Tiga

82 15 3
                                    

"Namaku Mint, senang bisa berkenalan denganmu!" Suara Mint beberapa desibel lebih besar dari suaranya. Beberapa orang di lantai dasar gedung Iridescent sempat menoleh dengan tatapan benar-benar bingung ke arah Mint. Padahal, tanpa mengucapkan kalimat dengan volume sekeras itu pun, Mint sudah bisa menyedot perhatian banyak orang tanpa dipaksa. Bahkan dia hanya perlu bernapas untuk membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Selain karena cantik, Mint juga memiliki rambut lurus panjang yang diwarnai hijau. Tidak seluruh rambutnya berwarna hijau, tetapi gradasi hijau—dari hitam kehijauan hingga hijau mint—itu benar-benar membuat semua orang berdecak heran. Sama halnya dengan Hye-Young ketika pertama kali melihat gadis itu.

Ketika Hye-Young baru saja tiba di kantor barunya, resepsionis yang bertugas di lobi gedung malah mengantarkan dirinya pada Mint, alih-alih seorang atasan yang bertampang senior atau menyeramkan seperti pikiran Hye-Young.

"Oke, apa kau punya pertanyaan?" tanya Mint ketika Hye-young selesai memperkenalkan diri pada gadis itu. Hye-Young menggeleng pelan.

Yang paling Hye-Young benci ketika berada di lingkungan yang baru adalah ketika dia tidak bisa banyak bicara sebanyak dia bicara di rumah. Hye-Young sendiri kadang tidak percaya, ke mana ocehan yang biasanya dia berikan pada ibunya? Ketika bertemu Mint pagi itu, seolah dirinya menjelma menjadi sosok paling pendiam.

"Santai saja, Hye-Young-ssi. Aku tidak menggigit," canda Mint sambil menepuk lengan Hye-Young pelan.

Di bangku sekolah dulu, hal yang paling dihindari Hye-Young adalah mendapat kelas baru. Dia bisa saja memaklumi kelas baru di tingkat satu, tetapi selanjutnya, yang jadi harapan Hye-Young tiap tahun adalah semoga dia berada di kelas dengan teman-teman yang sama seperti sebelumnya. Hye-Young mungkin bisa terbiasa sepanjang tahun mendengarkan ocehan teman-teman sekelasnya tentang bentuk tubuhnya, mendapatkan blackmail di bawah mejanya dan masih banyak kejadian lainnya. Tetapi mendapatkan penindas yang berbeda setiap tahunnya hanya akan menambah jumlah orang yang mengusiknya di sekolah, dan Hye-Young sama sekali tidak menginginkan itu.

"Aku melihat portofoliomu. Kau mengambil foto dengan baik, kurasa kita akan bekerja sama dengan baik, Hye-Young-ssi. Omong-omong, rok bunga-bunga yang kau kenakan..." Mint menggantungkan kalimatnya. Matanya seakan memindai penampilan Hye-Young dari kepala sampai kaki, membuat Hye-Young menatap rok yang dikenakannya sambil kebingungan.

"Ada masalah dengan rokku, Sunbae?" tanya Hye-Young.

"Besok, tolong jangan gunakan itu lagi ke sini. Kau merusak standard Iridescent. Apa kau tahu makna dari nama perusahaan ini? Sesuatu yang berwarna-warni. Kau tidak sedang bekerja di perusahaan fashion untuk wanita paruh baya, Hye-Young-ssi."

Hye-Young mengangguk pelan kemudian menatap rok bunga selutut yang dikenakannya. Di Milan, tidak ada yang berkomentar ketika dia mengenakan rok tersebut. Tidak karena Hye-Young memadupadankan rok bunganya dengan kaus turtle neck dan jaket kulit keluaran Zara yang berwarna hitam pekat. Menurut Hye-Young, tidak ada masalah dengan rok bunga jika kau memasangkannya dengan atasan modern. Lain cerita jika Hye-Young memasangkan dengan kemeja longgar kotak-kotak seperti yang biasa neneknya kenakan sewaktu beliau masih hidup.

"Kupikir rok bunga ini tidak masalah," gumam Hye-Young pelan. Terselip nada penyesalan dalam kalimatnya, membuat Mint serta-merta merangkul bahu Hye-Young kemudian menepuk-nepuknya pelan.

"Tidak masalah, tidak masalah. Fashion itu masalah selera. Aku tidak bisa memaksakan seleraku menjadi seleramu, Hye-Young-ssi." Sambil memboyong Hye-Young pergi ke studio kecil di samping kantor mereka, Mint berusaha menghiburnya. Gadis itu seolah-olah merasa bersalah terhadap penyesalan yang diutarakan Hye-Young.

PHONE'S REMINISCENCE (Memento Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang