Six

3.5K 138 0
                                    


Saat perjalanan,sesekali Al menggoda ku dengan acara rem mendadak,menggelitiki pinggangku, nyanyi-nyanyi tidak jelas, kadang juga memacu sepedanya dengan kecepatan yang lumayan cepat.

Jika sudah begini, aku pasti langsung memeluk Al sambil memejamkan mata sedangkan Al hanya tersenyum kecil dan menambah laju sepedanya.

Saat angin dingin menerpa wajahku, aku hanya bisa memejamkan mata sambil tersenyum.Tampak di samping kanan kiri ku adalah jurang-jurang yang curam. Aku hanya mengingatkan Al untuk berhati-hati. Jalan ini menanjak,berkelok,dan menurun layaknya jalan ke pegunungan dan aku sudah bisa menebak kalau Al akan membawa ku ke puncak gunung.

Dalam perjalanan menuju ke gunung, aku hanya bisa melihat beberapa kendaraan yang berlalu-lalang.Menemui mobil pun jarang. Saat hampir tertidur, Al menghentikan laju sepedanya. Aku lalu mengangkat tubuh ku yang menempel pada punggung Al dan melepas helm ku.

"Lhoo...Al,ngapain kita berhenti?"

"Kita udah sampai tuan putri Ve..."
"ihhh...apaan sih Al..."
Aku lalu memukul bahu Al dengan agak keras dan ia hanya bisa meringis kesakitan. Aku lalu tertawa cekikikan melihatnya yang kesakitan.

Salah sendiri godain aku mulu dari tadi huuuu.......Aku dan Al lalu berjalan ke atas gunung. Al takut jika harus membawa ku ke atas gunung dengan membawa motor ninja nya karena jalanan ke puncak gunung itu sempit dan kadang licin. Sesekali aku dan Al bercanda dalam perjalanan. Saat telah sampai di puncak gunung, aku langsung merentangkan tangan ku menyambut angin yang menerpa tubuhku.
"Al....."

"Hmmmm."

"Kita ngapain disini ? masa kita cuma nikmatin angin doank."
"Kamu....sekarang berdiri terus teriak sekeras-kerasnya."
"Hahh.....gila apa? Enggak ah."
"Lhoooo...........coba aja dulu nanti kamu akan ketagihan."
"Ok...ok...sekarang contohin dulu gimana caranya."
Al lalu bangkit dari duduknya. Ia lalu berdiri sejajar dengan ku lalu berteriak dengan keras di sampingku sambil merentangkan tangan dan memejamkan mata. Setelah dirasa puas, ia kemudian menoleh padaku dan menyuruhku untuk melakukan hal yang sama dengannya. Ok....aku akan lakuakn dan aku langsung berteriak dengan lantang dan keras.
"Akuuuuu....benciiiiiiii......samaaaaaa Stefffffff............"
"Nahh...itu..bisa. Gimana rasanya?"
"Hmm..rasanya enak banget Al. Aku puas banget. Oh iya, aku boleh nggak?"
"Boleh apaan?"
"Emm boleh nganggep kamu kakak ku?"
"Hahahahha...iya..kamu boleh nganggep aku apa aja. Bahkan nganggep pacar pun nggak apa-apa."

Aku hanya melotot ganas pada Al dan Al menyambutnya dengan cengiran dan usapan pada tengkuknya.Entah bagaimana tiba-tiba aku bisa berteriak dengan keras seperti tadi. Aku lalu menoleh ke samping dan kudapati Al sedang tersenyum menoleh pada ku. Aku langsung memeluk erat Al dan membisikkan kata terima kasih padanya sambil menikmati terpaan angin. Saat kami tengah berpelukan,tiba-tiba aku mendengar suara Steff muncul dari sampingku.

"Heyyy...Ve. Apa kabar ?"
Steff muncul dengan muka yang menampakkan senyum sinisnya. Aku dapat melihat bahwa Steff habis saja mabuk. Namun,mengapa ia tiba-tiba bisa ada disini? Darimana ia tahu bahwa aku ada disini. Saat sedang berpikir dan terus memandangnya, Steff semakin mendekat ke arahku dan aku terus saja mundur-mundur ke belakang menuju ke bibir jurang.

Langsung saja dari belakang, Al langsung menarik baju Steff dan langsung menjauhkannya dari aku. Melihat kesempatan bagus itu,aku langsung berlari ke belakang Al.

"Ve....sini kamuuu sayanggggg...."
Melihat aksi itu,aku hanya bisa menatapnya dengan jijik dan berlindung di balik punggung Al.
"Steff...mending loe pulang aja sebelum gue tonjok muka loe itu."
"Al...Al. Sudahlah.....loe aja yang pulang ya....Ve biar sama gue disini ya kan Ve."
Saat seperti itu, Al langsung mendorong tubuh Steff yang sempoyongan ke belakang, Al menarik lengan ku untuk segera berlari dan meninggalkan tempat itu.

Saat sudah berada di pinggir jalan yang sepi, tampak sepeda motor Steff dan sepeda motor Al tengah terparkir dengan manisnya. Langsung saja Al menyerahkan helm pada ku dan langsung tancap gas menuju ke kota kembali. Saat telah sampai di kota, Al mengajak ku makan di restorant seafood kesukaan ku. Aku memesan mie jawa seafood dengan jus alpukat sementara Al memesan nasi goreng seafood dan jus sirsak. Kami lalu makan dengan tawa dan melupakan kejadian saat di gunung tadi.Namun,satu pertanyaan terbesit dalam otakku.
"Heyy...Al,kenapa ya kok tadi Steff bisa muncul dengan tiba-tiba ?"
"Lhoo....kan di sekitar gunung itu ada discotic Ve.Masa kamu gak tau sih?"
"Enggak tuh. Aku gak tahu. Pasti discoticnya baru dibuka ya. Soalnya kan selama ini belum pernah ada yang namanya discotic di daerah pegunungan."
"Iya discotic itu baru dibuka sekitar dua minggu yang lalu Ve."
"Ngomong-ngomong,kenapa ya kok ada discotic di daerah gunung?"
"Gak tau. Mungkin kalo mabuk biar cepet mati. Tinggal langsung masuk jurang aja hahahahahha."
Mau gak mau, aku jadi ikut tertawa dengan lelucon Al. Setelah makan aku dan Al menuju ke rumah ku di jalan Hayam Wuruk. Saat sampai di rumah,aku mengetuk pintu rumah dengan langkah gontai dan tidak bersemangat. Aku masih sebal dengan Steff. Ternyata dia itu mabuk. Helloooo...mabuk brahhh...mabuk.

Aku sangat benci sekali dengan orang yang mabuk. Sementara aku langsung menjatuhkan diriku diatas sofa, Al memandangiku dengan langkah prihatin sambil berdiri disampingku dengan memainkan jemarinya. Melihat tingkahnya yang seperti anak kecil, aku langsung tertawa geli sambil menyuruhnya untuk duduk.

"Al,ngapain sih berdiri disitu, sini lhoo...duduk."
"Oh....heheheh iya Ve."
Saat aku sedang menonton film bersama Al,suara mobil milik mom terdengar. Aku langsung berlari menuju pintu dan membukakan pintu untuk mom. Tampak mom terlihat senyum lalau beliau merentangkan tangannya aku pun lantas menyambutnya dengan sennag hati. Mom lalu masuk kedalam rumah. Saat sedang masuk tampak Al sudah berdiri dari sofa sambil tersenyum. "Halloo....tante,saya temannya Ve. Nama saya Al tante."
"Ohh...temannya Ve ya...iya salam kenal juga Al. Al sudah makan ?"
"Sudah tante,tadi dijalan bareng sama Ve."
"Oh...ya udah tante ke atas dulu ya. Nikmati rumah ini kayak rumahmu sendiri ya Al."
"Iya tante makasih."
"Ok"

Mom lalu agak berlari kecil diatas tangga yang menuju ke kamarnya. Balutan baju kerja berwarna hitam memperlihatkan bentuk tubuhnya yang indah.
"Kamu pasti bangga ya Ve, punya mama kayak mom."
"Iya Al. Aku bangga banget sama mom."
"Sayang ibuku udah gak ada Ve."
Mendengar kata ibuku udah gak ada,sontak membuat aku menoleh dengan tatapan bertanya pada Al.
"Ibu mu udah meninggal gitu maksud mu?"
"Hemmm...Jadi ceritanya gini lhoo ve, Ibuku adalah seorang wanita karir,begitupun dengan ayahku yang seorang pemilik perusahaan batu bara. Saat itu, kami tengah pulang dari Medan, cuaca hujan saat itu sangat deras, ayahku tak bisa mengendalikan kemudi mobil karena pandangan beliau tertutup oleh derasnya air hujan. Saat itu usia ku baru 13 tahun dan kakak ku berusia 22 tahun dan sedang berkuliah. Aku masih ingat betul saat kak Leo memeluk ku yang tengah tertidur pulas. Saat aku tengah membuka mata, aku telah berada dalam ruangan putih. Yapp....dan aku mendengar bahwa kedua ortu ku telah tiada. Saat itu seminggu berturut-turut aku manngis tiada henti hingga kak Leo bingung dengan sikapku. Untung saja sebelum ayah ku meninggal, seluruh asset perusahaan telah diberikan pada kak Leo dan seluruh aset rumah adalah milik ku. Sedangkan tabungan ibu dan ayah ku berjumlah 250 juta yang nantinya akan dibagi dua. Jadi dalam atm ku dan kak Fajar adalah uang almarhum mama dan ayahku. Jadi gitu Ve."

Selesai mendengar cerita Al, air mata ku sudah berlinang dan turun dengan deras, padahal yang punya cerita kan Al. Melihat aku menangis Al malah tertawa dan tak menenangkanku sama sekali.  Huh....si Al sial banget emank.Padahal kan yang tertimpa musibah keluarganya. Seharusnya dia nangis pas dia cerita kayak gini. Ok...aku akui bahwa aku emank cewek cengeng. Puas......heheheheheheh. Tertawalah sesukamu.....

My tomboy SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang