Kereta Malam (True Story)

278 18 0
                                    

Lelaki itu mulai berlari tergesa-gesa menuju stasiun. Dengan tas yang ditentengnya ia menuju kasir dan mengucapkan daerah tujuannya. Setelah mendapatkan karcis, ia mulai berlari ke peron untuk menungggu kereta.

"Hari yang melelahkan," ucapnya sambil duduk di kursi yang terbuat dari besi.

Sesekali ia memerhatikan jam di tangannya. Dia mulai panik karena kereta tidak menunjukan wujudnya. Bahkan lelaki itu tidak menyadari bahwa sekarang ia sendirian.

Ia tetap menunggu dalam cemas berharap kereta datang. Ia berteguh pasti kereta terakhir yang akan ia naiki, karena ia telah mendapat tiketnya. Jadi mana mungkin ia ketinggalan kereta.

Ponnng...

Suara yang dinantikan datang. Kelegaan melanda lelaki tua yang tengah bermuka kusut. Ia langsung berdiri dari duduknya menunggu kereta berhenti.

Pintu kereta terbuka. Sangat leluasa ia masuk karena ini sudah sangat malam, bukan?

Tapi sebenarnya bukan itu yang ia pikirkan. Ia berpikir akan betapa leganya jika ia sekarang sudah berada di rumah. Ia akhirnya duduk melepas kepenatan. Dasinya ia longgarkan, memberikan sedikit kebebasan.

Menunggu agak lama, membuatnya mau tidak mau memperhatikan keadaan sekitar. Nampak orang disebelahnya yang sedang membaca koran dan tampak orang yang berada di bangku paling pojok berdekatan dengan pintu penghubung sedang menunduk. Membuat lelaki itu berduga ia sedang tidur.

Namun saat dilihat orang lainnya. Ternyata mereka melakukan hal yang sama dengan orang yang berada di bangku pojok itu. Hanya menunduk sehingga tak memungkinkan melihat wajahnya. Mereka memakai baju seperti biasa tetapi lelaki itu melihat kulit yang sangat putih dan pucat pada tubuh mereka semua. Keheningan terjadi dalam kereta. Tak ingin ambil pusing, ia akhirnya memejamkan mata.

Setelah terbangun, lelaki itu tersadar bahwa tujuannya tidak lama lagi sampai. Dan benar saja beberapa menit kemudian, kereta berhenti. Menimbulkan suara bising di malam yang sepi. Lelaki itupun langsung keluar dari kereta.

Namun yang dilihatnya membuatnya terkejut. Tidak ada satupun dari orang yang menaiki kereta itu turun kecuali dirinya. Di stasiun ini nampak sepi sekali dan lampu-lampu di stasiun juga telah padam. Ia hanya mendapat penerangan dari lampu kereta dan itupun juga sudah berlalu.

Melihat hal yang mengherankan. Ia berlari cepat menuju keluar. Dan melihat seseorang yang ingin mendorong gerbang, tanda pintu akan ditutup.

"Pak,pak. Tunggu dulu," teriak lelaki itu berlari menghampiri.

Seseorang yang ingin menutup pintu itu berpakaian seperti satpam menatap lelaki itu dengan bingung.

"Kenapa udah ditutup aja pak? Keretanya aja baru tiba," ucap lelaki yang tengah kelelahan karna berlari.

"Lah? Bapak gimana? Mana ada kereta jam segini pak," jawab pria yang diduga sebagai satpam disini.

"Emang bapak ga liat? Saya baru aja turun dari kereta yang tadi," ucap lelaki itu sambil menunjuk ke arah dalam.

"Saya ga liat ada kereta pak. Bapak naik kereta darimana? Jam segini kereta sudah berhenti operasi pak," jelas pak satpam.

Mendengar hal itupun lelaki tua ini hanya terdiam. Tak ingin memperdebatkan lebih lama, ia akhirnya pulang. Di perjalanan menuju rumahnya teringat memori saat ia berada dalam kereta itu. Saat semua penumpang hanya diam menunduk kebawah atau mereka menyembunyikan wajah dibalik koran yang dibaca.

Lega saat ia tidak menyadari hal itu di dalam kereta. Jika tidak, maka ia tidak akan tahu masih akan berakhir di dunia ini atau dibawa ke alam yang hanya mereka yang tahu.

•••

Ni cerita kayanya udah biasa banget ya. Berhubung memang tidak banyak hal menyeramkan jadi ya seperti ini. Jadi stasiun manakah itu? (Tidak akan diberitahukan untuk menjaga kenyamanan serta privasi tempat tsb.) Dan dimana keretanya? Trus orangnya masih ada yang baca koran ga? Eh bukan orang kayanya arwah.

Masih misterius dan hanya orang beruntung yang mendapatkannya.

Dukungan, saran dan kritik akan diterima dengan tangan lebar. Terima kasih.

Aur

Mistery In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang