sean yang butuh jawaban secepatnya. Apakah Pam itu Pamela? Arwah gentayangan yang kesepian? Memang, jika dilihat Pam seperti mayat hidup, dengan wajah pucat pasi, badan yang selalu dingin, dan... sayatan di lehernya.
Tapi mungkinkah? 'Ah tidak, tidak' Sean segera menepis prasangka buruknya pada Pam.
Pam terlalu baik jika jadi hantu. Jika Pam hantu, mungkin sekarang Sean sudah dibawa ke alam lain, atau mungkin Sean sudah dibunuh untuk menemaninya di sana. Di rumah yang katanya angker tersebut.

Saat Sean tengah berdiskusi dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba angin berhembus sangat kencang menerbangkan daun-daun jatuh di sekitarnya. Tersadar, ternyata dia sendirian.
"Ke mana abang ojek itu?"
Di tengah kebingungannya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.
Saat Sean menoleh, seseorang dengan rambut menutupi wajahnya mengangakat sebilah pisau dan menusukkannya tepat ke arah jantung Sean. "AAAHHH~"
"Kau harus menemaniku." Ucapnya dengan sinis.

Horror Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang