Five

4.3K 167 0
                                    

bukannya itu....bukannya itu Ica ya.....Aku lalu sedikit mengucek mata ku dan memajukan tubuhku beberapa sentimeter untuk menajamkan pandanganku dan ternyata benar. Itu adalah Ica. Seketika tubuhku langsung lemas. Tulangku serasa lepas dan terbang melayang entah kemana. Bagaimana mungkin ia bisa dengan Ica ? Padahal tadi pagi Steff sempat membelaku waktu aku diejek oleh genknya Ica. Tapi sekarang?????Kenapa mereka serasi sekali?

Namun,aku biarkan saja mereka dan aku berusaha sekuat tenaga agar air mata ini tak jatuh menetes di kantin ini. Kantin tempat berkumpulnya semua murid. Mau ditaruh mana mukaku nantinya ? Tanpa aku sadari Al ternyata sudah disampingku dan bertanya padaku

"Veee...hellooo...are you okay ?"
"Ohhh...ehanu iya-iya aku baik-baik saja kok Al."
"Kamu lagi lihatin apa sih Ve ?"
Ku lihat Al yang celingak-celinguk sambil mengunyah pentol yang ada di dalam mulutnya. Saat tatapannya tertuju pada orang lelakiyang ia kenal. Ia langsung menghentikan kunyahannya dan melihat ke arahku dengan tatapan yang bingung sementara aku sudah bergelimang dengan air mata yang membanjiri wajah ku sejak tadi.

Aku selalu berusaha untuk mengusap,mengusap,dan mengusap air mata dengan punggung tanganku namun, air mata ini selalu berdesakan ingin keluar. Aku hanya bisa pasrah dan tetap berusaha menyeka air mata ini. Saat melihat aku menangis, Al langsung membanting garpu yang ia gunakan untuk makan bakso tadi dan langsung menuju ke arah Steff dan Ica. Aku hanya bisa diam ditempatku duduk sekarang ini dengan air mata yang terus mengalir.

Aku dapat melihat bahwa Al menonjok muka Steff. Aku biarkan saja dan tak berpihak pada Steff. Aku sangat sedih dan kerumunan anak mengerubungi bangku Al dan Steff. Hanya aku saja yang tidak mengerubunginya. Lalu,aku berniat mengerubunginya hanya untuk mengatakan putus pada Steff.

Aku kemudian melangkahkan kaki ku menuju meja steff dengan air mata yang berlinang.
"Heyyy...Steff terimakasih sudah mengisi sebagian hatiku. Dan ternyata kamu itu lelaki brengsek ya Steff. Ok.....semoga bahagia dengan Ica dan kita PUTUS."
"Ve...ini nggak seperti yang kamu lihat...Veeeeee!!!!!!!!!!!"

Aku lalu pergi meninggalkan Steff dan berlari menuju kelas ku. Terdengar suara Al yang memanggilku,namun tak kuhiraukan. Aku terus berlari dan berlari. Hatiku serasa terkoyak dan sakit sekali. Tega-teganya Steff mempermainkanku dan malah berpacaran denganmusuh bebuyutanku. Aku lalu duduk di kelas. Ella yang melihat kehadiranku dengan mata sembab langsung bertanya padaku dengan suara lembut dan menenangkan seperti seorang ibu.

"Ve,kamu kenapa ? Kalau kamu belum siap untuk bercerita tenangkan hati mu dan kalau sudah siap kamu bisa cerita padaku."
"Aku siap ketika pulang sekolah nanti La."
"Ok fine gapapa. Nanti aku akan ke rumahmu saja gapapa kan ?"
"Iya,lebih baik aku bercerita di rumah saja."
"Ehemmmmm........Senyum donk Ve, lupakan sejenak masalahmu dan nanti kalao pelajaran pak Surya nanti, kita kerjain beliau yukk..."

Ella adalah sahabat yang paling TOP buatku. Thanks ya El....

Tampak Al yang ngos-ngosan mengejarku dan ia ada di ambang pintu. Ella lalu menghampirinya dan menjelaskan bahwa aku masih ingin sendiri. Al mengangguk dan meninggalkanku.
Di sisi lain Ella bisa menjadi seorang Ibu bagiku, bisa menjadi kakak bagiku dan bisa menjadi teman yang gila buatku. Lalu, bel tanda masuk berbunyi dan kami pun mulai duduk dengan tenang menanti kedatangan pak Surya. Tak lama kemudian, pak Surya datang sambil membawa selembar kertas.

"Anak-anak,hari ini jam saya kosong. Ada rapat mendadak yang harus saya dan para guru lainnya hadiri. Jadi,saya akanmemberikan soal pada kalian sekarang. Beberapa jam lagi kalian akan dipulangkan."
Serentak para murid menjawab hore dengan sennag hati. Melihat tingkah para murid,pak Surya hanya bisa tersenyum sambil meninggalkan kelas kami. Ketua kelas kami langsung maju kedepan dan memotret soal yang ada di meja guru depan. Ia langsung men-share foto tadi di grup kami. Saat kami tengahmengerjakan soal,tiba-tiba bel berbunyi dengan kerasnya, kami langsung mengemasi barang kami dan keluar kelas. Saat aku keluar kelas, ternyata Al sudah menungguku.

My tomboy SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang