PART IV

62 6 5
                                    

" DEMI APA LO DI TOLONGIN SAMA VERIANO ?!" Heboh Alissa dan Aulia. Pasalnya baru kali ini Veriano terlihat peduli dengan perempuan selain keluarganya.

" demikian hati gue berbunga-bunga " jawab Amanda dengan senyum yang merekah diwajah cantiknya. Pasalnya, kejadian semalam masih terngiang-ngiang dipikirannya.

" curiga gue sama lo, Mand. Lo gak pelet dia kan " Tanya Aulia sembari mengelus dagu dan menyipitkan matanya curiga. Sedetik setelah itu, pukulan keras mendarat di bahu kanannya.

" Gila aja lo! Yakali gue pelet dia, adanya gue kali yang kepelet ama dia "

" Demi apapun jijik banget gue dengernya " Alissa memasang tampang jijik yang dilebih lebihkan.

" Eh, tapi gue masih gak nyangka aja gitu loh. Agak aneh gak sih menurut kalian? " Aulia memberi jeda pendapatnya.

" Bayangin aja gitu, seorang VERIANO REONALDO tiba- tiba mau baik ke si Amanda. Kan patut dipertanyakan " sambungnya lagi.

" Udahlah, bodo amat gue mah ". Amanda mengibaskan tangannya kedepan wajah kedua temannya. Lalu kembali menatap guru yang sedang mengajar mata pelajaran yang ia jamin hampir seluruh orang membencinya.

MATEMATIKA

Terkadang Amanda menyesal, kenapa dulu dia itu mengambil jurusan IPA, gitu loh? Dikit dikit ketemu angka, dikit dikit ngitung ini, ngitung itu. Kalau ngitung besarnya kadar ketampanan Verian, Amanda menjamin pasti ia tidak akan bosan.

" itu bu Marni ngejelasin apaan sih? Gak masuk masuk ke otak gue. Asli deh " Amanda menoleh ke sampingnya, bertanya kepada Aulia.

" Gak salah situ nanya sama gue? " Aulia menjawab sambil menaikkan sebelah alisnya.

" eh iya salah, Alissa! Itu si bu Marni ngejelasin apaan sih ? " Amanda mencolek bahu sahabatnya yang duduk dihadapannya.

" Materi baris dan deret Aritmatika " Jawab Alissa seraya mencatat rumus-rumus Yang ada dipapan tulis. Sedangkan Amanda dan Aulia mengangguk- anggukkan kepala mereka.


💜💜💜💜💜


" MAMAAAA!!!! MANDA SAMA ABANG ABANG UDAH KAMINGGGG !!! " Teriak Amanda begitu menginjakkan kakinya di teras rumah mereka.

" TOAKKK !!! BERISIK TAU GAK?! " Gilbert melotot ke adik perempuan satu satunya tersebut.

" LO PADA KENAPA JADI TERIAK TERIAK SIH?!! " Filbert ikut berteriak seraya melepas sepatu berlogo centang miliknya.

" Kalian pada kenapa sih? Pulang- pulang bukannya salam dulu, malah teriak teriak " Sang mama pun akhirnya turun tangan mendengar teriakkan anak- anaknya yang membahana pemirsa.

Amanda, Filbert, Gilbert hanya nyengir menampakkan gigi putih mereka. Kemudian mencium pipi sang mama dan langsung menuju kamar masing masing.

Lenny hanya memandang anak- anaknya dengan tatapan campur aduk.

" Tuhan, kumohon panjangkanlah umurku. Aku belum siap untuk meninggalkan mereka semua." Lenny berdoa didalam hati.

Setelah selesai berganti baju, Amanda langsung turun menuju dapur. Dilihatnya sang Mama sedang menata makanan di meja makan untuk makan siang.

" Lho? Bik Rara kemana mah?" Amanda bertanya seraya menarik kursi kemudian duduk disana.

" Tadi ijin pulang, anaknya sakit " Jawab Lenny seraya meletakkan piring terakhir dimeja makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mon Amour ( ON HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang