loncat kaya tupai.

1K 55 2
                                    

    Iqbaal terdiam.

   Jessica memang sering seperti ini. Tingkahnya yang seperti anak kecil, dan sangat manja membuat Iqbaal terkadang malu kalau membawa Jessica pada acara yang menyangkut teman-temannya.

Jessica memang sering memeluk dan mengecup pipinya tanpa dia duga, tapi ini untuk kali pertamanya gadis itu mengecup langsung bibirnya. Apa Iqbaal harus marah? Tidak, dia tidak bisa marah dengan gadis ini walaupun dia selalu mengeluh pada siapapun yang membawa gadis ini mendekat padanya, tapi begitu dia sudah berada di dekat Jessica, dia tidak bisa mengelak apapun yang di lakukan gadis ini.

Sementara Iqbaal masih membisu, Jessica langsung menarik tangan Iqbaal dan membawanya turun.
*

   Ini malam sabtu kan, atau yang biasa para remaja sebut itu saturdei neg. Ya, ini memang malam itu, malam dimana kebanyakan para pasangan remaja mengumbar kemesraan di jalan raya, cafe, mall dan tempat terpencil sekalipun. Tapi bagaimana dengan (namakamu) dan Aldi? Mereka berdua tidak terlalu memperdulikan hal yang seperti itu, karena dia otak mereka berdua hanya ada main dan main, dan makan, dan molor, dan main.

Seperti malam ini, Aldi dan (namakamu) berada di atas pohon, pohon yang ada di depan rumah Aldi. Di bawahnya ada kursi tapi kenapa mereka malah duduk di atas pohon? Mungkin ini pertanda kalau tarzan emang ada.

”Al, lo serakah banget sih, sini dong lilinnya lagi,” ucap (namakamu) kesal, karena persediaan lilin semuanya ada sama Aldi. Mereka sedang apa ya?

(namakamu) yang malam itu mengenakan baju rajutan berwarna merah muda seakan mempunyai aura yang berbeda, ini kali pertamanya (namakamu) mengenakan baju merah muda. Dan hanya mengenakan celana jeans pendek. Celana itu (namakamu) sendiri yang potong, tidak, dia melakukannya berdua sama Aldi. (Namakamu) motongnya terlalu pendek, bahkan celana itu tak sampai menutupi lututnya.

”Iya, bentar,” balas Aldi, yang masih fokus sama lilin-lilin yang dia susun di batang pohon.

(Namakamu) berada di batang yang sebelah kanan sementara Aldi yang sebelah kiri. Hampir setiap sabtu malam (malam minggu juga boleh) mereka menghiasi pohon ini dengan lilin-lilin.

Pakaian Aldi tak kalah sederhana dengan (namakamu). Pemuda itu cuma memakai kaos biru dan celana jeans selutut.
Mereka memang masih anak-anak ya?

”Cepetan kek, Al,” gerutu (namakamu), dia kesal karena Aldi terlalu lama memasang lilin-lilin itu.

”Sabar dong, (namakamu). Kalo mau lo ambil sendiri.” Suara Aldi tak kalah kesal.

”Gimana gue mau ambil, yang ada tangan gue kebakar kena lilin lo!” (Namakamu) menatap sebal, batang pohon milik Aldi yang sudah hampir sepenuhnya di terangi oleh lilin-lilin, sementara punya (namakamu) setengah bahkan belum.

”Makanya sabar,”

Aldi kalau lagi fokus emang gitu. Nyebelinnya minta ampun.

”Udah selesai deh.” Senyum mengembang di bibir Aldi, dia memperhatikan hasil kerjanya selama beberapa detik lalu berdecak kagum. Merasa kalau hasilnya sangatlah bagus, lalu dia menoleh ke tempat (namakamu). Aldi langsung tertawa. Wajah (namakamu) yang murung, serta di sekeliling dia hanya di terangi beberapa lilin saja.

”Lama banget!” Begitu Aldi menyerahkan sekotak lilin pada (namakamu), (namakamu) langsung menyambarnya dengan tak sabar.

”Cepetan ya lo masangnya, ntar punya gue keburu mati.”

(Namakamu) mendelik. ”YAELAH! GUE BUKA KOTAKNYA AJA BELUM! SABAR NGAPAH!”

”(Namakamu), ada apa? Kenapa teriak-teriak.”Tiba-tiba terdengar suara Mamanya dari dalam rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desire And Hope - Muhammad AryandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang